Kirana berangkat ke kantor dengan semangat Karena suasana kantor yang terlihat disiplin dan lebih hidup.
"Pagi Lidya" sapa Kirana seperti biasa ketika sudah berada didepan ruangannya. "pagi mba" balas Lidya. "Lidya biasaa yaa" ucap Kirana seraya tersenyum. "siaapp mba, hot chocolate kan" balas Lidya, Kirana tersenyum lebar seraya mengacungkan jempolnya. Lidya pun bergegas untuk membuat kan atasannya itu permintaan nya.
Tak sampai 10 menit Lidya sudah kembali.
"terima kasih Lidya" ucap Kirana.
"mbaaa, kemarin gimana?" tanya Lidya tiba tiba dan malu malu.
"gimana apa?" tanya Kirana bingung dengan maksud pertanyaan Lidya itu.
"ihh, mba, gimana meeting sama boss kemarin, penampilan boss, terus suaranya boss, aduhh mbaaa, pengen naahh dekat dekat sama boss super ganteng kita itu" sahut Lidya penuh kekaguman ke Evan bos baru mereka.
"Namanya Evan Agung Wijaya" , "Biasa aja dan dia boss kita, C.E.O perusahaan ini" "daann sangat dingin" , ucap Kirana jelas agar Lidya puas. "mbaa, masa gitu aja penilaian mba" sahut Lidya dengan nada kecewa. "mbaa, dia ganteng banget mbaaa, yaa sama mas ganteng nya mba dia 11 mas ganteng 10, tapi tetap aj boss menang mba" ucap Lidya. "Lidyaa, kamu pikir saya akan tertarik sama boss kita yang dingin nya kaya salju gitu" ucap Kirana "yahh, mbaa juga sama dingin nya" celetuk Lidya. "sudah sana kembali ke meja kamu" ucap Kirana malas menanggapi omongan Lidya yang ngelantur.
"Selamat pagi ibu Kirana" ucap suara yang begitu lembut. Suara itu masuk tiba tiba di ruangan Kirana dan membuat Kirana dan Lidya yang sedang ngobrol pun kaget. Dengan cepat Lidya mendatangi wanita yang berdiri didepan pintu "maaf, mba siapa yaa, dan ada keperluan apa?".tanya Lidya sopan. "Perkenalkan saya Hana Sekretaris Pak Evan" ucap wanita itu dan membuat Kirana maupun Lidya semakin kaget, 'sekreteris bos besar, ada apa, kok kemari tiba tiba' itu lah batin mereka berdua . "saya kemari diminta Pak Evan untuk menyampaikan bahwa ibu Kirana 'harus' menemui nya sekarang" ucap Sekretaris itu profesional. "iyaa baik, saya akan segera kesana" ucap Kirana tegas. Sekretaris itu pun undur diri dan segera keluar.
"mbaa kok tiba tiba dipanggil,?" tanya Lidya takut, pasalnya jika dipanggil boss seperti itu maka itu adalah sesuatu yang buruk.
"Lidya kenapa kamu takut begitu, kamu merasa berbuat salah atau kamu merasa pekerjaan ku ada yang salah ?" jawab Kirana santai Lidya hanya menggeleng menanggapi ucapan Kirana "tidak kaann,, jadi kenapa harus takut," ucap Kirana yakin. "ya udah aku kesana sekarang ya, biar tahu ada apa" sahut Kirana dan bergegas menuju keruangan boss besarnya itu.
Kirana kini berada di dalam ruangan Evan, dia diantar masuk oleh sekretaris Evan "Pak, ibu Kirana sudah datang" ucap Hana Sekretaris Evan . Pria Tinggi dengan setelan jas berwarna abu abu yang sangat rapi itu berdiri membelakangi mereka dan terlihat sibuk dengan sebuah dokumen ditangan nya. "kau boleh keluar" ucap sang pemilik suara bariton itu. Hana pun keluar meninggalkan ruangan itu dan tersenyum kepada Kirana ketika akan keluar.
"Saya Kirana Bunga Larasati Pak, ada yang harus saya kerjakan sehingga bapak memanggil saya kemari?" ucap Kirana profesional dan dengan nada tegas namun lembut. Evan pun meletakkan dokumen itu dan memutar tubuhnya agar dapat melihat Kirana. Dengan ekspresi dingin tatapan mata yang tajam dia berjalan kearah sofa di ruangan nya. Kirana sama sekali tak memiliki rasa takut apapun ketika berhadapan dengan Boss nya itu , "silahkan duduk" ucap Evan tegas ke Kirana. Kirana pun berjalan mendekat kearah sofa dan duduk di sofa panjang yang mana kini posisinya berhadapan dengan Evan. Evan menatap dalam kedalam mata Kirana, Kirana pun hanya bersikap biasa, tenang dan dingin.
Sejujurnya ntah mengapa sejak melihat Kirana di kantin saat pertama kali dan melihat senyum merekah Kirana Evan merasakan kehangatan di dalam hatinya. Dan saat melihat Kirana sedang bertengkar dengan tari di pagi itu dia melihat sosok Wanita yang kuat dan smart dari caranya melawan tari. Kemudian dia kembali melihat Kirana di ruang rapat dia lah satu satunya wanita yang mengabaikan nya tak pernah mencuri pandang pada nya apalagi berusaha mencari perhatian nya. Sekarang Wanita ini ada di depan nya , dia melihat wajah yang sangat bersinar di balik hijab nya dan wanita yang begitu anggun dengan segala tindakan dan gerakan nya, Evan dapat melihat kehangatan dari mata Kirana, namun sayang Kirana menampilkan Ekspresi yang sangat dingin, 'wanita seperti apakah dia, mengapa seolah dia sedang menutupi dirinya agar tak terlihat' itu lah batin Evan.