Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 19 - ♡● DILEMA

Chapter 19 - ♡● DILEMA

Hyyy ... hy ... 😎😎🤗🤗 Authornyanya juga ikutan dilema ini, berkat judulnya bikin baper. thornya juga baper ... sebulan lebih untuk merenung kata-kata yang tepat .. biar feelnya dapat dan nggak membosankan reader juga .. plus nggak dimarahin dan di tuntut buat up up terusss ... sabar-sabar ya reader ngadapin thor galau ini ... 😁😁😁

.

.

sabar yah ... thornya lagi mumet sendiri 😚😚... lagi bersedemi biar dapat kemudahan untuk merangkai kata yang sebenarnya udah dapat gambaran ceritanya gimana apalagi nanti ending ... akh .. cerita ending... 😏😏ups ... ntr ajh dilanjutin .. yang penting setia dan percaya aja ma thor ... kiss .. kiss akh ... biar nggak ambekan ya reader ... 😘😘😘

typo bertebaran ... harap dimengerti 🙏🙏🤗🤗

.

.

.

.

Sovie membawa Renia berlibur ke Seoul, negara k-pop dengan oppanya yang luar bisa ganteng, hehe ( ini mah Authornya yang keganjenan) . Tempat yang tak terpikirkan oleh Renia sebelumnya apalagi berlibur ke luar negeri dan ia tak sendiri. Ia di temani bunda dan Nathan. Ya, Renia bingung kenapa Nathan juga ikut liburan dengan mereka.

" Hai gadis kecil, lama tidak jumpa. Kamu semakin cantik " puji Nathan dengan senyum khasnya yang menggoda. Renia membalasnya dengan seulas senyum manis.

" Apakah kamu tidak senang dengan liburan ini ". Nathan mendekati Renia yang sedang berdiri di balkon hotel tempat mereka menginap. " Apa ada yang mengganggu pikiranmu " tanya Nathan sembari mengedarkan pandangan memandangi langit Seoul di malam yang pekat ditemani lampu-lampu bangunan yang sepertinya enggan untuk menggelap.

Renia menatap Nathan sesaat kemudian menghembuskan nafasnya pelan, menghilangkan sesak di dadanya.

Semenjak Crishtan bersikap dingin padanya di kafe saat itu, ia semakin memikirkannya, sampat membuat Vyrlan mencurigainya.

Akh, hubungannya dengan Vyrlan ia sendiri tidak tahu arahnya ke mana. Walau Vyrlan terang-terangan menyatakan perasaannya sampai saat ini Renia belum juga memberikan kepastian seakan menggantung perasaan laki-laki itu.

Ingatannya terkalihkan jauh beberapa jam lalu di Bandara ketika Vyrlan menyusulnya yang bagaimana laki-laki itu tahu kalau ia sudah ada di sana sementara Renia sendiri tidak memberi kabar.

Flash back.

" Kamu pergi berlibur? Kenapa tidak memberitahuku? Apa aku tidak berhak mengetahuinya? " Vyrlan melayangkan banyak pertanyaan untuk Renia yang hanya menundukkan wajahnya. Ia dan Vyrlan berdiri sedikit menjauh dari Sovie dan Bunda. Renia heran dari mana Vyrlan tahu kalau dia pergi berlibur dengan auntie Sovie.

" Kamu tahu dari mana aku di sini? " Renia mengalihkan pertanyaan Vyrlan. Kalau bisa jujur Renia ingin Vyrlan tidak menaruh harapan terlalu besar pada hubungan ini karena Renia tidak yakin dengan perasaannya sendiri.

" Tidak penting dari mana aku tahu " Vyrlan berusaha menahan emosinya agar gadisnya tidak menganggapnya sebagai pria posesif walau biasanya ia selalu bertindak sesuai keinginannya.

" Cepatlah pulang karena aku akan memperkenalkanmu kepada keluargaku " ucap Vyrlan mantap dan menatap Renia penuh cinta dan pengharapan.

Renia mengangkat kepalanya dan memandang manik Vyrlan yang serius dengan ucapannya namun di saat bersamaan ia juga mengingat manik mata yang lain yang sama-sama memancarkan perasaan yang sama.

Sesak. Itu yang di rasakan Renia saat ini. Dua kakak-beradik itu berhasil membuat hatinya terombang-ambing dan tak tahu terhempas ke mana.

" Beri aku waktu " hanya ucapan itu yang bisa Renia janjikan saat ini.

Mungkin dengan berlibur sambil menenangkan pikirannya ia bisa mengambil keputusan walau itu harus menyakiti hatinya, laki-laki di depannya ini dan laki-laki yang beberapa hari ini menjauhinya.

Renia melihat Vyrlan yang tersenyum sambil menahan kesedihannya melepas kepergian Renia walau Sovie menjelaskan kalau mereka hanya pergi berlibur tapi perasaan khawatir Vyrlan jelas terpancar di kedua manik matanya. Seakan-akan cintanya juga pergi membawanya jauh dan susah untuk diraih.

Flash off.

" Apa memikirkan Vyrlan? " ucap Nathan to the point. Renia memandang ke arah Nathan. Kekasih kakaknya ini begitu memahaminya sejak pertemuan pertama mereka. Sadar atau tidak, Renia merasa kalau Nathan begitu perhatian padanya layaknya sebagai seorang kakak yang melindungi adiknya.

" Apa kakak bisa menjaga rahasiaku " tanya Renia dan pertanyaan itu juga tertuju padanya apakah ia bisa jujur pada Nathan.

Nathan menatap Renia dan mengangkat sudut bibir kiri kanannya dan menganggukkan kepala.

" Saya bisa jadi kakak yang baik untuk kamu dan apa pun yang terjadi sama kamu ... " Nathan menatap lekat pandangan ke arah Renia, " Saya akan menjadi orang pertama melindungi dan menjagamu. Apa pun itu " ucap Nathan tegas.

Sebelum ia tahu fakta kalau Renia adalah ponakan Sovie dan itu berarti ia juga paman jauhnya walau tidak terikat darah, ia sudah menganggap Renia adiknya dan gadis ini termasuk orang yang di sayang oleh kekasihnya, Siska.

Renia menatap Nathan intens, mencari celah kebohongan di kedua manik mata itu, namun pancaran kehangatan dan kasih yang terpancar di sana. Tidak bermaksud untuk besar kepala, Renia merasa begitu berharga di mata laki-laki yang berdiri di depannya.

Renia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, terlihat dari mata Nathan kalau dia begitu menghargai Renia dan menjadikannya seorang adiknya. Terlihat jelas kejujuran di matanya. Perhatiannya itu tak bisa Renia ungkiri.

Mungkin dengan sedikit terbuka dengannya itu membuat beban pikiran Renia ini, berkurang. Ya, setidaknya seperti itu pikirnya.

" Aku dilema, kak " ucap Renia akhirnya. Nathan menatap Renia dalam dan terlihat ia menghembuskan nafas seperti sebuah kelegaan atau apa itu Renia juga tidak tahu.

Renia menatap wajah tampan Nathan sesaat kemudian memutuskan untuk berbagi sedikit rahasia hatinya.

" Mm ... aku bingung kak mau mulai cerita ini... " ucap Renia gugup harus menjelaskan dari mana.

" Ceritakan ... jangan terlalu banyak pikir " ucap Nathan melirik sekilas Renia, walau sebenarnya ia tahu kegundahan dan kegalauan gadis ini.

" Aku ... telah menyakiti perasaan seseorang, kak " mata Renia berkaca-kaca mengingat hal itu. Ya, Renia yang egois meninggalkannya malam itu setelah kejujurannya.

" Apa kau mencintainya? " pertanyaan Nathan berhasil membuat Renia tersentak.

Pertanyaan sederhana namun mendalam yang ia sendiri tidak mengerti apa itu bisa dinamakan cinta.

Renia menggelengkan kepalanya, " Aku tidak tahu kak " jawabnya lirih.

" Bisakah kau menceritakan lebih detail agar aku bisa menarik benang merah dari kegalauanmu " ucap Nathan sembari menatap Renia bersungguh-sungguh agar gadis tersebut tidak meragukan ketulusannya.

Renia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya begitu berulang kali sampai di rasanya sesak di dadanya berkurang.

" Namanya Crishtan ... dan aku juga dekat dengan Vyrlan. Kakak pasti kenal ke duanya, karena auntie sudah menjelaskan semuanya padaku. Aku cukup terkejut dengan kehidupanku ini. Semua terlihat tidak nyata. Tapi aku bersyukur ternyata aku tidak sendiri " Renia menatap lurus memandangi gedung-gedung yang menjulang tinggi di depan hotel tempatnya menginap. Tampak mengagumkan dengan warna-warni lampu yang menerangi gedung-gedung tersebut.

" Di tambah keinginan auntie untuk menerima perjodohan itu. Pilihan yang sulit kak ... " Renia menghembuskan nafasnya.

" Walau aku dekat dengan Vyrlan tapi sampai detik ini aku tidak tahu perasaan apa yang aku rasakan padanya. Sedangkan Crish, dia pasif tapi aku nyaman di dekatnya sampai malam ketika dia menyatakan perasaannya. Aku bingung dan lari meninggalkannya " Renia menghentikan ucapannya dan kembali mengingat momen malam itu.

" Tapi yang membuatku semakin sedih ... tatapan di pagi hari itu, ketika dia keluar dari ruangan auntie. Tatapan kesedihan dan bikin dadaku sesak, kak " tiba-tiba air mata mengalir begitu saja membasahi pipi Renia, tubuhnya sedikit berguncang karena isak tangisnya tersebut.

Membuat Nathan cepat merangkulnya untuk memberikan ketenangan pada gadis tersebut.

Dari hal ini, Nathan yakin kalau Renia jatuh cinta terhadap Crishtan, lalu bagaimana dengan Vyrlan. Apalagi kemarin Sovie mengatakan padanya kalau Vyrlan menyusul mereka ke bandara walau ia tak sempat melihat itu tapi ia yakin Vyrlan begitu mencintai Renia.

Akh, permainan macam apa ini. Kenapa begitu rumit. Lantas apa yang harus ia berikan pada gadis ini, apa ia harus terang-terangan mendukung Crishtan dan mendorong gadis ini untuk menerima pernyataan Crishtan.

Renia menarik tubuhnya dari pelukan Nathan dan menghapus sisa air matanya.

" Sudah tenang " ucap Nathan lembut sembari membelai puncak kepala Renia yang di balas dengan anggukan.

" Syukurlah. Sebenarnya kamu tahu jawabannya. Kau hanya bingung, Sweet " Nathan menatap Renia dengan senyum merekahnya, " Tanpa aku beritahu tapi hatimu sudah berkata dengan ke tidak sukaanmu yang mengacuhkannya dan dirimu yang begitu sedih telah di abaikan olehnya " terang Nathan membela sepupunya.

Renia menundukkan kepala menyelami ucapan Nathan, apa semudah itu Nathan menebak perasaannya sedangkan ia sendiri masih menerka-nerka.

@@@@@@@@@@