#6. LOGIC
"Hai Louis, apa kabar?? ujar Chris.
"Baik, kebetulan kau memanggilku ada masalah apa?" tanya Louis.
"Iya, aku memanggilmu untuk memecahkan masalah ini semoga kamu bisa melakukannya," ucap Chris.
"Apa masalahnya??" tanya Louis.
"Kamu masuk dahulu keruanganku," ujar Chris
Mereka masuk ke ruangan, Chris langsung memberikan bukti-bukti yang ada di TKP. Chris mengeluarkan tiga pisau yang berada di tiga tempat yang berbeda, sebuah photo aksi kriminal itu, bukti lain, dan nama-nama korban diantaranya temanku.
"Adakah bukti lain selain ini??" tanya Louis.
"Kami belum mendapat bukti baru selama ini" ucap Chris.
Dalam memberikan bukti ini Louis melihat ada kejanggalan yang mencolok, dia menyuruh Chris untuk mencari biodata ketiga korban itu.
"Dimana ketiga tempat tersebut??" tanya Louis.
"Sebentar, aku akan mencarinya," ujar Chris.
Setelah mencari alamat itu ditemukan, di tempat pertama berada di jalan Camelot no. 20, ditempat kedua berada di jalan Lostick no. 15, dan ditempat ketiga berada di jalan Garden no. 14.
"Apakah kamu melihat ada kejanggalan?" tanya Louis.
"Aku tidak melihat ada kejanggalan sedikitpun," ucap Chris.
Bila jalan Camelot no. 20 menemukan angka 15, ditempat kedua jalan Lostick no. 15 menemukan angka 14, dan tempat ketiga jalan Garden no 14 menemukan angka 9.
"Angka itu menunjukan tempat, kalian mengerti tidak??" tanya Louis.
"Tidak," ujar Chris dan
"Aku akan memberi gambaran berupa tulisan, coba lihat dengan dengan teliti," ucap Louis.
Maksudnya ini adalah sebuah petunjuk, bila ada angka 15 berarti di ke esok harinya ada pembunuhan di jalan berangka 15. Louis sangat hebat, dia mampu merespon cepat sebuah kejanggalan ini. Pengalamanlah yang telah membantu Louis untuk mengetahuinya.
Louis berspekulasi bahwa setiap satu hari terdapat satu kasus, setelah lama mencari akhirnya Chris telah mengumpulkan biodata ketiga korban tersebut. Louis melihat pisau dan sebuah logo berupa merk, dia pernah liat simbol pisau itu di sebuah jalan.
"Akan aku simpulkan bila ini sudah terbukti, sekarang aku dan kau Thomas pergi ke rumah sakit untuk melihat dan mencari hasil yang signifikan, dan untuk Chris kamu harus melakukan penjagaan ketat yang berada di jalan bernomor 9 khusus nya pada malam hari dan pagi buta" ucap Louis.
Aku dan Louis segera pergi ke rumah sakit Dandelion untuk melihat hasil otopsi tersebut, kami menaiki mobil milik Louis. Aku kagum pada Louis karena dia cepat merespon dan tangkas menghadapi ini, maklum dia ahli matematika. Berarti di segi akademik ia sudah cerdas.
Ditengah-tengah perjalanan kita berbincang-bincang, ini pertama kalinya aku memiliki kenalan seperti dia, ia sangat menyenangkan dan baik hati.
"Apa pendapatmu, bila teman mu itu terbunuh??" tanya Louis.
"Tentu aku akan membalasnya, ini permintaan terakhir dari temanku," ucapku.
"Yah, dibalik keinginan yang besar terdapat sebuah resiko yang tinggi apa kamu mau menghadapi nya?? " tanya lagi Louis.
"Sungguh aku akan menghadapi nya walaupun terjadi apa-apa," jawabku
"Melihat sifatmu itu aku jadi teringat seseorang yang paling berpengaruh di dunia dalam buku sejarah," ujar Louis dengan candaan.
"Apa maksudmu??" tanyaku.
"Akan kuceritakan cerita kedua orang ini karena kamu punya kesamaan," ujar Louis.
___________________________________________________________________________
Dia adalah seorang panglima yang bernama Napoleon bonaparte III, dia adalah seseorang yang sangat jenius. Dia mampu menggulingkan sistem kerajaan monarki menjadi republik pada masanya.
Dengan mengumpulkan banyak masyarakat yang merasa sudah benci monarki, dia mengumpulkan kekuatannya lewat kumpulan itu, singkat cerita dia menjadi panglima perang berusia 25 tahun.
Orang kedua yaitu adalah Jean Henry Dunant dia adalah seorang aktivis sukarela di swiss, singkat cerita dia pergi ke Solferino yang berada di italia, banyak orang yang terluka karena perang Prancis dan Swiss.
Dia merasa harus menolong semua prajurit yang sekarat, dia berinisiatif mengerahkan semua penduduk sipil dan meyakinkan semua penduduk sipil untuk memberi pertolongan pertamanya, nampak tidak ada upaya yang berarti.
Dia pergi ke solferino untuk memberi gagasan kepada Napoleon Bonaparte III, yaitu gagasan yang cikal bakal terbentuknya sebuah Palang Merah Internasional yang diterima baik pada konferensi Jenewa. Kisah hidupnya dia menuliskan buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino (kenangan Solferino).
___________________________________________________________________________
"Didalam kisah ini terdapat dua perubahan, apa kamu tahu apa yang terjadi??" tanya Louis.
"Aku Tidak tahu, apa yang terjadi??" berbalik tanyaku.
"Yah, orang itu setelah menjadi panglima perang dia lama-kelamaan menjadi pemimpin Prancis, dan yang satu lagi dia menjadi bapak Palang merah internasional," ucap Louis menjelaskan.
Louis membuka tasnya dan langsung mengambil buku karya Un Souvenir de Solferino, seketika dia memberikannya kepadaku.
"Apa kau menyukai sejarah??" tanyaku.
"Iya aku menyukai sejarah," ucap Louis.
"Dibalik kejadian pasti ada kepentingan tersendiri," ujar Louis.
Aku seketika berpikir, dibalik pembunuhan pasti ada kepentingan dirinya sendiri.
"Mungkinkah pembunuhan itu ada maksud tersendiri??" tanyaku.
"Kamu hebat sudah bisa cepat merespon situasi ini, mungkin saja kesimpulan mu benar," ujar Louis dengan bercanda.
Waktu tak terasa sudah Sore dan Setelah lama di perjalanan akhirnya aku dan Louis sampai di Rumah sakit, aku keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah sakit.
Aku dan Louis menghampiri ruangan yang mengotopsi disana, setelah sampai aku langsung bertanya hasil otopsi. Mereka mengambil hasil di ruangan, dan langsung memberikannya. Setelah ku ambil bersama Louis membuka hasilnya dan ternyata.
Pembunuh itu bertangan kidal, dilihat dari caranya menusuk pisau itu, dan ada sidik jari di korban pertama. Dikorban kedua, terdapat lebam dikepala, dan luka tusuk di punggung. Di korban ketiga terdapat luka tembak di tungkai bawah kaki kanannya, luka serpihan botol di kepalanya, dan luka tusuk di perutnya memakai serpihan botol.
#To be continued...