Jangan lupa di Komen yah part ini, biar Shin semangat nulisnya. Kalo ada typo, mohon diingetin
๐๐๐
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
๐Teruntuk kamu, terima kasih sudah menjadi pelangi dihariku. Kamu membuat setiap hari berwarna. Ku harap, aku tak akan pernah memudarkan warna yang telah kau torehkan๐
Caption di salah satu foto yang di update Gior beberapa jam yang lalu. Kianna tersenyum masam saat membacanya. Tentu saja caption bak gulali itu ditujukan pada sang kekasih hatinya, Nada.
Gadis itu mencebikan bibir ketika ingat permintaan Nada. Bisa-bisanya kakak kelasnya itu meminta agar curhatannya dibuatkan cerpen.
"Kenapa sih tiba-tiba Kak Nada minta aku nulisin dia cerpen gitu. Mana ceritanya mirip lagi, dengan khayalan aku kemarin. Kan bete," gerutu Kia di atas kasurnya.
Bisa-bisanya ngelamun sampe setinggi itu, jadian sama Kak Gior. Astaga, Kia ... Kia!
Kianna berguling ke kanan ke kiri. Seketika ia teringat akan ucapan ambigu Gior yang cukup mengganggu pikirannya.
"Ngapain Kak Bambang kalo mau ngomongi rambutku harus lewat Kak Gior? Biasanya juga Kak Bambang teriak-teriak kayak tarzan kalo mau ngomong apapun,"
"Hmm ... Apa itu tadi cuma akal-akalan Kak Gior, karena pengen liat rambut aku diiket? Tapi mana mungkin?"
"Arrrgh ... tau ah, gelap!" Kianna menelungkupkan wajahnya di atas bantal.
Gadis itu memilih untuk tidur dibanding memikirkan segala kemungkinan yang menyebabkan halusinasinya semakin menjadi-jadi tidak terkontrol.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Saat bangun pagi, benda pertama yang Kianna cari adalah ponsel. Sudah jelas, ia adalah seorang jomlo tulen, tentu hanya SMS operator dan notifikasi Line promosi yang mampir meramaikan isi ponselnya. Bukan chat sapaan sayang dari pacar. Ngimpi banget!
Namun, meskipun berkali-kali mendapatkan kenyataan seperti itu tak membuat Kianna patah semangat.
Tapi berbeda dengan pagi ini, ada sebuah notifikasi di Direct Message Instagramnya. Nama Giorgio tertera di sana.
Sontak saja Kianna duduk tegap, sambil mengucek matanya berkali-kali untuk memastikan dia tidak salah baca.
Setelah memastikan itu memang username akun instagram Gior, dengan tangan gemetaran dan jantung bergemuruh dig dag dig dug, Kianna membuka dan membaca isi DM itu dengan seksama dan dalam tempo yang lambat.
GiorgioFd :
Yesterday, 22.17 PM
Bocah, udah tidur belom?
Kianna! Sudah tidur yah?
Dicariin Bambang ๐
Today, 03.07 AM
Nyuekin orang ganteng, dosa!
Bisa masuk neraka!
Neraka jahanam ๐ป
Kianna, inget pesan Bambang kemarin yah!
Kianna KEBO ๐
Kianna melotot membaca isi DM yang dikirimkan oleh Gior padanya. Jam 10 malam dan jam 3 subuh. Chat unfaedah yang dikirimkan oleh Gior. Apa mungkin akun Gior sedang dibajak salah satu temannya atau Gior melakukan prank lagi padanya.
Kenapa Gior mendadak mengiriminya DM dan selalu membawa nama Bambang di dalamnya. Dengan perasaan linglung, Kianna memilih menutup laman akun instagramnya dan mengabaikan chat tersebut, cewek itu memilih untuk bersiap ke sekolah.
Berkali-kali Kianna mematut wajahnya dari pantulan cermin di depannya. Apakah ia harus menguncir rambutnya mengikuti permintaan Bambang yang diucapkan oleh Gior.
"Sebenarnya yang pengen rambut aku dikuncir itu Kak Gior apa Kak Bambang sih? Kalo nanti aku kuncir, trus kak Bambang seneng, dia baper lagi. Tapi kalo ternyata cuma alasan kak Gior aja make tameng nama Kak Bambang, apa artinya kak Gior seneng juga yah? Kenapa ucapanku keliatannya ribet dan rumit sih?" gumam Kianna.
"Ish, apaan sih, Ki. Masa mau mengkhaya lagi. Masih pagi ini," Kianna bermonolog.
Setelah memikirkan panjang lebar, Kianna akhirnya memutuskan untuk mengkuncir rambutnya. Ini merupakan kali pertama ia lakukan di sekolah. Biasanya ia lebih memilih menggerai rambut panjangnya dengan poni menutupi dahinya.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Ya ampun, Kia!" pekik Andara yang bertemu Kianna di gerbang depan sekolah.
Akibat terlalu lama bercermin dan menata rambutnya, Kianna datang ke sekolah lebih siang dari biasanya dan juga ia tidak sempat meletakkan post it di meja Gior seperti biasanya.
Mata Kianna menatap kedatangan Kak Bambang. Cowok itu tampak seperti biasa, ceria dan selalu ramah serta senang menggoda cewek. Kianna berjalan di depannya tak luput jadi bahan godaannya.
"Aih ... Aih ...., kirain anak baru dari mana. Eh, gak taunya, dedek gemes kelas sebelas toh. Tumben rambutnya dikuncir gak digerai?" kata Bambang berjalan di samping Kianna dan Andara.
Kianna bingung mendengar ucapan itu keluar dari mulut Bambang, bukankah cowok itu yang meminta Kianna seperti ini. Biarpun Kianna tidak menyukai Bambang, tapi bukankah menyenangkan orang lain juga termasuk pahalakan.
"Iya. Kianna beda banget ya, Kak Bam. Aku juga heran dia kuncir rambutnya hari ini. Dalam rangka apaan!" timpal Andara.
"Yoi, degem unyu-unyu!" jawab Bambang.
Kianna menggeleng lalu melanjutkan jalannya menuju koridor mengabaikan ucapan Bambang dan Andara di belakangnya.
"Degem Dara, nanti siang pulang sama siapa?" tanya Kak Bambang.
Telinga Kianna masih berfungsi dengan baik, jadi pertanyaan Bambang pada Andara di belakangnya terdengar jelas.
"Sendirilah, kan jomlo!" jawab Andara santai.
"Pulang nanti barengan aja gimana?" Bambang memberikan tawaran membuat Kianna berhenti berjalan dan menoleh menatap keduanya bergantian.
'Katanya Kak Bambang naksir aku. Tapi kenapa yang diajak pulang bareng malah Andara?' batin Kianna.
"Kak Bambang mau anterin Dara pulang? Gratis? Serius? Ya udah, okay!" jawab Andara tanpa sungkan.
Kianna menggenggam tali tasnya erat-erat dan melanjutkan jalannya. Kepalanya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan aneh. Apa yang sebenarnya terjadi?
Di depannya, di jalan menuju tangga tepat di depan kelas Giorgio. Cowok itu berdiri menyandar di salah satu pilar yang ada di sana sambil menatap ponselnya. Lagi-lagi, Kianna harus mengambil napas lebih banyak dan mengembuskan perlahan. Menormalkan detak jantungnya yang kini berdentum-dentum keras. Reaksi seperti biasa ketika akan berdekatan dengan Gior.
Kianna menunduk, berpura-pura tidak melihat keberadaan Gior di sana.Namun, harapan tinggal harapan ketika Gior memanggilnya.
"Ternyata nurut banget apa maunya Bambang," sindir Gior.
Kianna berhenti dan memberanikan diri menatap Gior yang arah pandangnya masih sibuk dilayar ponselnya.
"Setelah Lutfi, tenyata lo naksir Bambang juga," ucap Gior lagi tanpa mengalihkan pandangannya pada ponsel.
"Menyenangkan hati orang lain termasuk kebaikan. Kebaikan juga salah satu ibadah. Anggap aja, Kia lagi nyari pahala bikin orang lain seneng," jawaban Kianna membuat Gior mendongak.
Gior menatap lurus ke Kianna, untung saja Kianna termasuk manusia yang pandai mengontrol diri sehingga ia tidak begitu menunjukkan kegugupannya saat ditatap intens cowok idamannya.
"Kenapa gak bales DM gue?" tanya Gior.
Kianna menggenggam erat tali tasnya, gugup.
"Sudah tidur. Subuh belum bangun jam segitu, Kak," jawab Kianna.
"Ya udah,"
Kianna mengerenyitkan dahinya bingung. Gior memiliki berapa banyak kepribadian sebenarnya. Cara menulis di Instagram dan bertemu langsung sangat amat berbeda.
"Kia pamit ke kelas dulu kak, permisi," Kianna membalikkan tubuh dan kakinya sudah bersiap naik ke anak tangga pertama terpaksa harus berhenti ketika mendengar ucapan Gior.
"Lo cantik hari ini. Gue suka," ucap Gior.
Kianna diam, kalimat prank dari Gior padanya ketika kalah taruhan dengan Bambang. Kianna tidak mau baper. Ia menggeleng pelan, dan sedikit berlari menaiki anak tangga agar cepat sampai di kelasnya.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Ki, kak Bambang itu ternyata asyik buat diajak cerita loh," curhat Andara.
Kianna yang tengah mencari keberadaan ponselnya mendadak menoleh pada Andara.
"Kamu naksir?" tanya Kianna singkat.
Andara memilin rambutnya, pipinya merona merah jambu, ia bertingkah salah tingkah. "Yah, apa salahnya buka hati buat cowok baru," Kianna menggeleng pelan mendengar jawaban itu.
"Aku mau ke perpustakaan. Kamu mau ikut gak?" ajak Kianna.
"Ogah ah kalo ke perpustakaan. Aku nanti ke kantin aja. Yuk, turun," Andara begitu semangat hari ini, mungkin efek jatuh cinta membuat ceria hari-harinya.
Kianna menggenggam dua buku tebal hasil pinjamannya di perpustakaan. Mereka berdua turun dan berpisah di koridor dekat UKS.
"Nanti chat aja yah kalo mau balik ke kelas," kata Andara dan Kianna mengangguk.
Kianna memilih mengambil buku baru untuk ia baca setelah mengembalikan buku lamanya. Tak lama, ia membuka ponselnya, mencari informasi updatean terbaru di Instagram dan juga melihat notifikasi apa saja yang muncul di akun tulis baca onlinenya.
GiorgioFd :
Kosong! Sepi! Yang ngasih post it buat gue tiap hari sudah bosen kali yah? Padahal gue butuh semangat hari ini ๐
Snapgram dibuat Gior 4 jam yang lalu yang artinya sebelum mereka masuk kelas alias pagi tadi. Kianna merasa tak enak hati, akibat terlalu lama berkaca dan menguncir rambutnya, ia jadi kesiangan dan tidak sempat menempelkan post it ke laci meja Gior.
'Jadi kak Gior nunggui post it yang aku kasih yah? Dia suka sama post it nya bukan sama yang kasih post it. Jangan baper, Ki.' batin Kianna.
Seketika Kianna berjengkit kaget saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Elo ini, gue cariin kemana-mana ternyata di sini, Ki," tegur Nada ramah.
'Ya salam. Kianna lupa ucapan Nada kemarin!'
"Dasar kutu buku jadi kerjaannya ngadem di perpustakaan mulu," gerutu Nada yang terlihat imut dimata Kianna.
Kianna hanya tersenyum simpul.
"By the way! Lo beda hari ini. Keliatan cantik kalo diiket gini. Lo tuh harus sering-sering ganti style rambut. Lo tuh cantik, tapi ketutup sama sikap lo yang pendiem macem patung gini. Cowok mau deketin juga jadinya bingung sama sikap lo," ucap Nada sambil membenahi rambut-rambut kecil yang berada disekitaran pundak Kianna.
Kianna hanya diam mendengarkan ucapan Nada. Ternyata dugaannya jika Nada merupakan gadis manis yang kalem lembut tidak cerewet adalah salah.
"Oh yah. Ini notebook-nya. Lo tulis di situ aja yah. Lo tulis pas lo punya waktu luang aja. Gak perlu panjang- panjang asal pas diinti ceritanya," Nada menyodorkan sebuah buku kecil berwarna pink dengan sampul bertuliskan nama Nada.
Dengan ragu, Kianna menanyakan hal yang mungkin privasi untuk Nada.
"Ini cerita real life-nya kak Nada? Maaf kalo Kia lancang nanya begini," kata Kianna gugup.
Nada mengangguk tegas, tidak ada sorot mata yang penuh kesedihan.
"Bikin di situ nama pacar gue Gio. Nama cowok yang gue taksir itu Agam," Mendengar ucapan Nada, Kianna sontak terkejut.
"Lo kaget? Ha-ha-ha... Woles! Gue sama Gior emang gak pacaran. Kita itu ngejalani fake relationship demi ngejer target yang kita sukai masing-masing. Gue nganggep Gior itu kakak malahan. Lagian, Agam juga sekarang udah mulai deket sama gue. Jadi, gue mau akhiri drama ala-ala ini dengan Gior," jelas Nada.
"Gior available loh. Kalo lo mau, ntar gue comblangi sama dia. Lagian gue rasa lo berdua cocok tuh. Lo bisa ngimbangi dia yang cerewet banget macem cewek. Eh, tapi ini rahasia kita aja loh sekarang," ucap Nada dengan ceria.
Jantung Kianna berdegup kencang mendengar dengan seksama ucapan Nada barusan. Nada secara blak-blakan menceritakan rahasianya pada Kianna, yang tak lain adalah penganggum rahasia Gior.
"Siniin hape lo. Lo udah follow akun instagram gue belom? Gue sering ngesnapgram mukanya Agam di sana, ntar lo liat aja. Biar lo punya gambaran gimana si Agam itu. Sekalian ini, gue udah masukin no hape gue. Kalo ada apa-apa, chat gue aja yah ke Line atau Whatsapp. Berhubung hape gue lagi di kelas, jadi gue belom bisa follback lo," Kianna hanya mendengar semua ucapan yang dilontarkan Nada padanya dan menanggapinya dengan anggukan.
"Ya udah. Gue ke kantin dulu. Kalo udah kelar, hubungi gue aja yah. Woles , ga usah buru-buru. Bye, Kia." Akhirnya Nada pamit meninggalkan Kianna sendirian.
Sungguh, semua ucapan Nada nyaris sama seperti lamunannya waktu itu, hanya saja dibeberapa bagian yang berbeda.
'Pengen berharap lebih takut kecewa. Tapi kalo gak berharap, mimpi gak akan pernah terwujud,' batin Kianna
GiorgioFd :
Today, 10.03 AM
Bocah, gue bete! Kasih semangat kek
Mata Kianna seakan mau lepas melihat isi DM yang baru saja dikirimkan oleh Gior padanya. Demi apapun, ia sangat mati penasaran apa maksud dibalik chat-chat absurd Gior padanya.
'Selain ganteng, pinter, baik, ramah, ternyata Kak Gior juga Absurd dan sok misterius. Apa sih maunya? Bikin Kia kegeeran lagi? Ujungnya prank kayak kemarin? Kalo emang suka, kenapa main kodenya gini banget. Bikin susah mecahinya,' batin Kianna.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ