Jangan lupa Komen, Vote, plus kasih review yah!! Kalo berbaik hati boleh di share ke temen-temen yang butuh bacaan ringan kayak kapas ini
😂😂😂
Happy Reading ya gengs
Lope yuuhh
🌸🌸🌸🌸🌸
Demi apapun, Gior sudah berhasil membuat Kianna GR setengah mati. Pria itu melakukan prank karena kalah dalam bermain games bersama Gior's Squad. Dengan konyolnya, Bambang memintanya untuk memberikan prank pada Kianna. Adik kelasnya yang cukup tertutup dan terbilang irit bicara itu.
Mau tak mau, Gior melakukan apa yang diperintahkan Bambang padanya demi memenuhi persyaratan kalah taruhan itu.
Kianna begitu kesal dan menahan malu disaat yang bersamaan. Untung saja, ia tidak mengucapkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan Gior yang ternyata hanya prank.
Di hadapan Kianna, Andara tidak bisa menahan tawanya ketika mengetahui jika itu hanya prank semata yang dilakukan Gior pada sahabatnya. Meskipun sempat terlintas, jika Gior memang memuji Kianna.
"Sumpah ya, Ki, aku pikir Kak Gior tadi beneran mau muji kamu. Aku sudah baper setengah hidup dan ternyata cuma prank dari Kak Bambang." ucap Andara saat mereka berdua tengah menuju ke kelas.
"Aku pikir, Kak Gior senekat itu muji cewek lain di depan pacarnya sendiri. Demi apapun, kalo aku jadi kamu, mungkin udah jatuh pingsan sangking deg-degannya. Sayangnya yang di prank itu, manusia lempeng macem kamu begini. Ya gak bereaksi apapun jadinya," oceh Andara.
Kianna sibuk dengan pikirannya sendiri. Ada rasa senang sekaligus kesal yang gadis itu rasakan.
Kianna juga sempat berpikiran hal yang sama dengan yang diucapkan Andara, tidak mungkin Gior mau memuji cewek lain, yang jelas-jelas pacarnya ada di sana juga.
Gior tipikal cowok yang setia, Kianna tahu itu. Gior tidak pernah berlebihan bermain-main dengan cewek lain yang bukan satu kelas dengannya apalagi dengan adik kelasnya yang banyak secara terang-terangan mengaku suka dengan cowok tampan itu.
Tapi Gior tetap bersikap biasa dan santai menghadapinya. Itu yang membuat Kianna berpikir jika Gior begitu menjaga hati Nada, pacarnya.
🌸🌸🌸🌸🌸
Hari-hari berganti begitu saja. Tidak ada hal spesial yang terjadi antara Kianna dan Gior. Keduanya sama-sama menjalani hari seperti biasa. Kianna tetap dengan kebiasaannya memberikan post it di meja Gior tanpa seorang pun tahu dan masih menulis lanjutan kisah cinta diam-diamnya di platform tulis baca online.
Sedangkan Gior, masih tetap bermain basket dan menjalani hubungan yang kian harmonis dengan Nada, meskipun tidak berlebihan seperti pasangan jaman now lainnya.
Lutfi, kakak kelas Kianna yang beberapa waktu lalu berusaha keras mendekati Kianna, kini mundur perlahan dan sedang membuka hati untuk adik kelas Kianna yang lainnya yang bernama Khalilah.
Terlalu sulit bagi Lutfi untuk mendobrak pintu hati Kianna yang makin kesini makin tertutup rapat. Kianna pun tidak berusaha untuk membuka hatinya pada Lutfi karena memang Kianna tidak menyukai Lutfi. Ia tidak mau menjalani hubungan hanya karena rasa iba atau kasihan semata.
🌸🌸🌸🌸🌸
Suasana bising di dalam kelas membuat Kianna tidak betah. Ia lebih suka, suasana yang tenang dan tentunya sepi. Akhir-akhir ini, sekolahnya sering mengadakan rapat guru yang membuat semua pelajar sekolah itu merasakan kelas kosong.
Bahagia bukan main, untuk siswa yang malas atau jenuh dalam belajar. Kalau Kianna sendiri, ia senang-senang saja, mau belajar atau tidak. Seperti halnya saat ini, Kianna tengah bersiap membawa seluruh peralatan bersembunyinya.
Earphone, Novel dan Handphone. Kianna memilih untuk menyendiri di markasnya, taman belakang di kursi bawah pohon. Ide tengah mengalir deras di kepalanya, hanya saja tinggal ia tuangkan ke lembar putih di aplikasi WebNovel.
"Mau kemana, Ki?" tanya Andara.
"Perpustakaan," bohong Kianna.
Andara merebahkan kembali kepalanya ke atas meja.
"Kirain ke kantin. Gak minat kalo ke perpustakaan. Yang ada aku dicuekin sama kamu," ucap Andara dan Kianna segera pergi dari hadapan sahabatnya itu.
Markasnya ini jarang sekali di datangi oleh siswa siswi. Untuk itu, Kianna suka di sana karena hening.
Saat tengah asyik menulis, sayup-sayup Kianna mendengar suara orang berbincang tak jauh darinya. Suara yang begitu Kianna kenal.
"Gi, sampe kapan kita kayak gini?"
Pertanyaan yang terlontar itu membuat Kianna menoleh untuk memastikan jika telinga dan tingkat kepekaannya masih begitu tinggi. Giorgio dan Nada, tebakan Kianna benar.
Keduanya duduk bersisian, Gior fokus dengan ponsel di tangannya entah sedang melakukan apa. Sedangkan Nada sedang memilin-milin saputangan yang dipegangnya.
"Gior, sampe kapan kita kayak gini?" Nada mengulang pertanyaannya yang sempat diajukannya tadi.
"Giorgio Fernandes! Lo denger ga sih gue ngomong?" bentak Nada pada Gior yang terlihat tak acuh atas pertanyaan Nada.
Kianna sempat tersentak ketika mendengar Nada dan Gior tidak memanggil Aku Kamu seperti biasanya, melainkan Lo Gue. Dan lagi pula, sepengetahuan Kianna, baik Gior ataupun Nada tidak pernah saling membentak satu sama lain.
"Hmm ... Gue denger! Terus mau lo apa?" jawab Gior dan bertanya balik pada Nada tanpa memalingkan mukanya dari ponsel yang dipegangnya.
"Kita putus !" kata Nada pelan.
Meskipun pelan, Kianna masih bisa mendengar ucapan Nada itu. Gadis itu melotot dan detak jantungnya berpacu dengan cepat. Padahal Nada mengatakan itu pada Gior, tapi dirinya yang bereaksi lebay.
'Kenapa harus putus?' batin Kianna.
"Lo udah bosen merani karakter jadi pacar gue?" tanya Gior dengan terkekeh tanpa melepaskan pandangannya pada ponselnya.
"Gue bukannya bosen. Cuma gue mau punya pacar beneran," jawab Nada polos.
"Gue lagi deket sama cowok, Gi! Kalo tetep kita begini, pura-pura pacaran, gue sama tuh cowok ga akan jadian!" curhat Nada.
"Ya udah, thank you udah bantu gue sampe sejauh ini, sepupu gue yang baik hati. Kita putus sekarang ya!" ucap Gior santai.
"Lebay lo!" ketus Nada.
Gior mengacak-acak pucuk rambut Nada gemas.
"Ih, Gior! Berantakan semua ini rambut gue! Sialan lo, ya udah mulai sekarang ga perlu lo akting sok manis lagi ke gue! Lagian sana gih cari tuh orang yang sudah lama bikin lo penasaran, yang tiap hari baek banget ngasiin lo quote-quote of the day itu" sindir Nada sambil menggoda Gior.
Reaksi Gior hanya tersenyum simpul mendengar ucapan sepupunya itu.
"Gue udah tau orangnya!" jawab Gior kalem yang ditanggapi tatapan penuh penasaran Nada.
"Serius? Lo tau? Siapa?" tanya Nada.
"Kepo deh lo. Udah sana pergi, ganggu gue aja," usir Gior pada Nada.
"Is, bener-bener yah lo ini. Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu," pamit Nada pada Gior.
Gior hanya mengangguk menanggapi ucapan Nada padanya.
Di ujung sana, Kianna cukup terperangah mendengar obrolan antara Nada dan Gior. Dugaannya jika Gior dan Nada berpacaran ternyata salah. Bukan hanya dugaannya, tapi dugaan satu sekolah.
Dan pernyataan Gior yang sudah tahu siapa orang yang hampir setiap hari ngasih quotes di mejanya membuat Kianna cukup gelisah. Kianna bergegas membereskan beberapa novel yang dibawanya dengan dipeluk menggunakan lengan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat ponsel, Kianna ingin segera kembali ke kelasnya. Menjauhkan diri dari Giorgio.
Baru tiga langkah Kianna beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya mendadak oleng akibat terkejut dengan keberadaan orang yang ingin ia hindari. Gior sudah berdiri di hadapannya dengan menatap lurus ke arah Kianna dengan bersedekap tangan. Kianna gugup, mencoba menghindari tatapan mata Gior.
"Maaf Kak, saya mau kembali ke kelas." ucap Kianna pada Gior. Gior seolah tak acuh dengan ucapan itu.
"Tatap mata gue!" perintah Gior pada Kianna, gadis itu mengerenyitkan dahi mendengarnya.
"Kianna Augustephi! Anak XI IPA 1. Yang rajin kasih gue tempelan Quotes dan juga penulis dengan username: panggilakukey , that's right?" ucapan Gior yang membuat Kianna mati kutu.
Keringat dingin mengucur di dahi serta sekujur tubuhnya. Bibir mendadak kelu untuk sekedar menjawab ucapan yang terlontar dari mulut Gior.
Ternyata Gior sudah tahu identitas aslinya dan duniapun mendadak terhenti menurut Kianna. Ia ingin ditelan bumi saat itu juga karena ia tidak tahu bagaimana mengubur rasa malunya pada Giorgio. Cowok yang dikaguminya sekaligus disukai.
"Hei... Kianna, lo punya mulut kan buat jawab pertanyaan gue tadi? Liat gue, emang sepatu lo lebih menarik dibanding muka ganteng gue?" sindir Gior, namun tetap membuat Kianna tidak dapat berbicara sepatah katapun.
"Lo, Kianna yang ditaksir Lutfi kan? Bambang juga naksir elo kan?" Kianna menautkan kedua alisnya saat mendengar pertanyaan Gior yang cukup ambigu itu.
"Gue udah nunggui lo muncul ke depan muka gue secara terang-terangan hampir beberapa bulan ke belakang ini. Eh ternyata makin hari, lo makin main kucing-kucingan sama gue,"
Kianna semakin menunduk sambil menggenggam erat ponselnya.
"Sampe akhirnya, hari ini lo nguping obrolan gue sama Nada sendiri. Jadi, gue gak perlu repot ngejelasin apapun lagi sama elo. Soalnya apa yang elo denger itu, yah itulah kenyataannya,"
"Gue juga mau kayak Nada. Gue mau punya pacar beneran sekarang, gak yang pura-pura lagi," jelas Gior panjang lebar.
Kianna kembali menautkan kedua alisnya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Gior. Apa maksud cowok itu berbicara seperti itu padanya.
Gior maju mendekat kearah Kianna berdiri, memberi jarak hanya beberapa sentimeter.
"Gue baca cerita lo yang Secret Admirer itu," Kianna mendongak terbelalak.
"Gue juga mau happy ending ceritanya. Jadi, gue mau lo jadi pacar gue!" kata Gior penuh dengan ketegasan dan Kianna menatap mata Gior buat cari celah kebohongan, tapi Kianna gak menemuinya.
"Kianna Augustephi---, mulai hari ini kita resmi pacaran! Kelamaan nunggu lo jawab." ucap Gior tegas sambil menarik tubuh tegang Kianna ke dalam dekapannya.
"Thank you buat quotesnya, gue suka. Gue juga suka baca cerita-cerita yang elo tulis. Tapi gue ga suka sad ending, gue maunya happy ending, khusus buat cerita kita."
"Lo kurang pinter nyembunyiin identitas lo dari gue. Lo seneng kan sekarang punya pacar, cowok ganteng, pinter, baik hati, ga sombong, idola, bintang sekolah pula," Gior meninggikan dirinya sendiri yang membuat Kianna tersenyum simpul.
Dilepasnya pelukkan hangatnya pada Kianna, menatap Kianna yang hanya diam.
"Lo ga mau ngomong apa-apa gitu sama gue?" tanya Gior pada Kianna yang mendadak bisu dan kaku, Kianna menunduk menatapi ujung sepatunya.
Gadis itu bingung harus berbuat apa. Ternyata lebih sulit berhadapan langsung dengan orang yang disukai ketimbang mengawasi dari kejauhan.
Kianna mendongak, mencoba memberanikan diri menatap Gior. Gior pun sebaliknya menatap Kianna dengan tersenyum manis.
"I love you, Kianna," ungkap Gior yang membuat Kianna kaget mendengarnya.
"Hah?" hanya kata itu terucap dari bibir Kianna.
"Penjelasannya nanti aja. Mulai sekarang yang jelas Lo resmi jadi pacar gue!" tekan Gior.
"Apa?" Kianna masih tidak percaya atas apa yang di dengarnya.
"Kita PA-CA-RAN!!" eja Gior.
"Maksudnya, aku sama kakak punya hubungan? Kak Gior pacar Kianna?" tanya Kianna ragu.
"Iya, Sayang. Giorgio Fernandes sekarang pacar kamu, bukan Lutfi atau Bambang." jawab Gior pada Kianna.
"Kia ga lagi mimpi kan?"
Gior menarik kepala Kianna agar mendekat dengannya. Cowok itu mengecup dahi Kianna, sementara gadis itu melotot sangat terkejut dengan tindakan Gior.
"Masih mikir ini mimpi?" tanya Gior dan Kianna menggeleng kaku.
🌸🌸🌸🌸🌸
Kamu jadi alasan terbesar
untuk aku merasa bahagia saat ini
- BebbyShin -
🌸🌸🌸🌸🌸
Rasanya kayak ada manis-manisnya gitchuuu...
Tiap nulis TeenFic berasa balik muda mulu deh
😂😂😂