Chereads / TWO FACES / Chapter 9 - TWO FACES #CHAPTER 09

Chapter 9 - TWO FACES #CHAPTER 09

#9.BACK SEARCH AT NIGHT

Waktu tak terasa sudah malam, akupun langsung bergegas merapihkan peralatan yang berantakan di meja. Toni lantas sama untuk merapihkan peralatan miliknya, dia sudah bekerja keras mengerjakan pekerjaan yang berat itu. Sepertinya ia orang yang sangat efisiensi, efektif, jenius.

Toni langsung berbicara padaku, ia nampaknya ingin pulang lebih awal. Aku mengizinkannya untuk pulang lebih awal karena dia sudah membantuku melakukan pekerjaan ini. Dia langsung pergi dari ruangan dan nampak terburu buru, mungkin ada hal penting di rumahnya.

Setelah selesai merapihkan peralatan, aku lantas membuka pintu dan di sanalah aku bertemu Alanis yang berbeda ruangan.

"Kamu akan pulang sekarang??" tanyaku.

"Iya aku akan pulang, mau pulang bersama??" tanya Alanis sambil menutup pintu.

"Mungkin, sepertinya hanya sampai di luar kantor. Hoh iya kamu sekarang tinggal dimana?? Kamu sekarang merantau keluar dari desamu," tanyaku dengan penasaran.

"Sekarang aku tinggal di rumah susun bersama kakak ku, tepatnya dijalan Chinesse No.15" jawab Alanis.

"Rumahmu itu dekat dengan orang-orang yang keturunan China??" tanyaku lagi.

"Iya, disana banyak sekali orang-orang China," jawab Alanis.

Setelah keluar dari kantor, Chris dan Louis berada di depan kantorku. "Sekarang kita akan melakukan pencarian orang itu," ujar Louis.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa pulang bersama kamu... Aku minta maaf," ucapku kepada Alanis.

"Iya, aku tidak apa-apa," jawab Alanis.

Seketika dia memegang tanganku dan berkata, "esok hari, semoga kita bertemu lagi di kantor," ujar Alanis.

Dia seketika pergi dan melambaikan tangan padaku, aku pun melakukan hal yang sama.

"Alanis, hati-hati dijalan ya ...." ujarku sambil tersenyum.

Dia pun juga ikut tersenyum kepadaku, dan lantas pergi menaiki taxi yang melewatinya.

"Siapa dia ?? pacarmu??" tanya Chris kepadaku dengan penasaran.

"Bukan, dia teman baruku dan pegawai baru di kantor ini. Bos ku memerintahkan untuk membimbing dia padaku" jawabku.

"Houh begitu, aku salah mengira." ujar Chris sambil bercanda gurau.

"Langsung saja Point pokok pembahasan kali ini, kamu sudah mendengar ada pembunuhan hari ini??" tanya Louis kepadaku.

"Kalau tidak salah, aku mendengar ada pembunuhan di jalan Yellowstone No.09. Aku mendengarnya di radio hanya sekilas," jawabku.

"Iya itu benar, aku berencana untuk pergi ketempat itu untuk memastikannya," jawab Louis.

"Bukannya Aku sudah pergi kesana, aku dan satuanku sudah memeriksa wilayah itu. Apa kau tidak yakin??" tanya Chris kepada Louis dengan heran.

"Bukannya aku tidak percaya, ini hanya untuk memastikannya apakah tidak ada objek yang terlewat atau tidak," jawab Louis.

"Langsung saja, ayo kita menaiki mobil terlebih dahulu supaya lebih bebas menjelaskannya," ujar Louis.

Aku dan Chris langsung menaiki mobil milik Louis ini, dan langsung berangkat melaju ke tempat itu.

"Orang terpecayaku bilang padaku ada seorang laki-laki mencurigakan pada saat ditemukannya mayat itu," ujar Louis sambil menyetir.

"Dia bilang waktu itu jam 05.00 pagi, orang itu melihat mayat dengan sedikit tersenyum," ujar Louis.

"Benarkah, coba jelaskan apa ciri-cirinya??" tanya Chris kepada Louis.

"Dia bilang ciri orang itu memakai jaket warna hitam, sungguh orang yang mencurigakan," jawab Louis.

"Berarti satuanku pergi kesana tepat setelah 30 menit orang terpecayamu ada di tempat itu," ujar Chris sambil berpikir.

"Iya kau benar," ucap Louis.

Setelah lama berbincang di perjalanan, mobil pun sampai ditujuan.

Aku bersama mereka keluar dari mobil, dan menghampiri garis police line.

"Kamu bersama satuanmu sudah mendapatkan bukti ??" tanya Louis kepada Chris.

"Aku hanya mendapat pisau yang sama, dan melihat angka yang berada di dekat garis mayat," jawab Chris.

Aku menghidupkan senter dan melihat-lihat daerah yang sangat gelap itu, aku melihat sebuah benda berkilau di dalam semak-semak yang ada di ujung.

"Sebentar aku melihat sesuatu yang berkilau di semak-semak," ucapku sambil menghampiri semak-semak ujung itu.

Setelah aku menghampirinya, aku menemukan sebuah buku diary milik korban. Benda yang berkilau-kilau itu nampaknya sampul silver milik korban, dan lantas mengundang tarik Louis dan Chris untuk menghampiriku.

"Sebentar, katamu wilayah ini sudah diperiksa tapi aku menemukan buku ini??" tanyaku heran kepada Chris.

"Sungguh aku melihat bawahanku memeriksa disini dan tidak melihat dan menemukan apa-apa," ujar Chris.

"Ini bukan salahnya Bawahan Chris, aku memprediksi pada waktu pembunuhan buku itu diambil terlebih dahulu pada saat tidak ada orang yang melihat, terus ia menyimpan buku ini pada saat orang lain disekitar wilayah ini lengah," ujar Louis.

"Kamu menyimpulkan situasi ini karena ada alasan??" tanyaku pada Louis.

"Lihat saja, kamu tadi merasa tidak pada saat bekerja diluar terjadi hujan??" tanya Louis.

"Iya aku merasa diluar itu terjadi hujan," jawabku.

"Apa yang terjadi bila kertas terkena air??" tanya Louis kepadaku.

"Kertas mempunyai kelemahan yaitu akan mudah robek bila terkena air," ucapku..

"Berarti buku itu akan hancur bila waktu itu tidak diambil??" tanya Chris kepada Louis.

"Iya itu akan terjadi, tambahnya buku itu akan kotor, buktinya dilihat dari tanah yang sudah tercampur air. Itulah alasan ku menyimpulkan ini," ujar Louis.

Louis menyimpulkan ini karena melihat dari situasi tempat itu, aku membuka buku diary itu dan membaca dari awal. Nampaknya wanita itu bernama Jessie Korvillin, dia berumur 21 tahun dan bekerja di swalayan menjadi administrasi.

"Aku tidak mengerti kenapa orang tidak berdosa ini dibunuh dengan mudahnya," seruku.

"Angka ini menandakan tempat yang ada pembunuhannya kan?" tanya Chris.

"Iya benar, itu angka tempat tujuan," ujar Louis.

"Aku merencanakan ingin mencegah pembunuhan dengan cara mengawasi jalan yang bernomor 02," ujar Chris.

"Rencana itu sangat tidak efektif bagi pemikiranku, disini terdapat banyak jalan yang bernomor 02," ucap Louis.

"Tidak bukan begitu maksudku, aku berpikir bahwa bila jalan bernomor 02 bisa diawasi satu atau dua orang. Contohnya bila nomor 02 terdapat 4 jalan, aku akan mengirimkan sebanyak 8 orang ketempat berbeda untuk diawasi tempat itu," ucap Chris menjelaskan rencananya.

"Aku setuju rencana ini bagaimana pendapatmu??" tanyaku kepada Louis.

"Mungkin waktu ini aku tidak bisa menyimpulkan kedepannya, bila tidak dicoba terlebih dahulu tak akan tahu terjadi apa. Iya aku setuju dengan rencana ini," ucap Louis. Besoknya Chris akan mengirim satuannya untuk mengawasi ditempat-tempat yang berbeda.

#To be continued ....