Happy reading all ๐ค๐ค
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Menulis mengenai kisah cinta sendiri itu ternyata jauh lebih sulit dibanding mengkhayal. Begitulah yang tengah dirasakan Kianna.
Saat di dalam kamarnya, Kianna bisa mengekspresikan segala perasaannya. Kianna menstalking akun media sosial milik Nada dan Gior. Di dalam postingan instagram Nada tidak Kianna temukan wajah Gior, mungkin Nada sengaja tidak mempublikasikan hubungannya dengan Gior di dalam feed instagramnya. Namun, di snapgram Nada, kegiatan seharian Nada kadang kala terselip kebersamaannya dengan Gior. Begitupun snapgram Gior. Menurut Kianna, keduanya beruntung bersama menjalin hubungan. Mereka berdua tampak serasi satu sama lain.
Mengisi waktu luang yang dimilikinya saat ini, Kianna mulai menarikan jemarinya di atas keyboard laptop miliknya. Otaknya mulai mengingat, bagaimana awal dirinya bertemu Gior dan merasakan Love at the first sight itu. Bibirnya menyunggingkan senyum, saat kembali mengingat betapa baik dan ramahnya Giorgio padanya.
Kini genap satu tahun, Kianna berhasil menyembunyikan perasaannya pada Gior. Jika ada pemilihan pemeran wanita terbaik, mungkin saja Kianna bisa menjadi salah satu kandidatnya.
Selama satu tahun terakhir, hal yang dilakukan Kianna hanyalah memandangi Gior dari kejauhan, kalaupun harus bertegur sapa, ia hanya melakukannya layaknya adik kelas terhadap kakak kelas, hanya sebatas itu. Tidak overacting, yang sibuk mencari perhatian. Kianna bukan tipikal gadis seperti itu.
Baru 3 part cerita yang dipublikasikan oleh Kianna di akun WebNovelnya, Kianna sudah mendapat feedback yang bagus dan lebih terkejutnya lagi saat Kianna membuka satu persatu notif yang memberinya power stone cerita yang Kianna tulis, salah satunya yaitu Nada.
Kianna baru tahu, jika Nada ternyata suka juga membaca novel online, bahkan dia membaca karya Kianna. Meskipun Kianna yakin, Nada tidak tahu identitas asli penulis WebNovel yang diikuti Nada itu.
Kianna kembali lagi membuka akun instagramnya dan mengecek notifikasi yang masuk, Kianna tersenyum saat melihat beranda instagramnya. Foto kebersamaan Andara dan Ridwan. Kianna senang melihat sahabatnya itu terlihat ceria dibanding galau setiap saat.
Lalu Kianna terkejut melihat fotonya di posting di instagram milik Lutfi, meskipun itu hanya foto candid yang sepertinya Lutfi ambil secara diam-diam saat Kianna di perpustakaan.
Kianna tidak marah, hanya saja dia merasa risih. Kianna sama sekali tidak memiliki perasaan pada Lutfi. Dirinya hanya belum siap membuka hatinya untuk orang lain. Mungkin, jika orang tahu kenyataannya Kianna mengharapkan seseorang yang sangat tidak mungkin dia dapatkan, orang-orang akan mengatakan dirinya bodoh. Namun, Kianna tidak mau ambil pusing akan hal itu, menurutnya dia lebih senang seperti ini, menjadi pengagum rahasia seseorang meskipun di satu sisi, dirinya merasa sedikit kecewa melihat keromantisan orang yang disukai dengan pasangannya.
Kianna kembali ke laptopnya menuliskan kalimat penutup partnya sebelum ia mempublikasikan ceritanya.
- Mencintai tidak harus memiliki, karena yang memilikipun belum tentu mencintai -
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Kianna berjalan sendiri dengan earphone di telinga dan novel ditangannya. Di tangga paling bawah terlihat Gior sedang duduk dan fokus dengan ponselnya. Wajah serius dan dahi mengkerut membuat Kianna terpesona namun, tetap menjaga ekspresi wajahnya. Kianna melewati Gior sambil sedikit menunduk sopan.
"Eh, bentar!" Kianna menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Gior.
Sebenarnya jantung Kianna sudah berdebar kencang namun, Kianna tetap berhasil menyembunyikan kegugupannya.
"Iya, kak?" Gior memperhatikan Kianna dari atas sampai bawah, lantas Kianna ikut melakukan hal yang sama, tapi dengan ekspresi datar.
"Kamu ikut ekskul cheerleaders ya?" tanya Gior dan Kianna menjawab dengan gelengan.
"Jadi kamu ikut ekskul apa?" Gior menyandar di dinding sambil memperhatikan ekspresi Kianna.
"Gak ikut ekskul kak," jawab Kianna, Gior menggeleng tak percaya, "Masa iya, kamu gak ikut ekskul?" Kianna hanya mengangguk.
"Saya permisi dulu kak, mau ke kelas," pamit Kianna. Baru saja ingin melangkah, tapi harus urung kembali lantaran suara Gior menginterupsi Kianna lagi.
"Nama kamu, Kianna?" tanya Gior dan Kianna mengangguk tanpa ragu.
"Oke!" Gior kembali fokus ke ponselnya dan Kianna menghela napas sambil melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
"Kak Lutfi itu suka loh sama kamu, Ki!" celoteh Andara.
"Dia bilang, kamu dingin banget. Gak pernah ngerespon chat dia, terus ngomong juga seperlunya aja padahal dia udah mati-matian cari bahan cerita,"
"Kamu gak mau apa, kasih kesempatan buat Kak Lutfi? Dia itu baik loh Ki, tajir, anak band pula, kalo masalah tampang gak perlu dikhawatirin. Dia ganteng,"
"Kamu mau cowok yang gimana sih, Ki?"
'Kayak Kak Gior!' batin Kianna.
"Kianna! Jawab kek, malah diem aja," rajuk Andara dan Kianna hanya tersenyum.
"Errrr, emang susah punya temen kayak tembok! Diajak ngomong malah diem aja. Bomat deh, biar kak Lutfi aja ntar yang nanyai kamu," Keluh Andara dan Kianna tetap fokus pada Novelnya.
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Batagor dan es teh menjadi pilihan Kianna saat di kantin. Kianna dan Andara lebih memilih duduk di pojok yang jarang peminatnya. Hampir setengah batagor telah dihabiskan Kianna sambil mendengarkan cerita dari mulut Andara.
Andara tiba-tiba menghentikan cerita saat matanya memandang pasangan yang cukup fenomenal di sekolahnyaa ini. Siapa lagi kalau bukan Gior dan Nada, mereka berdua tampak mesra sambil berpegangan tangan. Kianna mengikuti arah pandang Andara, SESAK!
Hal pertama yang Kianna rasakan saat melihat keromantisan mereka secara langsung seperti saat ini. Nada berjalan sambil menyandarkan dagunya di pundak Gior. Kianna membuang muka, mengatur ekspresinya agar tidak ketara cemburu.
"So sweet banget! Aku sama Kak Ridwan aja kalah," puji Andara.
Secara kebetulan, rombongan Nada dan Gior duduk di sebelah Kianna dan Andara. Ujian terbesar untuk Kianna, melihat kebersamaan orang yang disukainya dengan pasangannya.
"Nad, lo baca WebNovel juga ya?" Terdengar suara kak Santi, salah satu sahabat Nada.
"Iya! Ternyata nyenengi juga ya, baca cerita di situ. Gue baru tau. Lo baca juga San?" Nada bertanya pada Santi.
"Iya," jawab Santi, "Gue kemarin baru koleksi ceritanya dari penulis PanggilakuhKey, ceritanya bagus-bagus di sana!" ucapan Nada membuat Kianna sulit menelan batagor yang tengah dikunyahnya.
"Seru banget, ngerumpi apaan sih?" Gior datang dengan membawa semangkuk bakso dan es jeruk untuk Nada, yang tak luput dari pandangan Kianna.
"Ngomongi masalah aplikasi novel online, WebNovel. By the way, kamu gak makan Gi?" tanya Nada terlihat heran.
"Pengen batagor tapi udah abis jadi males makan," jawab Gior santai.
"Kayak orang ngidam aja lo, Gi. Gak ada batagor, jadi gak nafsu makan!" ledek temannya yang lain.
Kianna menatap batagor di piringnya, dan berpikir "Kalo aja, aku yang jadi pacarnya kak Gior, mungkin dia mau bagi dua batagor punya aku!" Kianna segera menepis pikiran konyol yang tak masuk akal itu.
"Ki, bisa minta waktunya bentar. Aku mau ngomong sama kamu?" Tiba-tiba Lutfi datang ingin berbicara pada Kianna.ย
Andara memberi isyarat pada Kianna agar mau, rombongan Gior dan Nada ikut memperhatikan Kianna dan Lutfi.
Lagi-lagi mata Kianna bersitatap dengan sepasang mata Gior. Namun, tidak ada interaksi diantara keduanya. Kianna mengikuti langkah kaki Lutfi. Keduanya berhenti di belakang laboratorium Kimia. Lutfi terlihat gugup sambil menarik napas dan menghela napasnya panjang, sedangkan Kianna hanya diam berdiri memperhatikan gelagat Lutfi di depannya.
"Kia, beberapa waktu terakhir ini, sejak kamu masih kelas sepuluh, aku selalu memperhatikan kamu. Termasuk sampai saat ini. Aku ingin kenal kamu lebih dekat, mengetahui tentang kamu lebih banyak. Aku berharap punya kesempatan untuk itu," ucap Lutfi dengan tegas dan lugas.
"Kamu mau kasih aku kesempatan buat kenal lebih dekat sama kamu?" tanya Lutfi pada Kianna.
Kianna menarik napas panjang, berpikir sejenak mencari kalimat apa yang pantas dan sopan untuk ia katakan pada Lutfi. Kianna tidak ingin menyakiti Lutfi namun, tidak ingin memberikan harapan palsu pada Lutfi.
"Sebelumnya Kianna mau ngucapin terima kasih untuk perhatian Kak Lutfi ke Kia. Kia senang bisa kenal kak Lutfi. Kalo kak Lutfi pengen kenal Kia lebih jauh sebatas teman, Kia mengizinkan, tapi jika yang kakak maksud berhubungan menjadi sepasang kekasih, maaf kak Lutfi, Kianna gak bisa," Mungkin ini ucapan terpanjang Kianna selama bersekolah di SMA pada orang lain.
"Kianna minta maaf, Kia sudah nyakiti hati kakak. Tapi, inilah keputusan Kia. Kia harap kakak gak ngebenci Kia setelah ini," sambung Kianna.
Lutfi mengusap wajahnya dan tersenyum, meskipun senyum terpaksa menurut pengelihatan Kianna. "Tapi kamu mau kan kalo kita jadi kakak adek!" Kianna mengangguk sambil tersenyum.
"Ki, jangan berubah ya setelah kakak ngungkapin perasaan kakak ini. Meskipun ini gak seperti harapan kakak, tapi kakak bahagia kamu mau jujur, gak memberikan harapan palsu. Gimanapun, kakak sayang kamu," ucap Lutfi dan Kianna lagi-lagi hanya tersenyum.
"Bentar lagi bel, kamu masuk kelas gih. Pulang sekolah bareng kakak ya, sebagai awalan kita jadi Teman," kata Lutfi dengan penekanan kata teman.
Kianna mengancungkan jempolnya, "Kia permisi ke kelas dulu ya kak,"
Kianna meninggalkan Lutfi sendirian. Kianna merasa lega telah memberikan jawaban yang menurutnya tepat. Karena kembali lagi seperti Quote yang dibuatnya semalam,
- Mencintai tidak harus memiliki, karena yang memilikipun belum tentu mencintai -
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Jangan menjalani hubungan hanya karena terpaksa,
Karena akhirnya hanya akan mendatangkan penyesalan
๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ๐ธ
Gimana menurut kalian part ini?