Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

TWO FACES

🇮🇩Ichsan_Ardani19
--
chs / week
--
NOT RATINGS
31.7k
Views
Synopsis
Cerita ini adalah tentang seseorang yang bernama Thomas El Fredrick, yang kehilangan temannya karena tewas dibunuh dengan kejam yaitu Eric Watson. Bagaimanakah perjuangan Thomas dalam membalas dendamkan temannya, dibantu juga para teman temannya yaitu Louis Vendetten dan Chris Eduardo. Pembunuhan terjadi 7 kali dalam seminggu akhir - akhir ini, merekapun penasaran siapa dibalik dalang pembunuhan berencana dan berantai itu bagus untuk disimak. Ayoo bantu pemeran utama untuk menemukan pembunuhan berantai itu. Mereka sengaja dan tidak sengaja sudah masuk dalam permainan pembunuh, walaupun mereka sudah terlanjur masuk, mereka pantang mundur dan semangat dalam mencari hingga titik darah penghabisan.
VIEW MORE

Chapter 1 - TWO FACES #CHAPTER 01

#1.THE BEGINNING

Hari - hari yang begitu cerah dan damai, suasana kota Dandelion memanglah damai dan tentram bagaikan air yang tenang sekali. Semua berubah ketika terjadi kasus yang mengerikan yang menimpa kota itu ... Yups kasus itu ialah pembunuhan yang mengakibatkan 7 orang tewas terbunuh dalam 1 minggu, termasuk juga sahabatku yang kukenal sejak kecil ... entah kenapa sebab pembunuhan keji itu atau mungkin terjadi karena psikologis mental.

Iya, aku akan menceritakan tentang kasus pembunuhan 7 orang tersebut. Sebelumnya perkenalkan namaku Thomas El Fredrick, aku berumur 25 tahun, aku mempunyai pekerjaan yaitu dibidang sastra terutama pada bidang gambar dan novel.

Terlebih dahulu aku akan menceritakan temanku yang bernama Eric Watson. Sebelum kematian dan ditemukannya pada hari minggu pada tanggal 21 Desember 1989. Aku kemarin Bersamanya yang sedang berkunjung ke jalan Camelot.

Aku dan dia sedang berjalan kaki untuk melihat - lihat dan membeli barang yang dibutuhkan sehari - hari. Aku membeli bahan makanan selama seminggu dan dia membeli sebuah payung dikarenakan payung yang sebelumnya sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Di tengah perjalanan Eric tanpa sengaja menabrak seseorang yang berpakaian jaket hitam dan memakai hoodie jaketnya..

Mereka berpapasan dan bertabrakan, orang itu meminta maaf kepada Eric ... Eric terkejut ada orang yang tidak sengaja menabrak mereka di tengah jalan, sepertinya orang itu nampak terburu - buru atau terjadi sesuatu hal.

Aku dan Eric saling bicara ....

"Orang itu aneh sekali ya, terlihat pendiam dengan tatapan dinginnya," ucap Eric sekilas menatapnya dan penasaran.

"Yah mungkin sepertinya orang itu terburu - buru Ric," ucapku sambil bercanda gurau.

"Mungkin, aku tadi tidak sengaja melihat wajahnya," ujar Eric.

"Benarkah?" tanyaku sambil terlihat penasaran.

"Iya aku tadi lihat, wajahnya dingin dengan tatapan serius," jawab Eric.

Aku dan Eric menghiraukan sesuatu yang telah terjadi, mungkin saja orang itu terburu-buru. Malam itu aku berpisah dengan Eric jam 9 malam. Eric pulang ke rumahnya yang beralamatkan di jalan Garden no 10.

Paginya, aku terbangun dari tidur dan melakukan aktivitas seperti biasa dimulai dari mandi hingga bersiap-siap pergi untuk bekerja. Di tengah-tengah perjalanan ada banyak orang yang berkerumunan di jalan kecil.

Aku penasaran dan pergi ke tempat kerumunan, saat itu aku berada di jalan Camelot no 20. Aku terkejut karena sekilas melihat seseorang tewas dengan luka dada dan leher ditikam.

Dan ternyata Orang itu adalah...

Sesosok wanita jalang yang banyak bersimbah darah, darah itu masih memerah terang layaknya masih baru ditikam yang dikerumuni oleh banyaknya lalat. Belum tahu benar kapan terjadi pembunuhan tersebut. Polisi mengklaim mayat itu dibunuh kemarin dan tidak ada jejak pelaku sama sekali di tempat kejadian.

Akan tetapi polisi menemukan sebuah pisau panjangnya sekitar 15 CM dan sebuah dompet, tidak ada uang sepeser pun di dalam dompet itu dan melihat kartu pengenal.

Wanita jalang itu bernama Evelyne Jana, berumur sekitar 18 tahun. Dalam kartu namanya ... tidak begitu jelas tempat tinggalnya dikarenakan kartu itu sudah luntur dan tercampur darah ….

Banyak orang dikerumunan berspekulasi bahwa pembunuhan itu bermotif untuk mencuri barang berharga. Aku tidak melihat sebegitu jelas mayat itu dikarenakan banyak sekali masyarakat atau orang yg berkerumunan di gang kecil.

Mayat itu dibawa oleh polisi ke mobil ambulance, untuk penyelidikan lanjutan atau diotopsi. Tempat kejadian itu diberi Police line agar seseorang tidak masuk dari tempat .

Masyarakatpun mulai beraktivitas biasa melakukan rutinitasnya. begitupun aku yang akan pergi ke tempat kerja.

Terdengar suara telepon gengam di dalam tas, ternyata Eric menelponku dikarenakan sudah terlambat masuk kantor.

"Halo Oy, kamu sekarang dimana sudah jam 07.21 belum juga datang ke kantor?" tanya Eric ditelepon.

"Maaf tadi ada gangguan kecil,"jawabku sambil melihat jam tangan dan terburu - buru

"Gangguan kecil?" tanya Eric dengan penasaran.

"Iya, di jalan Camelot tadi aku sekilas melihat mayat wanita jalang di gang kecil," jawabku sambil tergesa - gesa.

"Mayat, apa kamu bercanda? masa aku tadi pergi ke kantor melewati jalan sana tidak menemukan mayat wanita," ucap Eric sambil bercanda.

"Jam berapa kamu lewat sana Ric?" tanyaku dengan diam di perempatan zebra cross.

"Jam 06.04 kalo tidak salah," jawab Eric dengan jujurnya.

Thomas pun diam dan tidak berkata-kata. Eric terus-menerus berbicara dan aku tidak meresponnya. Aku mematikan telepon dan bergegas sambil berpikir "Berarti diantara jam 06.04 sampai 07.21 terjadi pembunuhan?? masa iya mayatnya juga sudah dikerumuni banyaknya lalat," ucapku dalam hati.

"Tapi dari segi darah pun masih masuk akal juga ya karena darahnya masih merah terang," seruku dalam hati.

"Yah mungkin aku terlalu memikirkannya, mungkin saja dia tak melewati jalan itu dikarenakan jalan nya bercabang ," ujarku berpikir positif.

Yah dibalik 70% kesimpulan itu akan kalah dengan 30% ketidak dugaan ....

#To be continued...