Chereads / Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 45 - Hati dan Pikiran

Chapter 45 - Hati dan Pikiran

Hari sudah berganti, seperti biasa setelah selesai bersiap, Kirana akan keluar untuk sarapan bersama.

Namun saat dia keluar , dia sangat terkejut dengan kehadiran Farhan yang duduk sarapan bersama keluarga nya dan sedang menyuapi Raka.

Seakan mimpi baginya, namun tanpa dia sadari ada kehangatan yang yang mengalir di hati nya bersama dengan rasa sakit nya.

Ntah lah batin dan pikiran Kirana benar benar kembali beradu di dalam dirinya.

Dia memilih langsung berangkat ke kantor dan tak ikut sarapan.

"Kirana berangkat dulu Bu, yah" ,, ucap nya.

"Kamu nggak sarapan dulu" sahut ibu nya.

"nggak", hanya itu kata kata yang keluar dari mulut nya dan segera menuju ke mobil nya.

Ketika akan membuka pintu mobil nya tangan nya di tahan oleh seseorang. "Farhan" ucap nya dan menarik cepat tangannya dari genggaman Farhan. "kamu nggak suka aku disini" ucap Farhan langsung namun dengan nada yang lembut, 'ya Tuhan kenapa sih pria ini begitu lembut dan tatapan nya begitu hangat' batinnya. "nggak" sahutnya pendek. "terus kenapa kamu nggak ikut sarapan?" , "aku banyak pekerjaan di kantor dan harus segera diselesaikan, jadi aku harus segera berangkat sekarang" ucap nya beralasan. "baik lah, kau hati2, mulai sekarang aku yang akan mengantar jemput Raka, dan setiap weekend aku akan meminta dia seharian penuh dengan ku apa bisa?" ucap Farhan "maksudnya?" ucap Kirana tak memahami arti kata kata Farhan "aku sekarang sudah kembali menetap di Surabaya, jadi aku akan membayar semua waktu ku yang terlewat kan dengannya selama 5 tahun ini, aku hanya berharap kau mengijinkan nya" ucap Farhan tulus. 'Deggggggg' mendengar ucapan Farhan membuat Kirana benar benar ingin berlari kepelukan pria itu. Dia enggan berlama-lama ngobrol dengan Farhan,, pikiran nya benar benar bingung saat ini,,, "terserah kau saja" ucap Kirana dingin dan bergegas masuk kedalam mobil nya.

Dia menstart mobilnya , namun tak langsung menjalankan nya, kepala nya terasa mau pecah, dia memukul keras pipinya. 'pakkkh' "ini sakit, ini benar benar bukan mimpi" gumam nya. 'Ya Tuhan apa lagi ini, selama ini aku sudah tenang menjalankan hari ku bersama dengan Raka dan keluarga ku ,,aku berusaha mengubur rasa sakit dari masa lalu ku, tapi kenapa ,, kini seolah Engkau kembali menarik ku kembali merasakan luka itu' batin Kirana. Dia pun menarik nafas panjang dan menjalankan mobil nya menuju ke kantor nya. Sedangkan Farhan hanya menatap sendu ke arah mobil Kirana "aku akan menebus semua kesalahanku dan akan mengembalikan senyuman mu Kirana" gumam nya dan terdengar tulus.

Kirana tiba di kantor nya.

Ketika akan memasuki lift sebuah tangan menarik nya. Sontak Kirana kaget , namun dia lebih kaget lagi ketika melihat siapa yang menarik tangannya, "Pak Evan" gumam nya, "pak lepaskan, semua orang melihat Kita , mereka akan salah paham" ucap Kirana dan berusaha melepas tangan Evan. Namun Evan mengabaikan nya, dan tetap memegang tangan Kirana. 'Ya Tuhannn, Pagi ku, harus kah penuh drama' batin Kirana.

"duduk" ucap Evan yang menduduk kan Kirana pada sebuah kursi ketika mereka tiba di Kafetaria Kantor.

"Pak anda bisa kan meminta baik baik jika hanya ingin ditemani sarapan?" ucap Kirana Akhirnya.

"kamu yakin akan menerima ajakan saya" sahut Evan, Kirana diam 'iyaa sih pasti aku tolak' batin nya. "pasti kamu tolak kan" sahut Evan seolah tahu pikiran Kirana, "yaa tapi kan nggak gini juga pak caranya, bapak lihat tidak semua mata tertuju pada saya dan anda kan sekarang ?" ucap Kirana. "sebelum ini juga memang mata pria selalu tertuju pada mu kan dan mata Wanita tertuju pada ku , jadi bukan hal yang aneh kan" sahut Evan gampang.

"dan sekarang pandangan mereka semakin menjadi dengan saya bersama bapak sekarang" sahut Kirana tak mau kalah. Bukan nya menanggapi ucapan Kirana Evan malah tersenyum , "kau tak cape yaa mengomel dan bersikap dingin terus" ucap nya, Kirana ingin membalas namun saat itu seorang pelayan datang dengan membawa 2 hot chocolate dan dua piring makanan. "ayoo makan lah" sahut Evan santai dan tanpa rasa bersalah melahap makanannya dengan santai di hadapan Kirana.