Chereads / Pilihan ( I Love You) / Chapter 13 - Renia-Crishtan-Vyrlan (2)

Chapter 13 - Renia-Crishtan-Vyrlan (2)

Renia berbaring di tempat tidurnya. Bayangan makan malam tadi begitu berkesan. Awalnya dia pikir Crishtan adalah sosok pria yang kaku, irit bicara dan tidak pandai bercanda namun hal itu pupus ketika pria itu berbicara. Dia sangat humoris dan pria yang suka memuji.

Flash back

" Want to be my friend? " ucap Crishtan mengulurkan tangannya dan senyum tulus terukir di bibir manisnya.

Renia menatap uluran itu dan menatap sorot mata itu, mencari cela dari ketulusan itu namun tak terdapat dusta ataupun kelicikan di dalamnya.

" Tentu, kita bisa berteman " jawab Renia membalas uluran tangan Crishtan.

" Ok. Setelah ini aku antar kamu pulang dan besok aku tunggu makanan yang nikmat lainnya. Aku menyukai masakanmu " ucap Crishtan tak hentinya memuji Renia, membuat Renia tersipu malu.

Crishtan menyukai hal itu, gadis manis yang lugu namun keras kepala di saat-saat tertentu.

Flash off

Renia memejamkan matanya, dua hal yang berbeda di alaminya hari ini bertemu dengan cucu Oma Ratna membuatnya harus lebih waspada terutama Vyrlan, laki-laki yang selalu mengambil kesempatan padanya dan klaimnya yang menanggap dirinya sebagai kekasih pria itu.

Dan Crishtan laki-laki yang baru saja berteman dengannya, Renia tak ingin melebihi batasnya. Baru pertama bertemu, tapi rasa nyaman hadir di hatinya dan ia tidak mau lebih dari itu.

Jatuh cinta akan menyakitkan hatinya, nanti. Mengingat bagaimana sendirinya ia tanpa mengetahui siapa orang tuanya, bagaimana rupa mereka. Anak yang di buang di depan rumah seorang wanita yang sangat menyayanginya sekarang. Renia berpikir lama ketika ia tahu cerita tentang dirinya yang terbuang, ia berpikir apakah ia anak yang tak diharapkan atau lebih kasarnya, anak haram.

Renia bertekad untuk mencari asal-usul dirinya, sedikit lagi uangnya akan cukup untuk menyewa detektif swasta terbaik demi mendapatkan informasi tentang dirinya. Uang yang ia tabung dan merelakan masa depannya untuk bekerja, tanpa peduli dengan masa kuliahnya hanya demi sebuah informasi.

♡♡♡♡♡

Setelah mengantar Renia, Crishtan kembali ke apartemennya dan mendapati Vyrlan yang sedang menikmati sisa makanan yang di buat Renia tadi yang sengaja disisihkannya untuk dinikmati besok pagi.

" Apa kau menikmati makan malam bersama istrimu? " goda Vyrlan sambil menikmati makannya.

" Masih calon, aku masih menunggu waktu " ucap Crishtan memberi penekanan. Ya, Crishtan masih butuh waktu untuk mendekati Renia, ia tidak mau tergesa-gesa. Ia ingin Renia benar-benar jatuh cinta padanya.

" Well, kapan kau mengenalkannya padaku. Aku penasaran dengan calonmu itu, mmm ... masakannya ini, enak walau bukan seleraku " ucap Vyrlan yang tetap lahap dengan makanannya.

Bugh ... Crishtan melemparkan tisu ke arah kepala Vyrlan. Vyrlan meringis kesakitan walau tak benar-benar sakit.

" Aish ... kepalaku ini aset yang berh

arga Crish " gerutu Vyrlan.

" Bukan seleramu tapi makanan itu kau habiskan dengan lahapnya ".

Vyrlan cengengesan mendengar kekesalan Crishtan.

Crishtan menghembuskan nafasnya kasar, tingkah Vyrlan selalu berhasil membuat moodnya naik-turun.

" So, what needs to be done here? " ucap Crishtan, menarik kursi makan dan duduk di hadapan Vyrlan.

" Menunggu sepupumu, Nathan " Vyrlan mengambil tisu yang menimpuknya tadi dan membersihkan remah-remah di mulutnya.

Ting tong.

" Mungkin itu dia " ucap Vyrlan berdiri dan melangkah menuju pintu.

Nathan langsung berhamburan masuk ke dalam dan menghampiri Crishtan, sepupu yang begitu di rindukannya. (Lebay ... authornya).

Vyrlan yang tak di acuhkan, menghampiri Nathan dan memukul kepala laki-laki itu dan pergi ke ruang tengah dengan santainya tanpa peduli dengan kekesalan Nathan.

" Kau selalu menyebalkan, Vyrlan " gerutu Nathan dan melempar tisu yang terletak di depan Crishtan. Namun kali ini Vyrlan berhasil menangkapnya.

" Wah, tisu. Hari ini hari tersial bagimu " gumam Vyrlan dan meletakkannya baik-baik di atas meja dan mengusapnya dengan tawa yang di tahan.

" Ada apa dengan dia " tanya Nathan bingung.

Crishtan mengangkat bahunya.

" Well, aku butuh penjelasanmu Crishtan, kenapa kau tak datang ke rumah? Lalu kau menemui Sovie, tapi tak menemuiku? Terus kata bocah itu ..." Nathan melirik Vyrlan yang mulai memperhatikan percakapan mereka. " Kau akan menikah " lanjutnya.

Crishtan tersedak dibuatnya dan menatap tajam ke arah Vyrlan yang mengalihkan pandangannya.

" Sepertinya bocah yang kau bilang itu mesti di beri pe... ". Belum selesai Crishtan bicara, Vyrlan terlebih dahulu menyelamatkan dirinya. Dua lawan satu, itu akan membuatnya remuk seketika. Mengingat di antara mereka dialah yang paling muda.

" Ok ... ok ... aku nyerah. Lagian itu yang kau ucapkan kemarin. Aku hanya berbagi informasi dengan Nathan. Hanya Nathan belum ada yang lainnya " ucap Vyrlan di balik sekat ruang tengah tersebut, sekat-sekat yang dihiasi banyak buku. Vyrlan menekankan ucapannya kalau benar Nathan seorang yang tahu.

Crishtan menarik nafas dan membuangnya kasar. Ia tahu Vyrlan bukan pria ember tapi bukan juga pria yang bisa menyimpan rahasia seperti ini dan yang paling kesal adalah ia selalu berbagi info dengan Nathan. Hanya Nathan.

Kalian tahu, mereka bertiga dari kecil selalu bermain dan berbagi bersama. Persahabatan mereka terjalin begitu saja di luar hubungan saudara di antara mereka. Vyrlan yang paling muda di antara mereka mengingat Crishtan dan Nathan hanya terpaut beberapa bulan. Vyrlan anak manja yang mampu mandiri, mengingat saat ini dia berhasil mendapatkan gelar dokter spesialis, namun sesekali ia memakai keahliannya itu, membuat ayahnya sakit kepala dengan sikap Vyrlan yang semaunya dan beberapa kali ayahnya memaksa dia untuk bekerja di rumah sakitnya tapi sampai saat ini belum berhasil membujuknya.

Sedangkan Nathan sendiri, dia lebih pengontrol. Laki-laki yang terkadang suka memendam perasaannya. Namun di balik itu dia laki-laki yang rapuh terutama pada wanita yang di cintainya. Laki-laki yang sampai detik ini tidak mampu melawan kehendak orang tuanya dan menerima perjodohan yang dia sendiri tidak mau.

Sementara Crishtan pengusaha kaya dingin yang hanya menampakkan kehangatan di depan keluarganya dan satu hal yang paling berarti dalam hidupnya yaitu Renia, gadis yang beberapa tahun ini berhasil mengisi kekosongan di hatinya. Semenjak pertemuan pertama 3 tahun yang lalu dan sebuah kesedihan bagi Crishtan yang terlanjur mengiyakan ajakan orang tuanya untuk pindah ke Melbourne dan mengurus bisnis keluarganya yang di sana.

Flash back.

Renia, gadis yang periang itu duduk di sudut sebuah kafe kecil yang terletak tidak jauh dari sebuah apartemen.

Crishtan yang saat itu telah menanda tangani surat jual beli properti, singgah sebentar ke kafe kecil tersebut untuk sekedar menikmati secangkir kopi di sana sebelum ke berangkatannya nanti malam.

Sejurus kemudian, pandangannya tertuju pada seorang gadis manis yang sedang melamunkan sesuatu, entah apa yang di lamunkannya. Namun hal itu berhasil menggelitik hati seorang Crishtan. Melihat wajah dan gerakan kecil yang diberikan Renia berhasil menarik dirinya untuk ingin lebih dekat pada gadis itu. Tapi niat itu di urungkannya, cukup dengan memandangi gadis itu dalam diam, membuat Crishtan bahagia.

Lama Crishtan memandangi Renia, tanpa di sadari oleh Renia. Dan perhatian diam-diam itu harus berakhir ketika Renia beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kafe.

Crishtan tersadar dengan kepergian Renia dan menyusulnya untuk sekedar berkenalan, namun sayang hal tersebut gagal, Renia hilang dari pandangannya.

Flash off

Semenjak itu, Crishtan menyewa detektif untuk melacak keberadaan Renia dan informasi pribadi tentang gadis tersebut. Walau berjauhan Crishtan selalu tahu gerak-gerik Renia.

Namun beberapa hari ini, Crishtan menghentikan detektif untuk mengikuti Renia, karena ia mau mendekati Renia, memahami dan tanpa menuntut secara pribadi. Ia ingin Renia jatuh cinta padanya dengan rasa yang aman tanpa penekanan.

Lamunan Crishtan terhenti ketika Nathan memanggil namanya.

" Are you okey, Crish? ".

" Aku mau istirahat, kalau kalian ingin mengobrol atau menginap silakan tapi jangan ganggu istirahatku " ucap Crishtan berlalu dan pergi memasuki kamarnya.

Nathan dan Vyrlan saling berpandangan dan mengangkat bahu, bingung. Mereka berdua pun akhirnya menikmati obrolan berdua.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇