#5. SOLUTION TO PROBLEM
Setelah memberitahu polisi aku langsung ke tempat sana untuk mengambil kamera Eric. Aku bergegas bersama ketiga polisi tersebut dengan menaiki mobil, aku penasaran wajah dari pelaku pembunuhan tersebut. Dari lubuk hatiku aku ingin memecahkan misteri ini, ini murni untuk temanku yang sudah tewas disana ...
Seketika sampai ditujuan aku mencari kamera itu, aku mencari nya dalam semak belukar di taman dan ketiga polisi tersebut pula ikut membantu mencarinya hingga kamera tersebut ditemukan.
Firasat ku benar, kamera itu ditemukan di semak belukar dekat shelter/halte bus.
"Aku menemukannya ...,"ucapku kepada polisi, polisi menghampiri ku dan menanyakan.
"Apakah kamu bersedia menjadi saksi?? kalau iya segera ikut dengan kami ketempat kepolisian untuk identifikasi lebih lanjut," tanya polisi.
"Iya aku bersedia menjadi saksi, tapi sekarang sudah tengah malam jadi bagaimana?" tanyaku.
"Kamu tidak usah khawatir di dekat kepolisian terdapat penginapan, dan akan dibayarkan oleh kepolisian," ucap polisi.
Aku menerima dan langsung menaiki mobil polisi lagi, tak terasa cuaca menjadi hujan.
"Ahh, sial hujan!" ujar polisi,
"Memangnya kenapa??" tanyaku kepada polisi.
"Kamu tahu tidak kalau air bisa membersihkan noda di jalan?" tanya polisi.
"Tidak, memang kenapa?" tanyaku Lagi.
"Hujan itu bisa menghilangkan jejak pembunuhan itu, bercak darah, sidik jari, bekas alas sepatu itu akan hilang," ucap polisi.
Kepolisian itu terletak di tengah tengah kota Dandelion hingga lama perjalanannya, pasti akan menghilang jejak-jejaknya.
"Mayat temanku akan dibawa kemana?" tanyaku.
"Ke rumah sakit untuk diotopsi, sebelumnya mayat temanmu tak akan dimakamkan selama belum ditemukan pelaku tersebut," ucap polisi.
"Bagaimana bisa?? mayat kan kuat dua hari sampai tiga hari," tanyaku lagi.
"Entahlah, aku kurang tahu dalam urusan ini." ucap polisi
Setibanya sampai di kepolisian aku dan ketiga polisi tersebut masuk, aku berjalan kaki pergi menuju tempat ruangan investigasi. Tak terasa lama-kelamaan hujan pun berhenti, aku masuk keruangan investigasi dan langsung ...
"Pak aku Thomas El Fredrick temannya Eric," ucapku.
"Halo aku Chris Eduardo agen investigasi," ucap Chris.
Ketiga polisi tersebut langsung berbicara ke inti permasalahan kepada Chris, dia menceritakan kronologi kejadian tersebut dengan detailnya. Barang bukti, kamera, pisau 15 cm, dan pecahan botol dikeluarkan oleh ketiga polisi tersebut.
Chris langsung menanyakan mayat itu berada dimana, lantas ketiga polisi tersebut menjawab mayat itu mungkin masih berada di ambulance untuk dibawa ke rumah sakit Dandelion, Chris langsung membuka kamera dan langsung mencari photo itu.
Dan ternyata ...
Pelaku tersebut bercirikan perawakan yang besar, memakai celana jeans hitam, jaket hitam berhoodie dan topeng untuk menutupi wajahnya. Tanpa disadari polisi, sebelumnya terdapat kasus pembunuhan lagi, polisi mengingat recorder kiriman di rumah ku dan lantas menanyakan kepadaku.
"Sebelumnya, kamu pulang bersama Eric maka kemana terakhir berpisah bersama Eric?" tanya polisi.
"Iya aku lupa untuk memberitahunya, maaf pikiranku menjadi campur aduk karena ini ... Aku bersama Eric berpisah di jalan Lostick no 15." Ucapku.
Lantas ketiga polisi itu langsung pergi terburu-buru ke jalan tersebut, polisi mengira hanya ada dua kasus pembunuhan yang pelakunya sama. Akan tetapi terdapat 3 kasus dalam waktu dekat belakangan ini, selama aku ditinggal ketiga polisi dan aku langsung diinvestigasi oleh Chris di ruangannya.
Aku dengan rinci menjelaskan biodata temanku, keluarga, pekerjaan, teman atau kolega dan semacamnya. Ini mungkin seperti mencari jarum di tumpukan jerami, tidak ada hasil dari investigasi tersebut.
Waktu tak terasa sudah jam 2 malam, aku diminta oleh Chris untuk menginap di penginapan di dekat kepolisian. Chris lantas langsung mengantarnya ke penginapan, yang jaraknya kurang lebih sekitar 150 meter jauhnya.
Sambil mengantarkan, Chris bertanya "besok kamu libur kerja tidak??"aku langsung menjawab "iya aku besok libur untuk bekerja."
Besok aku diminta oleh Chris bangun pukul 05.30 pagi untuk investigasi lanjutan yang terjun langsung ke TKP. Setibanya di dalam penginapan, Chris langsung memesan dan membayar sewa penginapan tersebut.
Aku langsung diberi kunci pintu no 12 dan langsung mencari penginapan berpintu bernomor 12, aku menemukan dan Chris langsung berhenti mengantarku. Aku masuk ke tempat nginap dan langsung tertidur karena lelah dan mengantuk berat.
Paginya, aku terbangun jam 05.00 pagi dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Persiapan selesai aku langsung pergi kepolisian, setibanya aku mau keluar Chris sudah didekat pintu penginapan.
"Pagi Thomas, kamu udah siap melanjutkannya?" tanya Chris.
"Iya aku siap, tetapi sekarang dimana melanjutkannya?" jawabku sambil bertanya.
"Sekarang kita melanjutkannya di luar, kita langsung terjun ke lapangan." ucap Chris.
Aku langsung pergi bersama Chris dengan menaiki mobil JEEP warna hitam di depan penginapan. Langsung aku pergi menuju tempat pembunuhan yang pertama yaitu di jalan Camelot no 15, pertama kali aku menemukannya kemarin pada saat pergi bekerja.
Setibanya sampai aku langsung saja aku melihat lihat TKP tersebut, Chris melihat-lihat dan menemukan angka 15 di dekat pembuangan sampah.
Dan menemukan tas di belakang pembuangan sampah, aku dan Chris lalu membuka tas tersebut. Di dalamnya hanya berisikan parfum dan buku diary, aku membuka buku itu dan tidak ada yang janggal sama sekali.
Angka 15 di foto oleh Chris dengan kamera yang dibawanya, dan tas juga di bawa sebagai bukti. Di tempat pertama tidak ada hasil yang signifikan, dan langsung saja aku pergi ketempat terakhir kali aku berpisah dengan Eric.
Setibanya aku di Tempat kejadian, banyak orang berkerumunan di sebuah gang kecil, tempat itu sudah di beri garis polisi .
Aku bersama Chris langsung masuk kedalam untuk melihat TKP, aku mencari bukti-bukti kuat untuk memecah kan misteri ini. Aku dan Chris menemukan pisau yang sama berukuran 15 CM, sebuah angka yakni angka 14 di sebelah garis mayat. Ini ketiga kalinya mendapatkan bukti yang sama di beda tempat.
Terdapat tas besar yang di dalamnya terdapat banyak pakaian, dan sebuah dompet yang isinnya masih berisikan uang. Selain uang ada juga ada kartu pengenal, foto keluarga dan bon, orang itu bernama Gabriel Jonakovic dia berumur 31 tahun.
Ini pertama kalinya tidak ada barang yang hilang satupun, berarti kesimpulan untuk mencuri kecil kemungkinan. Aku dan Chris langsung pergi ke kepolisian untuk menyimpan barang bukti dan memecah misteri ini, "mungkin ini sangat merepotkan untuk dibahas, susah untuk dipecahkan," ucap Chris.
"Sungguh ini sangat rumit apa kamu bisa memecahkan kasus ini?" tanyaku.
"Maaf mungkin ini butuh waktu yang lama dan kasus ini harus segera dipecahkan, tapi tenang saja aku punya kenalan yang pintar matematika, logika sangat tajam, dan sangat ahli memecahkan kasus ini, dia sekarang berada di ruanganku." ucap Chris.
"Siapa?" tanyaku.
"Ikuti saja aku," ucap Chris.
Setibanya kami di kepolisian, di depan sudah ada seseorang ....
"kau sudah sampai kesini rupanya," ucap Chris kepada kenalannya.
Orang itu ialah kenalan Chris berprofesi sebagai detektif yang bernama Louis Vendetten ….
___________________________________________________________________________
#To be continued...