Pagi ini suasana Perusahaan sangat ramai, dan terkesan sangat disiplin dan teratur , "baru sehari besar banget dampaknya" ucap Kirana melihat suasana perusahaan nya yang terkesan lebih sibuk dari sebelumnya.
'tingg' pintu lift terbuka
Kirana keluar dari dalam lift dan saat berjalan menuju keruangan nya dia tak sengaja berpapasan dengan Tari, Lidya dan beberapa karyawan lainnya, "pagi mba Kirana" sapa Lidya, "pagi mba" sapa yang lainnya "pagi" balas Kirana. Tari memasang wajah ditekuk ketika Kirana datang, Kirana tahu Tari tak menyukai nya namun Kirana tak pernah menggubris nya. Mereka pun berjalan beriringan. "aduhh tahu nggak sih kemarin ada loh satu manager yang sok sok an nggak ikut nyambut boss" pancing Tari dan tentu saja Lidya dan yang lain nya tahu siapa yang dimaksud "nyambut bos kan bukan hal yang diwajibkan , jadi ya nggak ada masalah kok," ucap seorang karyawan lainnya. "iyaa sih, tapi kalau nggak mau nyambut nya karena minder status nya gimana donk yaa" lanjut tari yang tak berhenti. Kirana masih tak menggubris nya, baginya omongan Tari hanya lah sampah. Kirana pun memilih berjalan anggun meninggalkan Tari yang diikuti oleh Lidya. "Janda aja sok banget sihh" celetuk Tari akhirnya. dan membuat Kirana menghentikan langkah nya. Kirana pun mengehentikan langkah nya dan berbalik ke arah Tari, Melihat langkah Kirana yang anggun dan mantap serta tatapan dingin nya membuat Tari bergetar dan sedikit melangkah mundur "ehmm, kenapa ada yang salah dari omongan gue" tantang Tari dengan suara yang bergetar takut sebenarnya. "hehh, kasihann yaa, masa kalah sama janda," ucap Kirana sinis "mending janda jelas, dari pada status aja gadis tapi gampang melempar tubuh kesetiap pria demi mendapat pengakuan" ucap Kirana dingin tepat sasaran, "dan semoga bos baru kita ini bisa buat peraturan agar karyawannya berhenti menggosip" ucap Kirana santai namun penuh penekanan ke arah Tari,, membuat ekspresi Tari berubah menjadi sangat pucat dan malu. Puas melihat ekspresi Tari ,, Kirana pun kembali melanjutkan langkahnya ke ruangan nya dengan anggun.
Lagi lagi tak sengaja Bos besar melihat Kirana dan kejadian itu.
Kirana masuk kedalam ruangan nya dan diikuti oleh Lidya. "mbaa, keren banget tadi" ucap Lidya begitu masuk kedalam ruangan Kirana. Kirana hanya melempar kan sebuah senyuman untuk Lidya. "Oia mba, tadi pihak HRD ngabarin, kalau nanti jam 10 seluruh Direktur dan Manager bagian diminta mengikuti rapat bersama Bos besar yang baru." jelas Lidya ke Kirana. "kok tumben kita berhadapan langsung dengan C.E.O?" sahut Kirana yang merasa bingung. "ya karena dia dapat julukan Mr. Perfect mba, jadi pasti dia mau hal hal kecil pun nggak boleh ada kesalahan" ucap Lidya mengeluarkan pendapat nya. "hmmm, mungkin" sahut Kirana. "mbaa coba aku bisa titip mata aku yaa, supaya aku bisa mandangi dia dari dekat ," ucap Lidya lagi "yah Uda kamu aja gantiin aku" sahut Kirana gampang "seandainya bisa aku mau mba ," sahut Lidya Pasrah tak bisa melihat wajah tampan bos besarnya. "mbaa siap siap meleleh yaa lihat tampang boss baru kita" goda Lidya, "hahaha, emang es meleleh" sahut Kirana.
-----------:~:---------
Ruang meeting kali ini terasa cukup panas bukan karena AC nya mati tapi karena atmosfer dari yang hadir. Seluruh Direktur dan Menager Setiap Divisi pun sudah duduk rapi di ruang meeting sesuai nama dan jabatan Divisi mereka. Beberapa merasa gelisah dan takut, dan ada beberapa Manger wanita yang sibuk merapikan Riasannya. Tentu Kirana akan bersifat biasa kecuali dia merasa berbuat salah atau ada sesuatu yang berhubungan dengan nya baru lah harus tegang, apalagi ini hanya pertemuan dan meeting sama orang yang belum di kenal meskipun Bos besar nya.
Suara langkah kaki yang teratur terdengar akan memasuki ruang meeting. Dan Secara spontan Kirana mengikuti seluruh yang ada didalam ruangan untuk berdiri pertanda menyambut Bos besar itu. saat dia masuk Mereka pun menunduk kan kepala. "silahkan duduk" suara bariton terdengar dingin dan terdengar menginterupsi.
Kirana dan seluruh yang didalam ruangan pun mengikutinya. "Perkenalkan nama Saya Evan Agung Wijaya, dan saya ingin yang terbaik dari profesional kerja kalian, terima Kasih" ucap nya.
Kirana dapat melihat sosok yang berkharisma, dingin dan tegas dalam sosok boss besarnya itu dan ya memang sangat tampan tapi Kirana tetap lah Kirana bodo' amat sama cowok. Sedangkan beberapa wanita lain yang ikut rapat sibuk menampilkan senyum terbaik mereka, sedangkan Kirana hanya bersikap biasa bahkan tak tersenyum, dan selama Rapat tadi ntah sadar atau tidak Evan terus mencuri pandang untuk melihatnya. Cukup Lama rapat itu berlangsung hingga waktu setengah jam sebelum waktunya makan siang.
"ahh, selesai juga" ucap Kirana ketika berjalan keluar ruang meeting. "kau tidak suka meeting dengan boss" sahut Zion yang memang berjalan bersama Kirana. "hmm, biasa saja," sahut Kirana dingin, "aku perhatikan boss tadi sesekali curi pandang ke arah mu" ucap Zion, "bisa jadi itu karena dia memang ingin memperhatikan dan menghafal semua Manager dan Direktur di Perusahaan besar nya ini" ucap Kirana. obrolan mereka terhenti ketika Boss mereka Evan akan lewat. Semua orang memberikan nya jalan, tentu Kirana dan Zion pun demikian. Evan pun lewat dengan pandangan lurus ke depan dan dengan wajah yang dingin.
"benar benar boss yang dingin" ucap Kirana.
"sama seperti mu" sahut Zion.
Mereka pun saling tersenyum kecil menanggapi lelucon renyah tersebut.