Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 21 - ◇◇◇ PILIHAN (1)

Chapter 21 - ◇◇◇ PILIHAN (1)

Yeeeayyyy ... 😍😍double update ... kalau sayang itu berkah yah ... karna Yuu sayang readers .. sebagai peemintaan maaf🙏🙏 ... ini yuu kasih chapter baru lagiii 😏... dan selalu bersabar dengan up nya yahhh 😘😘😘

👇👇

.

.

.

Liburan kali memang menguras emosi. Begitu banyak kejujuran yang di terima Renia bersamaan dengan fakta kalau Sovie adalah adik papanya yang telah lama tiada. Papa yang selalu di rindukannya, bolehkah di sebut rindu dari pada penasaran. Ya, sosok gagah—begitulah gambaran dari Sovie—yang telah memberikan sumber kehidupan pada Renia yang ketika dia meninggal tanpa tahu ada calon keturunannya bersemayam di dalam perut wanita yang di cintainya—ibunya—hingga membuatnya menjauh dari keluarganya dan itu benar jauh ... karena nyawa sebagai taruhannya dalam kecelakaan yang ingin menjumpai ayahnya yang menentang hubungannya.

Kepasrahan dalam dilema itu yang dirasakan Renia, memikirkan perjodohan yang akan diumumkan oleh Oma Ratna beberapa hari ke depan. Walau keputusan itu ia serahkan pada Oma Ratna, tetap saja hati kecilnya berkata lain. Khawatir, gugup, ragu, mendua. Kata-kata itu yang melekat di dalam pikiran Renia saat ini.

Huh. Renia melempar nafas berharap itu bisa mengurangi kegelisahannya.

Satu hari yang tersisa Renia nikmati berlibur bersama Sovie. Penyelamatnya, panutannya sekaligus adik dari papa yang tak pernah tampak wujudnya. Sovie ingin mendekatkan diri secara pribadi pada Renia, memberikan kasih sayang yang tertunda selama ini.

Sovie mengajak Renia jalan-jalan menyusuri kota Seoul karena jadwal mereka yang mepet hanya kota ini yang jadi destinasi liburannya dan lain waktu mereka akan kembali lagi dengan liburan panjang.

===

Di sini, Renia kembali pada aktivitasnya. Walau Sovie meminta Renia untuk tidak perlu repot-repot untuk mengurus kafe lagi, tapi dengan kekeraskepalanya Renia bersikukuh untuk diizinkan bekerja di sana dengan status yang sama sebelumnya dan menutupi statusnya sebagai keponakan Sovie.

Tidak bermaksud menutupi tapi Renia hanya ingin mereka tidak berasumsi lain padanya, akh sebenarnya lebih pada ketidakpercayaan diri Renia yang bisa dikatakakan berasal dari keluarga konglomerat dan bolehkah ia beranggapan seperti itu sekarang.

Tapi jiwa miskinnya berkata tidak, karena kesederhanaan yang membawa kebahagiaan ini padanya.

Dan satu hal lagi, Renia tetap tinggal bersama bunda Indun dan Siska. Walau membuat Sovie sedih dan tak terima namun Sovie berusaha untuk tidak egois, yang penting baginya Renia bisa menerima kehadirannya.

" Renia, seperti biasa. Oma Ratna menunggumu " ucap Dian, salah satu pelayan kafe yang memiliki kulit eksotis itu yang baru saja masuk dari taman luar kafe.

" Akh, terima kasih. Aku akan membawa pesanan beliau " tanpa berlama-lama Renia segera mengambil pesanan Oma Ratna, seperti biasanya dan segera menemui wanita paruh baya tersebut.

Renia duduk tepat di depan Oma Ratna setelah melerakkan pesanan sang Oma.

Oma Ratna tersenyum penuh kasih pada Renia dan merindukan gadis tersebut.

" Bagaimana liburanmu? " tanya Oma Ratna mengawali pembicaraan mereka.

" Liburan yang luar biasa, Oma ".

Oma Ratna menganggukkan kepalanya.

" Aku senang untuk itu dan aku minta maaf padamu sayang, telah menutupi segalanya darimu " ucap Oma Ratna sedih dan merasa bersalah.

Renia yang melihat hal itu menggelengkan kepalanya cepat, " Tidak Oma, berkat Oma aku bisa bertemu auntie. Berkat Oma, aku bisa merasakan kasih sayang sebuah keluarga. Karena Oma juga aku di sayangi oleh orang-orang di sekitarku " ucap Renia kemudian dengan binar mata bahagia.

Oma Ratna menatap wajah Renia yang terlihat bahagia dan ia bersyukur atas itu.

" Apakah itu juga berlaku untuk kedua cucuku ".

Pernyataan Oma Ratna membuat Renia tersedak sendiri. Apakah ini saatnya untuk membahas rencana perjodohan itu, pikir Renia.

Oma Ratna tersenyum penuh arti setelah mendapat respons Renia yang di luar dugaannya.

" Sepertinya mereka berhasil mengambil hatimu " ucap Oma Ratna tanpa memedulikan rona merah yang tercetak jelas di pipi Renia yang tidak di poles oleh blush on tersebut.

" Apa kau sudah memutuskan dengan siapa hatimu berlabuh atau kau masih ingin aku beri waktu atau mungkin kau sudah punya kekasih " ucap Oma Ratna tanpa memberi kesempatan Renia untuk menarik napas karena Oma Ratna berhasil membuatnya salah tingkah.

" Akh, untuk pernyataanku yang terakhir, kalau kau punya kekasih segera putuskan dia karena kau hanya boleh menjadi cucu mantuku ".

Skak.

Itu bukan pilihan tapi putusan dan hal tersebut membuat Renia semakin salah tingkah di depan wanita tua tersebut, bagaimana bisa Oma Ratna berpikir kalau ia punya kekasih padahal selama ini waktunya di habiskan untuk bekerja dan mencari keberadaan dirinya, tak sedikit pun terlintas di benaknya untuk memiliki kekasih sebelum tentang dirinya terkuak.

" Tidak Oma, aku tidak memiliki kekasih " Renia menghela napasnya, " Mengenai perjodohan itu, aku serahkan pada Oma. Apa pun keinginan Oma aku terima dan hal ini sudah aku bicarakan dengan auntie " akhirnya hanya kata-kata itu yang keluar dari Renia, ia tidak bisa memilih di antara dua bersaudara tersebut walau hatinya sendiri memilih di antara dua tersebut. Biarlah hatinya memendam ini daripada melihat dua bersaudara itu bermusuhan karena pilihannya.

Oma Ratna kembali menyesap tehnya dan melirik kegelisahan yang tersirat dari tubuh Renia. Ia tahu gadis di depannya ini dalam dilema.

Sebenarnya hal ini pun juga sulit baginya. Vyrlan yang terlihat bahagia dengan Renia, apalagi beberapa hari ini cucunya itu menyibukkan diri di rumah sakit dan terlihat uring-uringan.

Begitu juga dengan Crishtan yang tidak biasanya menginap di rumah dan menghabiskan hari bersama dengannya di rumah. Dan terlihat cucu sulungnya tersebut juga tampak tidak baik.

Apa yang harus diperbuatnya sekarang.

Oma Ratna bingung menentukan pilihannya.

@@@@@@@@