Kekesalan hatinya karena kejadian Evan tadi belum sepenuhnya hilang dari hati Kirana, kini ketika tiba dirumah dia bagai di hantam petir di sore hari. Bagaimana tidak saat memasuki ruang tengah rumah nya dia melihat orang yang tak asing di samping Raka dan tengah tersenyum manis bermain bersama anak nya itu .
Ntah lah pikiran Kirana benar benar kusut saat ini.
"mama sudah pulang" teriak Raka riang yang melihat Kirana dan menyadarkan Kirana, tentu membuat orang yang bersama Raka mengalihkan pandangannya ke arah Kirana. "iyaa sayang" balas Raka dan tersenyum ke anaknya itu.
"mama main yukk" ucap Raka polos. "sayang mama capek, mau istirahat yaa, nggak apa apa kan" ucap Kirana lembut ke Raka "iyaa maa" jawab Raka pelan. Kirana pun bergegas ke kamar nya tanpa memperdulikan orang yang sedang bersama anak nya itu dan memperhatikan nya sejak tadi.
"Kirana tunggu" ucap Pria itu dan membuat Kirana mengehentikan langkahnya. "aku tidak ingin berbicara dengan mu Farhan Pratama, terlebih ada Raka, aku tidak ingin dia melihat kita berdebat" , ucap Kirana dingin tanpa melihat ke arah Farhan. "ibu akan bawa Raka keluar" sahut ibu nya tiba tiba. dan membuat Kirana kaget dan memutar badannya untuk menatap kearah ibu nya. Ibu nya saat ini berdiri tepat di samping pria itu. Kirana memandang tak percaya ke arah ibu nya. "Kirana lelah, mau istirahat, permisi" ucap nya dingin dan berlalu begitu saja.
~~~~~~~`~~~~~~~
Suasan di meja makan malam itu hening tanpa suara. Raka tak ikut makan karena sudah makan terlebih dahulu bersama Farhan.
"Kirana duluan" ucap Kirana setelah selesai makan.
"Kii tunggu, ayah mau bicara". ucap ayah nya menahan Kirana.
"Jika ingin membahas Farhan, Kirana tidak punya waktu yah". ucap Kirana
"ini bukan tentang Farhan tapi, tentang Raka dan Papa nya." ucap ayah Kirana. 'deghhhhh' maksudnya apa 'Papa Raka'. batin Kirana.
"maksud ayah ?" ucap Kirana akhirnya dengan nada sedikit melunak.
"Kii, ayah akan berbicara bukan Farhan sebagai mantan suami kamu, tapi sebagai ayah Raka" jelas ayah Kirana. 'ahhh, kirain' batin Kirana.
"hufftt, sudah lah yah,, lupakan" sahut Kirana.
"Kirana, ayah tidak akan pernah melupakan kesalahan Farhan terhadap mu nakk, tapi ayah juga tak bisa menutup mata melihat sikap dingin mu seperti ini, bukan cuman ke Farhan, tapi kesemua pria yang mendekati mu, dengar Kii, jika kamu tidak ingin menikah lagi, sejujurnya ayah akan sedih, tapi ayah tidak akan ikut campur,, itu sudah menjadi urusan mu karena kamu sudah dewasa,tapiii, yang ayah lihat adalah cucu ayah Raka" ucap ayahnya panjang lebar, dan sanggup membuat mata Kirana berkaca kaca. Melihat Kirana yang luluh dan lengah ayah Kirana pun melanjutkan omongannya. "Raka butuh sosok seorang Papa Kii, dia butuh itu" ucap ayah nya dan penuh penekanan. Perasaan Kirana campur aduk, disatu sisi orang tua nya tidak tahu kebenaran nya, disisi lain Farhan sangat melukai nya, dan ditengah tengah ada Raka, Raka kebahagiaan terbesar Kirana, dan Kini kebahagiaan Raka adalah seorang Papa , bagaimana Kirana harus mengahadapi semua ini.
Kirana bergegas masuk kedalam kamar nya dengan berurai air mata tanpa memberikan balasan atau jawaban dari ucapan ayah nya. Ibu nya bermaksud mengikuti Kirana dan menemani nya. Namun di tahan oleh ayah Kirana. "tidak usah Bu, biarkan dia sendiri, kita sudah melakukan kewajiban kita untuk mengingat kan nya, biar dia mengambil keputusan nya sendiri" jelas ayah Kirana , dan ibu Kirana meangguk paham dan mengikuti ucapan suaminya.