Kirana kaget bahkan sangat kaget, karena tubuh nya berada di pelukan seorang pria asing terlebih atasannya. Tatapan mereka pun bertemu perasaan Kirana campur aduk, malu, kesal,, dan tentu marah. dia jatuh dan seperti ini karena Evan Manarik tangan nya tiba tiba sehingga dia tak bisa menyeimbangkan tubuhnya karena terkejut.
Kirana sadar dengan cepat dan berdiri dari posisinya. "Saya permisi pak" ucap nya dengan nada kesal. Dan segera keluar dari ruangan Evan.
Kirana pun tiba di ruangannya dengan perasaan sangat kesal. Lidya yang melihat Kirana pun dapat melihat kekesalan Kirana. Dengan cepat Lidya mengikuti Kirana.
"mba ,,, mba nggak kenapa kenapa kan, kok wajah nya merah gitu?" ucap Lidya yang memperhatikan ekspresi Kirana. "buatkan saya hot chocolate Lidya, sekarang" ucap Kirana dingin sangat dingin. "baik mba" balas Lidya dan segera menuju ke pantry.
Begitu Lidya keluar Kirana pun mengeluarkan kekesalannya. "argghhhh, dasar Kirana ceroboh, harus nya nggak perlu jatuh begitu" ucap Kirana merutuki diri nya sendiri.
"dia juga sihh, ngapain pakai narik tangan ku, aahh dasar Boss aneh" gumam nya lagi yang kali ini memaki boss nya itu
"harus nya dia yang minta maaf" tambah nya dengan ekspresi dingin.
~~~~~~`~~~~~~
Ditempat berbeda, Evan yang berada di ruangan nya pun merasa menyesali kebodohannya. "astagaa Evan, dia sekarang pasti sangat membenci mu, kenapa kamu melakukan hal se ceroboh itu" rutuk Evan pada diri nya sendiri.
"harus nya kamu minta maaf tadi Evan" Lanjut nya.
Evan berhenti berguamam ketika handphone nnya berdering.
"haloooo bro" ucap nya Ketika menjawab telpon
"....."
"tidak,biasa saja"
"....."
"tidakk ada hubungannya dengan itu, lupakan tentang ku, katakan kenapa kau menelpon ku"
"....."
"jadi kau akan kembali ?"
"...."
"ohh oke, see you soon bro"
"..."
"bye" tutup Evan.
Saat Evan menutup telponnya Hana masuk dan membawa hot chocolate untuk nya. "Pak ini minuman anda" ucap Hana, "oiaa pak,, ibu Kirana juga sepertinya menyukai minuman ini, karena dia juga meminta sekretaris nya untuk membuat kan hot Chocolate juga, tadi kami bertemu di pantry" ucap Hana , dia sengaja mengatakan itu ingin mengetahui ekspresi Atasannya.
"hmmm" hanya itu jawaban Evan. Hana pun ingin keluar dari ruangan boss besar nya itu, namun baru akan membalikan tubuhnya Evan berbicara "cari tahu tentang 'nya', semuanya jangan lewatkan hal sekecil apa pun" perintah Evan . Tentu Hana tau yang di maksud "baik pak" sahut Hana , "saya mau dalam 2 hari , saya sudah dapat yang saya mau" jelas Evan , "pasti pak" jawab Hana , "kau boleh keluar" ucap Evan lagi. Hana pun bergegas keluar dan mulai menjalankan perintah Evan.
~~~~~`~~~~~
Tak terasa, sudah waktunya jam pulang kantor, "Lidya saya duluan, bereskan saja, besok baru di lanjut kau pulang lah juga" ucap Kirana ke Lidya "iyaa mba" sahut Lidya. "okee, sampai ketemu besok Lidya" ucap Kirana dan pergi meninggalkan ruangannya.
Kini Kirana sudah berada di halaman rumah nya, ketika dia memarkir kan mobil nya, dia melihat sebuah mobil dan itu asing baginya. 'mobil siapa ' batinnya.