Chereads / TWO FACES / Chapter 4 - TWO FACES #CHAPTER 04

Chapter 4 - TWO FACES #CHAPTER 04

#4. I'M SORRY FRIEND, I'M COME LATE.

Dan seketika ditembakkan pistol itu ...

Crek ... crek ... crek

Akan tetapi, pistol itu habis pelurunya ...

"Kau sangat beruntung belum di izinkan mati dengan pistol ini, tapi aku punya satu senjata lagi," ujarnya.

Orang itu mengeluarkan pisau yang ada di dalam jaket hoodie nya.

"Sial, nampaknya aku harus bertarung melawan dia dengan tangan kosong," ucapnya dalam hati.

Orang itu mendekati Eric dan langsung menyerangnya, Eric tak lantas diam dia melawan orang itu dan dia bisa menghindar dari semua serangan itu, pertarungan itu sangat sengit. Hingga pisau tersebut terlepas dari tangan nya, lalu ditendang sejauh mungkin agar dia tidak mengambilnya lagi.

Orang itu hampir dikalahkan, tanpa sengaja ia melihat botol minuman yang ada di dekatnya. Dia mengambil botol dan langsung memukulnya kearah kepala atas Eric hingga botol itu pecah, Eric seketika kesakitan dan tidak bisa melanjutkan perlawanan.

Di kepala Eric banyak sekali darah bercucuran dan banyak serpihan kecil dari pecahan botol tersebut.

"Sakit sekali, apakah saat ini aku mengalami kekalahan?? tidak ini bukan waktunya kalah, aku harus mengalahkannya dan lantas kabur dari kejaran ini," ucap Eric didalam hatinya.

Orang itu mendekati Eric dan bicara ...

"Cukup sampai disini, kau lumayan juga karena sulit untuk dikalahkan," ucapnya dengan senyum palsu.

Lantas Eric langsung menyerang dengan hook memakai tangan kiri, ini mungkin serangan yang terakhir kalinya dan serangan itu berhasil di hindari oleh orang tersebut. Dengan refleks ia menyerang balik dengan satu tendangan ke dadanya Eric, dan langsung menusuk bagian perut Eric dengan pecahan botol itu.

Ditusuk lah pecahan botol itu ke perutnya ...

Eric langsung tertunduk lemas dan seketika tumbanglah tubuhnya atas serangan terakhir dan mendadak itu.

___________________________________________________________________________

Seketika aku pulang ke rumah telepon rumahku berbunyi, aku menghampiri telepon dan langsung mendengar ada seseorang yang mengirimkan sebuah recorder di telepon rumahku.

"Siapa yang mengirimkan recorder malam-malam?? mungkin ini hanya lelucon dari sekumpulan anak yang tidak punya kerjaan, tapi mungkin juga hal ini penting," ucapnya dalam hati.

Lantas aku membuka isi recorder dari telepon, dan aku terkejut, nampaknya Eric dalam keadaan bahaya. Dengan panik dan takut, aku langsung menelpon polisi untuk menyelamatkan Eric yang dalam keadaan bahaya. Ku begitu kenal suara temanku.

"Ini kepolisian, apa ada yang bisa kami bantu??" ucap polisi dari sebrang telepon.

"Pak saya Thomas, teman saya dalam keadaan bahaya, ku harap polisi datang kerumahnya untuk investigasi yang berada di alamat jalan Garden no.10," ucapnya kepada polisi dengan panik.

"Sebentar, saya mau bertanya ada masalah apa?" tanya polisi.

"Temanku dikejar oleh orang yang tak dikenal dan orang itu ingin membunuhnya pak," ujarku dengan wajah ketakutan.

"Siap, kami akan mengirimkan polisi ke tempat kejadian," jawab polisi.

Setelah menelepon polisi, aku lantas keluar dan pergi ke rumah Eric dengan memakai sepeda.

"Firasat ku benar, semoga tidak terjadi apa-apa kepada Eric," ucapnya didalam hati, aku berdoa supaya Eric selamat dari kejadian ini.

Aku terus mengayuh sepeda agar cepat sampai tujuan, dibenak pikiran ku sudah ter selubung firasat buruk yang akan menimpa Eric. Setibanya dirumah Eric ...

Aku melihat ada dua unit mobil polisi dengan 6 orang polisi di sekitar rumahnya, seketika di sekeliling rumahnya menjadi ramai karena adanya polisi, banyak orang melihat ke rumah Eric seperti dipertontonkan.

Aku menghampiri rumahnya dan langsung menanyakan kepada polisi.

"Pak, saya Thomas yang tadi telpon ... Sebelumnya saya berterima kasih sudah datang dan membantu teman saya," ucapku.

"Iya sama-sama, kita saling bekerja sama," ucap polisi.

Tiba tiba 3 polisi menghampiriku dan polisi, mereka menerangkan bahwa rumah itu tidak ada orang seorang pun.

Terjadi 5 tembakan di dalam rumah tersebut, polisi juga menanyakan kepada orang sekeliling rumah Eric bahwa tidak ada suara tembakan senjata. Mungkin orang itu memakai peredam suara (silincer), Eric juga tidak ada dirumah.

Aku berpikir keras kemana perginya Eric disaat seperti ini, polisi yang lainnya menelusuri dan menemukan sesuatu seperti bercak darah yang ada sekitar pinggir jalan, kami terus berjalan kaki menelusuri dan menemukan ...

Eric tewas dalam keadaan mengenaskan, ia tewas di karenakan banyak mengeluarkan darah dari lukanya. Aku terdiam lesu, rasa tak percaya dan tidak menyangka bahwa Eric terbunuh dengan cepat.

Tas Eric hilang entah kemana, mungkin dibawa oleh orang itu agar tidak ditemukan bukti yang kuat. Di sebelahnya terdapat nomor 9 yang ditulisnya oleh darah, polisi melakukan investigasi lanjutan dan menemukan pisau berukuran 15 cm.

Pisau itu tidak ada darah sedikit pun, aku teringat akan kejadian di jalan camelot no.20. Aku menahan tangis karena rasa tak percaya, temanku tewas mengenaskan seperti ini. Setelah lama memeriksa tempat kejadian ambulance datang untuk membawa jasad Eric untuk menindak lanjutan oleh polisi.

Seketika aku berpikir keras ...

"Mungkinkah motif pembunuhnya sama?? aku harus memberi tahu kepada polisi," ucapnya didalam hati.

Aku menjelaskan kesimpulanku kepada polisi karena ada kesamaan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, untuk memperjelaskan polisi akan menindak lanjuti kejadian ini. Aku teringat sadar dan berbicara kepada polisi untuk segera ke rumahku, aku akan memperlihatkan sesuatu yang jelas kejadiannya. Lantas 3 orang polisi langsung ke rumahku dengan mobil polisi ....

"Sesudah di rumah apa yang akan kau perlihatkan??" tanya polisi.

"Sesuatu bukti yang lebih jelas tetapi aku tidak bisa menjelaskannya," jawabku.

Seketika sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam bersama polisi dan menghampiri telepon yang berisikan recorder kiriman Eric.

Dan isinya adalah...

___________________________________________________________________________

"Halo Thomas, ini aku Eric ...

Aku tadi melihat di jalan lostick no.15 terjadi pembunuhan dan aku punya bukti berupa foto, tetapi orang itu mengetahui keberadaanku ...

Aku berlari dan tanpa sengaja menjatuhkan kartu pegawaiku, aku pasti akan diteror oleh orang itu dan untuk kamu aku mohon, aku ingin kau membantuku keluar dalam situasi ini. aku menyembunyikan kamera ku di semak belukar dekat telepon umum di sekitar jalan garden no.07

Aku ingin kau menemukan nya dengan cepat. Misalkan seketika aku tewas dibunuh, aku ingin kamu membalaskan kepergianku. Kuharap kamu mendengar recorder ini."

___________________________________________________________________________

#To be continued ...