Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 17 - ♧ Hati Yang Bimbang

Chapter 17 - ♧ Hati Yang Bimbang

Typo bertebaran 🙏

Harap maklum ...

Malam ini Sovie bertemu dengan Oma Ratna dan pengasuh Renia ibu angkatnya, Bunda Indun. Mereka membahas rencana perjodohan itu dan memberikan fakta yang sebenarnya kepada Renia. Sovie tak ingin berjauhan lagi dengan keponakannya, walau selama dua tahun ini Renia telah kembali bersamanya tapi itu tak membuatnya puas, karena rumahnya bersama Sovie. Secara hukum ia adalah wali sahnya Renia walau gadis itu tidak mengetahuinya.

Oma Ratna menghampiri Sovie dan Indun yang sudah menantinya di ruang VVIP yang tertutup.

" Maafkan aku Sovie, apa kau menungguku lama " ucap Oma Ratna merasa bersalah dan mencium pipi kanan-kiri Sovie bergantian.

" Tidak Oma, aku baru sampai lima menit yang lalu dengan bibi " ucap Sovie menyambut kedatangan Oma. Begitu pun dengan Indun langsung berdiri dan membungkuk hormat pada Nyonya-nya.

" Jangan sungkan Indun, kau bagian dari keluargaku " ucap Oma menepuk lembut pundak Indun.

Mereka kembali duduk.

" Kau sudah pesan makanan Sovie? ".

" Sudah Oma, sesuai seleramu " ucap Sovie sambil tersenyum.

" Baiklah dan terima kasih ".

Sovie tampak mengendurkan bahunya, me-rileks-kan pikirannya.

" Begini Oma, mengenai Renia. Hari ini Crishtan datang ke kafe dan melakukan pendekatan pada Renia tanpa kita harus bertindak ternyata pertemuan pertama itu memberi kesan untuk Crishtan " Sovie menarik nafasnya dan menghembuskannya lembut.

" Dan hari ini Crishtan berpenampilan di luar zona nyamannya dan ... mengajak Renia kencan " lanjut Sovie tenang.

Oma Ratna dengan tenangnya mendengar ucapan Sovie. Beberapa pelayan datang menghampiri meja mereka dan membawakan pesanan yang telah di pesan Sovie sebelumnya. Setelah semuanya terhidang, mereka pergi meninggalkan ruangan tersebut.

" Sebelum aku menjawab kegelisahanmu, lebih baik kita menikmati hidangan yang menggoda ini, bukankah begitu Indun " ucap Oma Ratna tenang dan mengarahkan senyumnya pada Indun yang hanya mendengarkan ucapan Sovie. Sebagai pengasuh Renia, ia sangat peduli pada perasaan gadis yang telah seperti putrinya sendiri. Hubungan ini tidak semudah orang bayangkan. Ia tidak mau anak gadisnya itu bersedih ataupun sakit karena banyak fakta yang di tutupi darinya.

Lima belas menit dalam keheningan.

" Sovie, aku tidak tahu ini adil atau tidak. Aku ingin kamu yang menentukan siapa yang paling cocok untuk keponakanmu yang manis itu, siapa pun pilihan kamu. Renia tetap calon cucu mantuku " ucap Oma membuka suara.

Sovie tercengang di buatnya antara senang dan tak mengerti jalan pikiran wanita paruh baya yang sudah dianggapnya sebagai ibu itu.

" Tapi dengan syarat, kamu harus adil dalam menilai cucuku. Aku tahu kamu menyukai Crishtan karena kalian sangat dekat. Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan Vyrlan. Kau pasti mengerti maksudku " lanjut Oma dengan tenang memandang Sovie dengan kedua tangannya yang menopang dagunya.

Deg.

Ini yang berat bagi Sovie, Sovie tidak memungkiri kedekatannya dengan Crishtan dan berharap Crishtan yang mendampingi Renia. Namun disisi kain, ia juga tidak bisa melepaskan Vyrlan yang terlihat intim dengan keponakannya itu. Apalagi melihat Renia yang begitu dekat dengan Vyrlan di Seaworld.

Satu-satunya cara adalah mengetahui isi hati keponakannya. Mungkin dengan itu bisa adil. Tapi rencananya untuk mendekatkan Crishtan dan Renia tak bisa dikesampingkan.

" Iya Oma, aku mengerti " ucap Sovie dengan tenang.

" Tapi kalau kamu mendukung Crishtan dari belakang aku juga tidak keberatan, karena aku juga akan mendukung Vyrlan. Aku rasa itu adil buat keduanya karena memiliki pendukung ".

Deg. Lagi. Oma Ratna dapat membaca pikiran Sovie dan membuat Sovie bergidik sendiri. Sovie dan Oma punya tingkat sensitif di atas rata-rata.

Sovie menghela nafasnya, " Sepertinya ponakanku itu sangat beruntung memiliki orang-orang yang menyayanginya " ucap Sovie dengan senyum bangga.

" Dia pantas mendapatkannya, bukan begitu Indun " ucap Oma menatap Indun yang hanya diam mendengar pembicaraannya dengan Sovie.

" Iya, nyonya " jawab Indun membenarkan ucapan Oma Ratna.

" Minggu depan aku mengadakan pesta di rumah, aku harap di saat itu kamu sudah mencari tahu keputusan Renia. Karana aku ingin mengumumkan pertunangan mereka dan kamu ceritakanlah asal-usul Renia, Indun akan mendampingimu agar Renia tidak terguncang nantinya ".

......

Dan pembicaraan itu berakhir dua puluh menit yang lalu, Indun dan Oma Ratna pamit terlebih dahulu. Sovie sedang menunggu kedatangan Nathan. Hanya Nathan tempat dia berbagi saat ini, hanya dia yang dapat dipercayanya saat ini.

Pintu khusus ruang VVIP terbuka, seorang pelayan membukanya buat Nathan dan menutup kembali ruangan tersebut.

" Apa aku membuatmu menunggu, miss " ucap Nathan dan mengambil tempat duduk di seberang Sovie.

Sovie menghembuskan nafasnya kasar, berusaha menghilangkan beban pikirannya.

" Tidak Nath, kebetulan Oma baru saja keluar dua puluh menit yang lalu, aku sengaja meneleponmu lama, supaya Oma tak mencurigaimu " ucap Sovie tenang sambil menyesap cocktail-nya.

Nathan memandangi Sovie dengan lekat, ia tahu wanita ini sedang banyak pikiran dan ini pasti menyangkut masa depan keponakannya. Demi memberikan yang terbaik untuk keponakannya, seorang Sovie rela meninggalkan kehidupan pribadinya, termasuk urusan percintaannya.

" Apa masalahnya semakin rumit " tebak Nathan.

" Aku diberi waktu seminggu untuk mencari tahu pilihan Renia dan harus menceritakan asal usul Renia dan dalam minggu itu pertunangan mereka akan diumumkan " ucap Sovie menjelaskan pertemuan mereka tadi.

Nathan mengerti dengan kegelisahan Sovie saat ini, mungkin untuk mengetahui perasaan Renia tidak akan sulit. Tapi yang memberatkan hatinya sekarang menceritakan hubungannya dengan Renia.

" Kamu harus kuat, Sovie " ucap Nathan menghampiri Sovie dan merangkul pundaknya menenangkan wanita kuat itu yang saat ini sedang rapuh. Sovie membenamkan kepalanya ke dalam pinggang Nathan. Dia memang butuh ketenangan saat ini.

Setelah tenang, Sovie menarik kepalanya dan memperbaiki posisi duduknya. Vyrlan yang melihat Sovie baik-baik saja kembali ke tempat duduknya dan tersenyum penuh melihat Sovie.

" Tadi kau memanggil namaku, apa kau mau mati, Nath " ucap Sovie dengan tatapan tajamnya.

Nathan bergidik sendiri, Sovie yang kejam telah kembali ke raganya.

" Wah, setelah aku meminjamkan pinggangku yang seksi ini, apa dirimu sekejam itu, miss " goda Nathan sambil siaga, kalau tiba-tiba Sovie melemparnya dengan sesuatu, apa pun itu.

" Kau ... " ucapannya tertahan dan melotot pada Nathan, kesal. " Semoga saja kekasihmu itu tahu sifat bodohmu ini dan pergi meninggalkanmu " umpat Sovie kesal.

" Jangan bawa kekasihku, dia tidak bersalah " bela Nathan dengan wajah memelasnya dan itu cute banget. Ala-ala puppy eyes.

( Author yang meleleh sendiri, hihi ).

" Berhenti memasang wajah itu, Nath " ucap Sovie tak bisa menahan tawanya, geli dan gemas lihat Nathan kalau konyol begini.

Nathan memasang senyum innocent-nya.

" Apa tidak bisa dipertimbangkan masalah tunangan itu, Miss. Mengingat Renia pasti akan sedikit terpukul dengan latar belakangnya yang selama ini kita tutupi " ucap Nathan serius.

" Itu dia Nath, yang bikin aku pusing. Mungkin besok aku harus bertemu lagi dengan Oma. Aku enggak mau Renia terpukul dan pertunangan itu memang terlalu cepat sama Renia. Aku sendiri tidak tahu sejauh mana kedua sepupu itu di mata Renia. Sejauh yang aku lihat sekarang Vyrlan dan Crishtan memang menaruh hati pada keponakanku " pandangan Sovie menerawang jauh membayangkan ponakan satu-satunya yang mungkin saat ini dalam kegelisahan, entah kenapa perasaannya berkata seperti itu. Ia tidak yakin setelah ini apa akan baik-baik saja, tapi selalu ada harapan dan Sovie percaya pada harapan itu.

♡♡♡♡♡♡

Setelah perkataan dan kecupan singkat Crishtan, Renia langsung beranjak meninggalkan apartemen Crishtan tanpa mengeluarkan kata-kata. Kejaran dan teriakan laki-laki itu di abaikannya dan Renia langsung naik taksi yang kebetulan stand by di depan apartemen itu.

Dan sekarang ia berada di dalam kamarnya. Renia bersyukur Siska dan Bunda tidak di rumah, ia tidak mau terlihat kacau di depan dua wanita yang menyayanginya itu. Renia uring-uringan di kamarnya, ciuman singkat yang diberikan Crishtan sungguh mengusiknya. Ia merasa seperti bitch, yang tidak puas dengan satu laki-laki dan lebih sialnya, mereka sepupu.

Oh ... ini sungguh berat bagi Renia, kebersamaannya dengan Vyrlan membuat ia nyaman. Ia merasa jadi diri sendiri di depan laki-laki itu walau ia tak yakin itu cinta. Di samping itu ia juga tidak bisa memungkiri, kelembutan dan kehangatan yang diberikan Crishtan membuatnya seperti gadis yang berharga.

Renia mengacak rambutnya, frustrasi.

Vyrlan dan Crishtan , dua laki-laki yang berhasil mengaduk-aduk perasaannya. Jika waktu bisa di putar ulang, ia tidak ingin bertemu dengan keduanya. Bagaimana mereka bisa menyatakan perasaan mereka. Sementara dirinya sendiri di buat bingung seperti ini.

Ini bukan suatu kebanggaan tapi bencana. Jika saja mereka Tidak bersaudara mungkin Renia tidak sebimbang ini menentukan perasaannya. Ya, setidaknya ia bisa menyelami perasaannya dengan berteman dengan keduanya tanpa perasaan tidak enak.

Karena sisinya yang lain, ia menginginkan laki-laki yang mencintainya dan melindunginya, ia tidak mau kehidupan lampaunya yang antah berantah menghantui bahkan mempengaruhi masa depannya. Cukup dirinya menjadi korban orang tuanya yang tak bertanggung jawab. Ya, Renia menarik kesimpulan kalau ia benar-benar anak buangan. Buktinya ia di asuh oleh Bunda, walau bunda tidak menceritakan detailnya tapi Renia yakin ia pasti ditinggal di depan pintu rumah wanita yang menyayanginya ini.

Renia mondar-mandir di kamar seperti setrika, jika lantai itu sebuah baju mungkin sudah halus dan licin di buatnya. Ia tidak mau Vyrlan dan Crishtan mengaduk-aduk perasaannya. Ini tidak baik untuk mereka bertiga.

" Berpikir Renia, apa yang kamu inginkan " umpat Renia pada dirinya.

" Apa ini yang kamu mau ... ini sama saja kamu menghancurkan dua orang yang bersaudara itu " ucap Renia meyakinkan dirinya dan mulai detik ini ia harus menghindari keduanya sebelum hatinya semakin larut dalam perasaan yang tak menentu ini dan itu semakin rumit nantinya.

◇◇◇◇◇◇◇

Semakin ribet ya ... apalagi Yuu yang menulis part ini butuh perjuangan juga biar dapat feel-nya ...

Happy reading aja deh buat readers .... hehe.