Chereads / Adik Kelas / Chapter 12 - Part 12 Dave

Chapter 12 - Part 12 Dave

Di sebuah klub malam di daerah jakarta sekumpulan laki-laki sedang asik berpesta bersama beberapa wanita. Salah satunya adalah Dave pria tampan yang baru saja tiba dari Jepang menyelesaikan studinya disana.selama kuliah sambil Bekerja selama 4 tahun di sana membuat Dave berubah jadi playboy.

Dave yang dulunya pengagum rahasia kakak kelasnya sekarang jadi pria yang selalu gonta ganti wanita, entah apa yang dia cari tapi tidak ada satupun wanita yang di kencaninya bertahan lebih dari satu bulan,kecuali Vania tunangannya.

Yaa...Tunangan Dave sejak SMA..mereka di jodohkan oleh kedua orang tua Dave sebelum papanya meninggal,alasannya agar persahabatan orang tua mereka tidak putus dan pastinya agar perusahaan milik Ayah Vania tetap stabil di tengah-tengah krisis finansial yang melanda perusahaannya.

Karena itu perjodohan yang diminta orang tua Dave dan Vania makanya Dave tidak pernah perduli jika dirinya bermain-main dengan beberapa wanita,Vania tau tapi dia pun tidak bisa berbuat apa-apa karena memang Vania yang menginginkan Dave dan meminta orang tuanya untuk menjadikan Dave tunangannya...dan Dave tau betul hal itu.

Erwin baru saja datang disaat Dave sudah menghabiskan 3 gelas minuman yang di pesannya.

Melihat temannya sudah berkumpul Erwin pun segera bergabung bersama mereka.

Suara keras musik dan tawa mereka memenuhi seisi ruangan.

"Jadi loe sekarang stay di jakarta nih?"tanya erwin memulai percakapan.

"Ya,gw balik karena gw kangen sama loe win" jawab David di iringi tawa ketiga temannya.

Erwin hanya tertawa mendengar ucapan sahabatnya.

"Gimana kabarnya Vania"tanya nya lagi,karena satu-satunya sahabat yang datang pada saat pertunangannya dengan Vania adalah Erwin,itu pun erwin di paksa buat menemani David jika tidak ada erwin di acara itu pasti David sudah kabur setelah acara tukar cincin.

"Vania sibuk jadi anak manis"balas David sambil tertawa.

Salah seorang gadis bernama Rose datang dan langsung menyerobot ketengah-tengah David dan Erwin,mencium David dengan mesra dan terus merangkulnya...sepertinya perempuan itu sudah mabuk.

David merasa biasa saja di perlakukan seperti itu oleh Rose dan malah membiarkan Rose terus memeluknya mesra.

Erwin hanya tersenyum melihat sahabatnya,dia tau betul David tidak pernah melakukan lebih dari ini pada seorang gadis apalagi dia mengenal David sejak mereka SMP.

Mungkin ini cuma pelampiasan kekesalannya karena di jodohkan dengan Vania,ya...vania yang cantik...tapi ternyata hatinya tidak secantik wajahnya.

Entah sejak kapan vania belajar Akting,pantas saja jika dia bisa jadi artis dan model terkenal seperti sekarang,karena menurut erwin wajah cantik dan sikap manisnya itu palsu.

Rose masih terus bergelendotan pada David,membuat erwin yang melihat merasa risih,dan ini adalah gadis ke 3 yang dilihatnya di klub bersama David.

Suasana malam di Night klub semakin ramai,Rian sahabat mereka adalah pemilik klub ini jadi tidak heran jika David dan Erwin mendapatkan ruangan VVIP.

Seminggu sekali sejak pulang ke Indonesia mereka selalu berkumpul di tempat ini.

Di lantai paling atas ada beberapa kamar besar khusus untuk tamu VVIP yang ingin menginap,biasanya David sering menginap di sana tapi dia tidak pernah memasukan wanita di sana,menurut teman-temannya David belum move on dari Karina...haha

Hal konyol di masa remaja.

****

Pagi ini Karina di sibukan dengan setumpuk laporan kerja dan materi meeting,apalagi dia dikagetkan oleh email masuk dari Vania yang mengabarkan bahwa Mr.Dave yang tidak lain adalah Big Bos dan tunangannya mau datang ke kantor,entah ada angin apa tiba-tiba Vania mau ikut meeting dengan team PIB

Katanya dia mau ikut project PIB di medan bersama Mr.Dave makanya dia mau tau bagaimana kondisi di lapangannya.

Aku yang mendengar malah terheran-heran,emangnya di sana dia mau liburan di tengah-tengah panas matahari?pikir ku tertawa dalam hati.

"Vania mau liat project di medan,Rin?" tanya Dian tiba-tiba aja udah nongol di samping meja ku.

"Iya katanya" mata ku tidak bisa lepas dari layar laptop karena sibuk membalas semua email yang masuk.

"Haha...panas-panasan dikira itu liburan kali"ledek Dian lagi.

"Yaakalii ada yang mau mayungin dia di sana"ledek ku sambil tertawa.

Betapa kagetnya aku Vania si gadis berambut pirang itu tau-tau sudah ada di depan ku dengan wajah cemas.

"Rin,lusa loe temenin gw sama Bu Risa ke medan ya,pesen tiket pesawat yang Fist class jangan yang ekonomi gw ngak mau"

Katanya sambil terburu-buru pergi ke ruangannya.

Aku dan Dian cuma terheran-heran sambil saling berpandangan.

"Loe denger barusan apa katanya kan?" tanya ku pada Dian.

"Iya..gw denger lu suruh megangin payung buat dia biar gak kepanasan di lapangan" Dian tertawa mengejek ku lalu kabur ke meja kerjanya.

"sial" umpat ku kesal.

Melihat itu Dian malah cekikikan bersama beberapa karyawan lain yang sejak tadi memperhatikan kami.

"Yaelaaahh...kena karmanya cepet banget sih gw" gerutu ku kesal sendiri.

***

Minggu jam 9 pagi Aku,Vania dan Bu Risa sudah sampai di bandara Kualanamu medan.

Disana kami sudah di jemput oleh sopir untuk di antar ke Hotel, karena ini hari minggu jadwal kerja kami masih besok pagi jadi hari ini aku bisa bersantai sebentar di kamar hotel.

Jam 7 malam aku dan Bu Risa pergi ke restoran bawah untuk makan malam. Aku tidak melihat Vania,mungkin dia sedang sibuk dengan tunangannya yang sudah lama tidak ketemu.

Bu Risa banyak bercerita tetang Mr.Dave karena sebelum bekerja dengan Vania Bu Risa adalah sekertaris Pak Danu orang tua Mr.Dave dulu sebelum akhirnya perusahaan di wariskan kepada Dave sejak Pak Danu meninggal.

Selesai makan malam Bu Risa kembali ke kamarnya,sedangkan aku memilih untuk berjalan-jalan sebentar di halaman hotel ini.

Kulihat ada kolam renang yang indah di tengah hotel,dan benar saja ternyata ada beberapa orang yang sedang berenang ataupun duduk duduk di sana.

Aku berjalan di pinggiran kolam tanpa ku duga ada segerombolan anak kecil yang asik bercanda dan menabrak ku hingga aku hilang keseimbangan dan ketika aku akan terjatuh di kolam tiba-tiba saja seseorang menarik tangan ku dan mendekap tubuhku.

Seketika aku memejamkan mata berfikir klo aku baru saja akan terjatuh ke dalam kolam,tapi ternyata ada orang yang menyelamatkan ku.

"Kamu ngak apa-apa kan?" Tanya pria itu pada ku.

Aku yang masih dalam dekapannya seketika itu juga langsung mundur dan menunduk karena malu.

"Ngak apa-apa..makasih udah nolongin"kataku terbata.

Aku tidak melihat dengan jelas wajah pria itu karena aku malu dan bergegas pergi sampai-sampai aku lupa mencari satu sandal ku yang terlepas ketika akan terjatuh tadi.

"aduh...bego banget sih,pake ilang sendal segala mana gw cuma bawa sendal ini doang" gerutu ku kesal.

Aku berfikir untuk kembali lagi ke kolam malam hari jika sudah sepi,mudah-mudahan aja sendalnya ngak ilang.Fikirku dalam hati.

***

Malam harinya aku kembali ke kolam untuk mencari salah satu sendal ku yang hilang di kolam,aku mulai mencari kesana kemari sampai ke semak-semak pohon...

"Rasanya ngak mungkin sampe sini deh"gerutu ku kesal sendiri.

Ku lihat seorang pria sedang duduk di kursi dekat kolam sedang minum  sambil memandangi ku dari jauh.

Merasa risih di perhatikan sejak tadi aku pun akan segera pergi,karena sandal ku mungkin saja sudah di buang oleh salah satu petugas kebersihan di sini,fikir ku saat itu.

Baru saja beberapa langkah aku menjauh dari kolam tau-tau pria itu sudah di belakang ku dan memanggil ku.

"Hei Cinderella" katanya mengejek ku.

aku yang terkejut langsung menoleh ke arah suara itu.

"Nih sendalnya ketinggalan,udah di temuin sama pangeran"katanya lagi sambil tertawa dia melambai-lambaikan sepatu sandal pink milik ku.

Sial..betapa malunya aku saat itu....

yang sengaja dateng malem-malem biar ngak ketemu orang malah ketemu mahluk nyebelin macem gini,fikir ku kesal sendiri.

Pria itu menatapku keheranan,karena aku datang memakai piyama kelinci dan masker hijau,niatnya sih biar ngak ketauan orang aku nyariin sendal....eehh malah ketemu cowok nyebelin.

"itu kostum apaan?"tanya nya sambil tertawa.

Aku tidak menjawab  pertanyaanya cuma bilang "makasih yaa" lalu pergi meninggalkannya.

Sekilas ku lihat dia masih tertawa.dan aku embiarkannya sendirian di kolam,ku fikir dia tidak akan ingat aku karena tidak meliat muka ku..hehe

Sepanjang jalan menuju kamar,aku memikirkan wajah pria itu sepertinya mirip dengan seseorang yang ku kenal,tapi karena cahaya lampu taman kurang terang aku tidak bisa memastikan apa yang ku lihat benar adalah David,laki-laki yang selama ini ada di hati ku,bahkan ketika aku tau dia mungkin tidak pernah mengingatku lagi tapi aku yang masih mengingatnya dalam hati ku.

***

Paginya Karina bangun kesiangan karena tadi malam dia tidak bisa tidur.

Jam menujukan pukul 8 pagi,Vania dan Bu Risa sudah selesai sarapan pagi tapi Karina masih belum muncul juga di restoran tempat mereka sarapan.

Baru saja Bu Risa mau meneleponnya tiba-tiba saja Karina berlarian ke arah mereka.

"Maaf yaa..aku kesiangan" kata ku terengah-engah karena baru saja berlari dari lift nenuju aula hotel yang lumayan jauh.

Huftt..untung aja gw mantan pelari di sekolah..

Kata ku dalam hati.

"Loe ngak sarapan?" tanya Vania sambil menatap ku yang masih merapihkan letak tas ransel ku.

"Ngak apa-apa masih kenyang kok" jawab ku sambil nyengir

"Rin,kamu udah mandi kan?"tanya Bu Risa sambil tertawa

"Udah kok bu,emangnya kaya' belom mandi ya?"

Langsung di balas dengan tawa mereka berdua.

***

Udara pagi disini ternyata masih sejuk dan tidak sepanas yang ku kira sebelumnya.di lokasi Project kami langsung bertemu dengan para client yang sedang membahas pembangunan PLTU.

Perusahaan kami di percaya untuk mendistribusikan alat-alat berat yang akan di gunakan untuk pembangunan PLTU di sini.

Selesai meeting dengan pihak lapangan,vania mengajak ku untuk ikut meeting dengan Mr.Dave dan salah seorang client baru kami.

Ternyata pertemuan ini yang membuat Vania jauh-jauh terbang ke Medan.

"Mr.Dave sudah di dalam,silahkan masuk Nona Vania"ujar salah seorang pelayan di restoran ini.

Aku dan Bu Risa segera mengikuti Vania dari belakang.

Memikirkan seperti apa wajah bos ku yang aneh itu membuat ku tersenyum sendiri,semoga saja dia tidak membahas masalah kado ultah dari ku kemarin.

Kami di antarkan ke sebuah ruangan besar di dalam restoran bergaya eropa ini.

Sesampainya di ruangan aku melihat dua orang pria sedang duduk berhadapan dan asik ngobrol.

Betapa terkejutnya aku ketika kedua pria itu berdiri dan menyambut kedatangan kami.

Vania memperkenalkan aku pada dua orang di depan ku.

"Kenalkan ini sekertaris ku Karina dan ini manager marketing kami Bu Risa" ujar Vania sambil tersenyum.

Hampir saja aku lari jika tidak ingat sedang apa aku disini.

Pria itu mengulurkan tanganya ke arah ku sambil tersenyum.

"Karina"

"David"

Ucap kami bersamaan.

Segera ku lepaskan tangan ku bersalaman dengan seorang pria lain di sebelahnya.

"Andre"

"Karina"

Seketika rasanya seisi ruangan ini berputar dengan cepat,bahkan aku tidak ingat lagi klo tadi aku hampir mau kabur.

Sesekali ku lihat David melirik ku,mata kami bertemu sesaat tapi berkali-kali aku memalingkan wajah,aku yakin dia mengenaliku..."dia masih mengingatku..."fikirku dalam hati.

Berkali-kali ku amati wajahnya banyak sekali perubahan pada dirinya,dia semakin tampan,terlihat dewasa dan senyumnya masih sama.

Membuat jantungku masih berdebar saat di dekatnya.

Seketika fikiran bahagia ku hilang saat ku sadari siapa dia.

Mr.Dave...dia adalah Big Bos ku selama ini dan dia adalah tunangan bos ku Vania,jadi....selama ini mereka benar-benar berpacaran...sejak SMA dan sebentar lagi akan menikah.

Baru saja hatiku berbunga-bunga karena bertemu dengan David tapi langsung hancur berkeping-keping karena harus menerima kenyataan mereka akan segera menikah.

Sebuah suara yang memanggil ku memecahkan lamunan ku sejak tadi.

Ternyata Bu Risa yang melihat ku melamun sejak tadi langsung menegorku.

"Rin,Ayo pulang...kamu ngak mau makan siang?"

Ku lihat kanan kiri ku ternyata sedang melihat ke arah ku yang sedang melamun sejak tadi.

Ku lihat David dan Andre tertawa,begitu juga Vania dan Bu Risa.

Ketika berjalan menuju ruang makan Vania pamit akan ke toilet. Saat itu David menghampiri ku yang berjalan di belakang.

"Cinderella sendalnya udah ketemu"

Katanya sambil tersenyum.

Mendengar itu betapa terkejutnya aku,ternyata tadi malam itu beneran David yang menemukan sandal ku.

Entah malu atau apapun itu aku benar-benar tidak dapat berkata apa-apa.

"Aku tau itu kamu,makanya aku menunggu mu kembali di kolam tadi malam,tapi ku fikir aku akan bertemu dengan Karina Olivia yang ku kenal malah ketemu sama lola bunny pake masker" ledeknya pada ku.

"Sumpah deh ini orang ngeselinnya maksimal bgt"gerutu ku dalam hati.

Melihat ku cemberut David malah tertawa sampai-sampai Bu Risa dan Andre menoleh ke arah kami.

"Oke,klo kamu masih ngak mau jawab pertanyaan ku.."david terdiam sesaat.."sampe ketemu di jakarta Karina Olivia"

Katanya lagi sambil meninggalkan ku di belakang.

Makan siang hari ini aku tidak banyak bicara,bahkan dalam perjalanan pulang ke jakarta pun aku tidak banyak bicara dengan Vania maupun Bu Risa.

Aku hanya memikirkan David dan kenangan ku bersamanya,kenangan yang telah lama ku simpan rapat-rapat dalam hatiku.