Sudah dua jam Vyrlan menunggu Renia di depan rumahnya, namun Renia belum juga menampakkan dirinya. Vyrlan bukanlah tipe yang sabar, namun entah kenapa Renia berhasil membuat rasa kesalnya menciut.
Kalau bukan Renia melarangnya untuk ke rumah, sedari tadi ia sudah mau menghampiri rumah Renia. Dia laki-laki yang gentle bukan laki-laki penakut yang ciut menghadapi mak-mak galak dan bukan gayanya menunggu seorang gadis di tepi jalan seperti ini, tapi ini pertama dan terakhir kalinya ia berbuat seperti ini.
Vyrlan mencoba menghubungi Renia. Lagi. Belum terhubung sebuah ketukan sudah terdengar dari luar jendela mobilnya.
Vyrlan membuka kaca jendela mobilnya dan memberi kode Renia untuk masuk dan duduk di bangku sampingnya.
" Jadi kita mau ke mana? " tanya Renia dengan santai, ia sengaja membuat Vyrlan menunggunya selama dua jam dan melarang Vyrlan untuk menjemputnya langsung ke rumah hanya sekedar membuat laki-laki ini bosan dan meninggalkannya agar kencan yang dikatakannya itu batal. Bukannya pergi tapi laki-laki ini sabar menunggunya bahkan tak marah sekali pun walau sedikit tersirat rasa kesal di sorot matanya. Dan Renia acungi jempol untuk kesabarannya ini.
Satu hal lagi yang jadi pertanyaan Renia, dari mana Vyrlan tahu alamat dan nomor teleponnya.
" Aku bukan penguntit, alamat kamu aku tahu dari tempat kerja, mengenai nomor telepon kamu, bukankah kemarin kita bertukar nomor telepon " ucap Vyrlan mengingatkan Renia kembali.
Renia menepuk jidatnya, kenapa tidak terpikir olehnya. Dan satu hal yang mesti di waspadainya pada seorang Vyrlan, laki-laki ini begitu mudahnya menebak isi hatinya. Lain kali ia harus hati-hati dalam berpikir agar tidak mudah ke tebak sama Vyrlan. Bahaya.
" Jadi kamu mau ajak aku ke mana? " ulang Renia mengusir rasa malunya.
Sebenarnya Vyrlan tidak ada rencana untuk mengajak Renia pergi ke mana, keinginannya cuma satu ingin mengajak Renia jalan-jalan sekaligus membuat Renia jatuh cinta padanya, klaim ini hanya sekedar mengikatnya, tapi belum hati Renia.
" Kita kebun binatang " jawab Vyrlan asal dan mengemudikan mobilnya setelah memasangkan seatbeltnya begitu pun dengan Renia.
Percakapan GAJE :1
• Vyrlan : Ini ulah authornya nie pilih kebun binatang, napa nggak taman bermain aja si thor, mirip2 novel yang lain gitu ... biar ada adegan kiss di bianglala.
• Author : Hehe 😅😅 udah di ambil ama tetangga sebelah adegan main-main di bianglalanya. Udah terima ajh kali, Vyrlan. Ntr kasih romantis deh.
• Vyrlan : Suka-suka lh thor, yang penting Renia buat aku yahhh🙄🙄 ...
• Author : Nggak janji 😚😚
• Vyrlan : 😒
♡♡♡♡♡♡
" Ok. Kita ikuti mereka " ucap Oma ke Danny yang menunggu mereka sedari tadi di sudut gang rumah Renia.
Tadi hampir saja pupus harapan Oma Ratna karena Renia membuat cucunya itu menunggu dua jam di dalam mobil.
" Kira-kira mereka ke mana ya, Dan ? " pikir Oma yang penasaran arah kencan mereka.
( Author bilang kebun binatang, Oma ).
" Kalau di lihat dari arahnya ke kebun binatang, nyonya " jawab Danny yang melihat petunjuk arah jalan tol yang mereka lewati.
" Baiklah, anak itu mesti Oma ajari caranya kencan yang baik " gumam Oma dengan pikiran jailnya. Hehe.
Sementara itu di belakang mereka, Sovie dan Nathan juga melakukan pengintaian. Mereka juga mendapat informasi dari detektif sewa mereka, kalau hari ini Renia akan janjian dengan seseorang. Seseorang yang bikin kaget Sovie dan Nathan, siapa lagi kalau bukan Vyrlan.
" Ini kejutan yang besar, mbak. Ternyata Vyrlan duluan yang curi start " ucap Nathan cekikan tak percaya, kalau sebagian rencana perjodohan dua sepupunya itu akan semulus ini.
" Mbak malah bingung kok bisa bocah itu yang curi start duluan, bukannya Crishtan. Padahal dari perkenalan kemarin lebih kentara Crishtan yang suka Renia " ucap Sovie mengingat momen perkenalan kemarin, melihat Crishtan yang intens menatap Renia, walau normal tapi Sovie yakin pandangan Crishtan itu bisa diartikan sebagai rasa suka yang lebih.
" Seriously? " tanya Nathan tak percaya, seakan-akan dua sepupunya ini bukan lagi terlibat dalam rencana perjodohan tapi lebih tepatnya masuk dalam cinta segitiga yang tak dikehendaki.
" Entahlah, Nath. Aku juga enggak yakin ".
Tapi semalam bocah itu bilang, Crishtan sedang makan malam dengan wanitanya dan akan merencanakan sebuah pernikahan, apa sebaiknya aku tanya Crishtan saja. Akh ... kenapa jadi rumit gini sih, belum lagi hidup aku sama Siska dan calon tunangan yang sampai detik ini tidak aku ketahui identitasnya. Sial. Authornya bikin mumet deh, batin Nathan mencengkeram kemudi mobil dengan keras menyalurkan isi kepalanya yang terasa penuh dengan teka-teki ini.
( Author di sumpahi, entar author bikin rumit cintanya, baru tahu rasa ).
" Kamu baik-baik aja, Nath? " Sovie rada khawatir dengan ekspresi Nathan yang tak terbaca ini.
" Enggak apa-apa, mbak " ucap Nathan menetralisir emosinya.
Sovie mengagukkan kepalanya, mengerti.
♡♡♡♡♡♡
Vyrlan menggenggam tangan Renia, menuntunnya untuk mengelilingi area kebun binatang tersebut. Suasana pengunjungnya tidak terlalu rame, tapi tidak bisa dikatakan sepi juga.
Awalnya Renia tidak suka tangannya di genggam seperti ini, mengingat mereka bukan pasangan kekasih yang mesti pura-pura mesra di depan umum. Hanya Vyrlan yang mengklaimnya sebelah pihak.
" Apa harus seperti ini? " tanya Renia menatap tangannya di genggam Vyrlan.
" Dear, kalau kita jalan berdua dan pake jarak semeter plus tanpa pegangan ini " ucap Vyrlan mengangkat genggamannya, memperlihatkan ke Renia, " Bukan kencan namanya, mending aku jalan sendiri " lanjutnya dengan senyum menggoda dan memberi kecupan pada punggung tangan Renia, membuat gadis tersebut tersipu malu.
" Ini tempat umum, dokter yang terhormat dan ini bukan style Asia kami " ucap Renia penuh penekanan pada kalimatnya dengan pandangan tajam.
Yang ditatap acuh tak acuh, tak peduli dengan apa yang dilakukannya.
" Sepertinya ini kebiasaan dirimu yang sering kamu lakukan pada gadis-gadis di luaran sana " ucap Renia memalingkan mukanya kesal karena sikap Vyrlan yang seenaknya.
" Apa kita akan berdebat seperti ini terus atau kamu ingin aku bawa ke tempat yang sepi biar kita bisa romantisan " bisik Vyrlan tepat di telinga Renia.
Refleks Renia memukul bahu Vyrlan, kesal dengan ucapan laki-laki itu dan sekuat tenaga Renia melepas genggaman Vyrlan dan pergi menjauhi Vyrlan dengan perasaan yang campur aduk antara malu, marah dan kesal karena sedari tadi Vyrlan selalu menggodanya.
" Manis. Kau membuatku bertekuk lutut, dear " gumam Vyrlan bahagia dan berlari kecil menyusul Renia yang telah memasuki area kebun binatang.
♡♡♡♡♡
Sementara itu di sudut lainnya,
Oma Ratna menahan rasa malu-malunya melihat ulah cucunya yang begitu intim memperlakukan Renia. Membuatnya begitu bahagia.
" Apa aku jodohkan saja sama Vyrlan, Danny " ucap Oma spontan.
Paman Danny berpikir sejenak memikirkan cucu Oma yang lain. " Bagaimana dengan tuan Crishtan, nyonya " ucap Danny, akhirnya.
Oma menepuk jidatnya, " Aku lupa dengan pria kaku itu, sepertinya aku harus bertindak padanya agar punya waktu untuk berkencan dan harus menyingkirkan laptop kesayangannya itu ".
Paman Danny diam tak berkutik, kalau Nyonya-nya ini yang turun tangan, siapa pun tak bisa mengendalikannya termasuk kedua anak dan menantunya yang kemarin sempat menolak rencana Oma yang mengatur siasat untuk kedua cucunya.
Flash back
" Mami, apa enggak bisa di putuskan saja siapa yang mau di jodohkan dengan gadis itu. Itu jauh lebih baik. Aku enggak mau nantinya anakku dan Vyrlan bertikai demi merebut gadis itu " ucap anak tertuanya dengan perasaan khawatir dari saluran telepon di seberang sana.
" Kalau kamu sudah di sini, kita bicarakan sekeluarga. Mami tutup teleponnya " ucap Oma memutuskan sambungan. Berdebat lewat telepon bukanlah gayanya. Anak-anaknya tidak akan mengerti dan bisa saja pembicaraan itu menjadi keruh dan lebih memperburuk perjodohan ini.
Oma Ratna tidak mau, calon cucu mantunya, Renia dibenci anak-anaknya karena semua ini murni dari pikirannya dan keluarga besar Renia dulu.
Flash On
◇◇◇◇◇
• Tunggu in updatenya yah ...
• Team Vyrlan dan Crishtan mana yang lebih banyak nie ... hihi ...