Chapter 4 - 04

Jangan lupa juga follow instagram Shin

- Akubebbyshin -

Happy reading all ๐Ÿ–ค๐Ÿ–ค

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Kianna berjalan beriringan dengan Lutfi, menepati janjinya untuk pulang bersama. Wajah Lutfi terlihat sumringah namun, Kianna tetap terlihat biasa saja.

"Cie ... yang pacaran sekarang!" Teman Lutfi menggoda saat Lutfi dan Kianna berada di parkiran. "Berisik banget sih!" balas Lutfi sambil cengengesan sedangkan Kianna hanya tersenyum sopan.

Mata Kianna melirik ke arah mobil Jazz hitam yang terparkir tak jauh dari parkiran motor. Dibalik setir mobil itu ada Gior yang menunggu kedatangan Nada. Kianna mengambil helm yang disodorkan Lutfi dan memakainya.

Lutfi mengantar Kianna sampai ke rumah dengan selamat sentosa. Kianna berterima kasih atas tumpangan yang diberikan Lutfi padanya. Lutfi berpamitan dan Kianna masuk ke dalam rumah.

"Dianter siapa? Pacar kamu?" tanya Mama kepo.

"Bukan, Kak Lutfi cuma kakak kelas," jawab Kianna sembari menyimpan sepatunya.

"Kakak kelas bisa aja jadi pacar lo, Ki. Orangnya ganteng kok itu tadi," Mama mengiringi Kianna sampai ke kamar.

Kianna tersenyum, "Tapi , Kia gak mau, Ma,"

'Kia mau nya sama yang lain!' batin Kianna.

"Emang kamu mau pacar kayak apa sih?" Mama berguling di kasur Kia, sedangkan Kianna terlihat menerawang seolah berpikir keras. "Ada aja! Mama kepo banget sih,"

"Huh, kamu ini. Awas aja kalo nanti udah punya pacar gak kasih tau mama ya, Mama bakal ngambek!" Kianna menggeleng sambil tertawa akibat ucapan mamanya.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Pagi ini, Kianna harus berlari lebih cepat agar tidak terlambat sampai ke kelasnya. Keterlambatannya ini diakibatkan papa nya mendadak sakit perut. Mata Kianna menatap sosok Gior yang tampak tidak biasanya. Wajahnya muram dan tidak bersemangat diantara teman-teman yang lainnya. Kianna mencoba permisi melewati rombongan kakak kelasnya itu.

"Widiw, pacarnya Lutfi baru dateng nih!" ledek Fauzi salah satu siswa kelas XII IPA 1.

Kianna menunduk dan terus berjalan mencoba melewati gerombolan orang-orang itu yang menyemut di tangga menuju kelasnya. "Gak bareng Lutfi, dek?" tanya Bani yang juga kakak kelasnya itu, Kianna menggeleng pelan.

Matanya lagi-lagi bersitatap dengan Gior. Gior pagi itu hanya diam dengan ponsel ditangannya sambil memandangi Kianna, Gior tidak ikut menggoda bahkan mengolok-olok Kianna seperti teman-temannya yang lain. Setelah melihat Kianna, Gior memilih berdiri dan masuk ke dalam kelasnya.

Bolehkah, Kianna berpikir jika Gior memikirkannya. Entahlah, hanya Tuhan dan Gior yang tahu.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Baby, nanti sore temeni aku latihan ya!" ucap Gior pada kekasihnya, Nada. Nada tersenyum sambil mengangguk.

"Kamu mau makan siang apa nanti? Biar aku peseni sekalian," tanya Nada, Gior terlihat berpikir, "Beliin Ayam bakar aja deh,"

"Gak bosen-bosen makan ayam mulu, nanti tumbuh jengger loh, By!" ledek Nada.

"Biarpun tumbuh jengger, kamu tetap suka kan?" goda Gior sambil mengacak rambut Nada pelan.

Interaksi keduanya tak luput dari pandangan dan pendengaran Kianna yang kebetulan berada membelakangi mereka di Perpustakaan.

Kianna berada di sana karena sedang mencari buku referensi untuk tugas Bahasa Indonesia. Dan secara kebetulan, sepasang kekasih itu sedang belajar di Perpustakaan juga sambil mengerjakan tugas.

Sesak! Namun, Kianna tidak memiliki hak apapun atas hubungan keduanya. Salahnya sendiri yang memilih menyimpan perasaannya. Dan, siapa suruh untuk menyukai orang yang sudah memiliki kekasih. Konsekuensi yang harus Kianna tanggung atas pilihannya.

- Dan bodohnya aku, masih saja berharap dengan orang yang jelas-jelas sudah punya orang lain -

Kianna memilih duduk di markasnya. Tempat ia menyendiri, menuliskan ceritanya ke aplikasi WebNovel. Hening dan tenang, membuat konsentrasinya terfokus pada ponsel dan huruf-huruf rangkaiannya.

Jika saja, sumber inspirasinya tahu, kalau Kianna menuliskan kisah tentang mereka, mungkin Kianna akan pingsan di tempat. Menuliskan romansa orang yang disukainya bersama pasangannya, ternyata begitu menyakitkan. Bisa saja, Kianna mengubah alur cerita menjadi tokoh pria utama kekasihnya namun, Kianna ingin menuliskan kisah sesuai dengan fakta yang ada. Hanya saja, nama tokoh dan latar sedikit diubah, agar tidak menimbulkan kecurigaan.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Keesokan harinya, Kianna berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Bahkan, sampai di sekolah pun baru ada beberapa gelintir orang yang ada di sana. Kianna mengendap-endap masuk kedalam ruang kelas Gior dan menempelkan post card di laci mejanya.

Post card yang berisikan kalimat penyemangat. Kianna lihat, akhir-akhir ini Gior tampak lusuh. Mengingat mungkin terlalu padat jadwal latihan untuk kejuaraan basket antar sekolah yang akan dihadapinya. Setelah menempelkan post card itu, Kianna bergegas pergi dan berlari ke kelasnya agar tidak ada yang tahu mengenai apa yang dilakukannya. Secret admirer melakukannya secara diam-diam tentu saja.

Kianna penasaran ingin tahu bagaimana reaksi Gior ketika menemukan post card yang ia tempelkan secara diam-diam tersebut. Karena Kianna sudah hafal betul, jam berapa Gior datang ke sekolah, apa yang dilakukannya ketika sampai di sekolah bahkan hal yang disukai Gior pun Kianna hampir tahu seluruhnya. Kianna bergegas turun beralasan untuk ke toilet. Terlihat, Gior baru saja sampai di mejanya karena tas nya belum disimpannya di loker.

Gior terlihat memegang post card berwarna hijau yang ditempelkan Kianna tadi dengan kerutan di dahinya namun, tak lamaย  senyum terbit di bibirnya. Kianna yang menatapnya dari kejauhan ikut tersenyum bahagia. Hal sederhana seperti ini saja sudah membuatnya begitu senang namun, Kianna harus bisa mengontrol ekspresinya dengan baik.

Begini rasanya bahagia, melakukan hal kecil secara diam-diam yang berdampak besar bagi orang lain. Hari ini, Kianna mengamati ekspresi Gior sudah tak lagi bermuram durja. Gior kembali berbaur dengan teman-temannya, bercanda, saling mengolok satu sama lain dan tentu saja tetap melakukan hal-hal manis untuk kekasihnya. Ya, kekasihnya, Nada!

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

"Double date yok, Ki!" Kianna menoleh ke arah Andara yang tengah menatapnya sambil mengedipkan matanya.

"Lagi belajar juga!" Protes Kianna dan Andara mencebikkan bibirnya. "Aku serius, Ki! Hayuk, kita double date," ulang Andara yang hanya ditanggapi gelengan oleh Kianna.

"Aku sama kak Ridwan, Kamu sama Kak Lutfi! Aku mau nonton film bioskop, tapi sama kamu juga, Ki!" rengek Andara.

"An, bahasnya nanti aja deh, nanti kita dilempar spidol sama Bu Rita," bisik Kianna.

"Ck! Kia gitu terus deh, sebel. Aku tuh bete sama pelajaran ibu Rita ini, Kimia bikin botak!" keluh Andara dan setelah itu menggemalah suara Bu Rita dikelas mereka.

"Kianna Agusepti dan Andara! Silakan keluar! Dari tadi Ibu perhatikan kalian sibuk ngobrol! Cepat keluar!" Tanduk bu Rita seakan muncul begitu saja.

"Tapi, Bu--" protes Kianna , "Iya, bu. Kami keluar sekarang!" Andara menyeret lengan Kianna dengan gusar. Wajah kesal Kianna begitu ketara saat keluar dari ruang kelasnya, berbanding terbalik dengan wajah Andara yang berseri-seri seakan keluar dari jerat setan.

Kianna berjalan cepat menuruni tangga meninggalkan Andara di belakangnya. KESAL! Tentu saja. Bagaimana tidak, akibat perbuatan Andara, ia harus merasakan diusir dari pelajaran. Andara berteriak memanggil nama Kianna dari belakang namun, diabaikan begitu saja. Airmata Kianna menetes begitu saja, sebagai ungkapan kekecewaan serta kekesalan Kianna, tanpa sengaja Kianna menabrak tubuh Gior yang baru saja keluar dari kelasnya untuk ke ruang guru.

"Maaf!" hanya kata singkat itu yang terucap dan dengan menunduk, Kianna segera berlari ke taman belakang tanpa memperdulikan siapa yang ditabraknya.

Gior menatap heran adik kelasnya itu, berlari-lari sambil menangis pada jam pelajaran. Gior berpikir mungkin adik kelasnya itu sedang sakit perut, lantas Gior tidak acuh dan melanjutkan perjalanannya ke ruang guru.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Kianna mengotak atik ponselnya, menghabiskan waktu 2 jam pelajaran sampai jam pulang tiba. Kianna sukses menulis 2 chapter ceritanya di WebNovel, sembari menghilangkan rasa kesal dan jenuhnya. Namun, saat jam pulang sekolah sudah berbunyi, Kianna tetap duduk manis di markasnya. Belum ingin beranjak dari sana, Kianna menstalking akun snapgram yang dibuat Gior. Jantung Kianna berdegup kencang seketika saat melihat postingan yang dibuat Gior.

- Life is short, smile while you still have teeth ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜ -

GiorgioF : Ngakak! Siapapun yang ngasih gue ini, thx u. Mood gue balik lagi ๐Ÿ™๐Ÿป Mulai besok gue mau senyum terus biar lo tau kalo gue punya gigi ๐Ÿ˜

Kianna tersenyum melihat postingan itu. Bahagia! Hanya itu yang Kianna rasakan saat ini. Kekesalan serta kekecewaan yang ia rasakan tadi pada Andara menguap tergantikan dengan hal yang membahagiakan seperti saat ini.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Diusahakan Update tiap hari ๐Ÿ˜

Makasih yang udah Tinggalin jejaknya di Kolom Komentar

๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹๐Ÿ’‹โค๏ธโค๏ธโค๏ธโค๏ธ

Slowly ya.. Karena cinta itu butuh proses โ˜บ๏ธ

Maafkan kalo alurnya sangat Biasa!

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ