Chereads / Adik Kelas / Chapter 17 - Part 17 Berjuang sampai Finish!!

Chapter 17 - Part 17 Berjuang sampai Finish!!

Membaca tulisan di pajangan meja hadiah dari Karina membuat ku senyum sendiri.

Seperti cerita hidupku saat ini.

Erwin baru saja mengabariku bahwa selama ini Job di kantor ini banyak tapi kenapa semua shipmentnya minus di sistem.

Aku yakin Vania tau tentang hal ini tapi dia pura-pura tidak tau.

Aku mulai merapihkan data yang di berikan oleh Karina dan menyamakannya dengan data dari Bu Risa dan Erwin.sepertinya banyak biaya undertable yang membengkak,semua biaya itu ada di Job PLTU medan.

Dan beberapa job PIB lain di daerah,aku mulai mencurigai beberapa orang terlibat di dalamnya.

Sepertinya keputusanku untuk kembali ke jakarta saat ini sudah tepat,karena jika tidak segera kembali bisa-bisa anak perusahaan ku ini akan bangkrut di buat oleh Vania dan Kakaknya.

Yaa....Erik adalah kakak Vania yang selama ini mengurus keuangan perusahaan menggantikan Om Tanu papa Vania.

***

Aku menelepon Karina untuk masuk ke Ruanganku,tapi yang mengangkat telpon di mejanya malah Dian asistenya Bu Risa.

Dian bilang Karina mendadak ijin pulang karena keluarganya di Bandung menelponya untuk segera pulang,mereka bilang mamanya sedang sakit.

Aku menutup telepon dan segera menghubungi ponsel Karina.

Beberapa kali terdengar nada sibuk di sana.aku memutuskan untuk mengiriminya pesan di whatsapp

"Kabari aku klo kamu sudah sampai di bandung" kataku singkat.

Seperti dugaanku tidak langsung di balas.

Aku keluar dari ruangan ku menuju basement,memacu laju mobilku menuju kantor Erwin di daerah sudirman.

Sesampainya di sana Erwin yang memang sudah ku kabari sebelumya langsung masuk ke ruangan ku begitu aku tiba di kantor.

Disana dia memberiku semua laporan yang ku butuhkan untuk membuktikan kecurangan Vania dan keluarganya pada bisnis yang kami jalankan bersama.

Tidak berapa lama ponselku berbunyi,aku melihat nama yang tertera di sana adalah Om Tanu papanya Vania.

Erwin yang sedang membacakan laporan langsung terdiam,membiarkan ku menerima telepon dari papanya Vania.

"Halo om" sapa ku dengan segera.

"David,kapan kamu bisa bertemu dengan om untuk membicarakan pernikahan mu dengan Vania"ujarnya langsung to the point

"Aku harus membahasnya dengan mama Om" kata ku lagi.

"Jangan membuat Vania terlalu lama menunggu mu,Om rasa itu tidak baik Vid" kali ini nada bicaranya mulai mendesak ku.

Aku terdiam mencoba menahan emosi mendengar ucapannya.

"Baiklah Om,Besok malam kita bertemu di Hotel tempat biasa kita makan malam"

Terengar suara tawa om Tanu di seberang sana.

"Baiklah,sampai ketemu besok malam...sampaikan salam ku untuk mama mu ya"ujarnya sebelum menutup telepon ku.

Hampir saja ku lempar ponsel itu klo ngak inget aku sedang menunggu kabar dari Karina.

"Om Tanu maksa loe cepet-cepet nikahin Vania?" erwin yang penasaran langsung bertanya.

"Iya" jawabku singkat.

"Kebusukannya sudah hampir ketauan makanya dia bergerak lebih cepat"

Aku terdiam sejenak,begitu juga dengan Erwin dia hanya memandangi ku sambil geleng-geleng kepala.

"Apa rencana loe kali ini?" tanya erwin lagi.

"Gw mau buka semua kecurangannya di depan keluarga gw,terus gw putusin hubungan pertunangan gw sama Vania saat itu juga.tapi saat ini Karina malah pulang ke Bandung karena mamanya sakit..padahal gw butuh bantuan dia"

"Karina pulang ke bandung?kapan?"

"Tadi siang sebelum gw ke sini"

"Pantesan aja loe ke sini,biasanya juga nyuruh gw yang ke pancoran"Erwin tertawa meledek ku.

"Jangan ke pancoran lagi loe...awas aja loe kesana cuma buat godain Karina"

Erwin tertawa mendengar ucapan Bosnya.

Sementara David hanya diam saja sambil berkali-kali melirik layar ponselnya yang tak kunjung ada kabar dari Karina.

***

Karina tiba di RS Hasan sadikin bandung jam 12 siang.

Di sana dia bertemu dengan tante maya yang langsung membawanya ke ruang rawat mamanya.

Mamanya masih tertidur,melihat itu Karina kembali keluar agar mamanya bisa beristirahat,tante Maya menceritakan kejadian tadi pagi sebelum mamanya masuk RS.

Tante Maya bercerita,pagi itu ketika mama sedang menyiapkan persanan catering untuk pernikahan tiba-tiba saja seorang gadis cantik berambut pirang bersama seorang pria yang sepertinya kakaknya datang dan merusak semua pesanan yang sudah siap di antar.

Mereka membawa beberapa orang untuk merusak barang-barang yang ada di rumah,wanita itu bilang klo Kamu sudah menggoda tunangannya yang akan segera menikahinya.

Gadis itu berteriak kepada mama mu dan tiba-tiba saja mamamu pingsan.

Tante langsung bawa ke RS sedangkan tante Ira yang harus membereskan ulang pesanan pelanggan.

"Kamu ngak apa-apa kan Rin?" tanya tante Maya khawatir.

Aku menangis mendengar cerita tante Maya,aku tidak menyangka akan seperti ini jadinya.

Tante Maya tidak banyak bertanya pada ku,karena menurutnya aku bukan wanita seperti yang di katakan Vania dan keluarganya.

"Aku mau pergi sebentar ya tante"kata ku berpamitan pada tante Maya..

Aku berlari ke arah taman dan menangis di sana,aku tidak menyangka akan seperti ini.memang ini salah ku yang berusaha mengambil milik orang lain,aku benar-benar merasa bersalah kepada Mama yang seharusnya tidak medapat perlakuan seperti ini.

Aku membuka ponselku,kulihat ada pesan dari David yang belum sempat ku baca

Aku segera menghapus pesannya dari notifikasi.

Aku mengirim surat pengunduran diri ku dari kantor melalui email ke bagian HRD dan Vania.

Lalu aku segera menelpon Dian dan Bu Risa untuk mendelegasikan perkerjaanku,aku berpesan pada mereka klo mereka bisa menelepon ku kapan saja jika butuh bertanya tentang pekerjaan.

Dian dan Bu Risa terkejut dengan keputusan ku,Aku tidak bisa menjelaskan semuanya kepada mereka saat ini.jadi mereka membiarkan ku menyelesaikan masalah ku dulu.

***

Malam harinya David merasa aneh karena sampai jam 7 malam Karina belum membalas chatnya,jangankan meneleponnya membalas pesan Whatsapp nya saja tidak.

"Ada yang aneh"fikirnya segera.

David keluar dari ruangan kerjanya,dia melihat ruangan Vania yang sejak pagi lampunya tidak menyala.

Sepertinya Vania tidak datang ke kantor pagi ini,ku lihat meja Karina kosong...dokumen yang biasanya menumpuk di sana sudah tidak ada,merasa aneh langsung saja aku menghampiri meja Dian salah satu Karyawan ku yang juga teman dekat Karina selama di kantor.

"Bisa bicara sebentar"kataku pada Dian yang sedang merapihkan mejanya bersiap-siap untuk pulang.

"Iya Mr.Dave" jawab dian segera

Dian mengikutiku sampai ke ruangan kerja ku,ku beranikan diri menanyakan Karina kepadanya.entah apa yang akan di fikirkannya aku tidak perduli lagi yang penting aku tau apa yang terjadi pada Karina.

Betapa terkejutnya aku mendengar bahwa karina Resign tiba-tiba dengan alasan orang tuanya sakit.

"Kenapa dia tidak ambil cuti tahunannya saja?"tanya ku penasaran.

"Karina bilang tidak bisa kembali untuk waktu dekat"

Aku makin heran dengannya,apa yang terjadi sampai-sampai karina Resign tiba-tiba dan tanpa mengabariku bahkan pesanku pun tidak di balasnya...tapi Dian bilang dia sempat meneleponnya dan Bu Risa.

Pasti terjadi sesuatu...fikirku

Ku beranikan diri menanyakan satu hal lagi pada Dian yang sejak tadi terlihat bingung.

"Apa sebelumnya Karina pernah bercerita tentang aku kepada mu?"

Dian dengan cepat menganggukan kepalanya.

Aku sudah yakin klo gadis ini sudah tau hubungan ku dengan Karina karena mereka kemana-mana selalu berdua.

Aku menghela nafas melepaskan kegelisahanku.

"Apa kamu mencurigai sesuatu seperti apa yang ku fikirkan?"

Dian mengangguk lagi tanda setuju.

"Sepertinya ada hubungannya dengan  Bu Vania" kata Dian sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut-takut ada orang yang mendengarnya berbicara.

Tepat seperti dugaanku,Karina tidak mungkin pergi tanpa sebab seperti ini.

"Dia tidak mengabariku seharian ini bahkan tidak menjawab telepon ku,tolong bantu aku cari tau apa yang terjadi pada Karina"..."kabari aku apapun yang kamu tau" kata ku frustasi.

"Baik" jawabnya lagi.

Dian pamit meninggalkan ruangan ku,aku semakin yakin klo ada masalah besar di balik kepergian Karina.

***

Ketika aku sampai di apartemen ku ternyata mami masih ada di sini.

Melihat ku datang dia langsung tau jika ada masalah yang terjadi di kantor ku.

Aku menceritakan semua kejadian hari ini padanya.

Juga tentang Om Tanu yang mendesakku untuk menikahi Vania,dan juga Karina yang tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar.

Mami hanya terdiam sambil memelukku,sejak papa meninggal aku cuma punya mami dan Erwin yang selalu ada untuk ku setiap aku ada masalah.

Aku kembali ke kamar ku untuk mandi dan beristirahat,hati ku gelisah.

Berkali-kali aku mencoba menghubungi ponsel karina tapi tidak aktif,apa yang terjadi padanya....batinku kesal sendiri.

Aku menelepon Erwin untuk bertemu dengan ku di tempat Rian

15 menit kemudian aku sampai duluan disana,Rian yang heran karena aku datang tanpa pemberitahuan langsung menghampiriku dan membawa ku ke salah satu ruangan di kantornya.

"Loe kenapa Vid?"tanya begitu kami sampai di ruangan kantornya.

"Karina tiba-tiba menghilang"

Kata ku frustasi.

"Kok bisa?bukannya loe bilang dia pulang ke bandung tadi siang?"

Erwin yang baru saja datang langsung menyerobot masuk ke dalam ruangan.

Aku menceritakan kejadiannya pada Rian dan Erwin,dan mereka sama-sama menduga klo ini adalah ulah Vania....tapi apa yang Vania lakukan sampai-sampai Karina pergi tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun pada ku.bahkan setelah aku membawanya kepada orang tua ku.

Erwin mengambil ponselnya dan memanggil nomer telepon Karina,tapi sama saja nomernya tidak aktif...sepertinya nomer ku dan Erwin di blokir oleh Karina.

Erwin mencoba menenangkan ku,tapi tetap saja aku merasa frustasi sendiri.

"Besok loe coba hubungin lagi Vid"bujuk Rian padaku.

"Besok pagi gw usahain selesaiin semua laporan kerja yang lu minta,biar pas loe makan malem sama keluarga Vania loe bisa skak matt mereka"

Erwin terdiam sejenak sambil menatap ku.

"Sekarang loe sama gw pulang aja,ngak guna juga loe nemenin Rian di sini"

Rian mengagguk tanda setuju dengan ucapan Erwin.

Aku terdiam sejenak sambil melihat mereka berdua bergantian.kadang ucapan erwin ada benernya juga fikirku saat itu

Erwin mengantarku sampai ke apartemen,seperti dugaan ku mami masih menunggu ku pulang.

Akhirnya aku dan erwin menceritakan rencana kami pada mami,dan tanpa ku duga mami mendukung semua keputusan ku.

"Jalankan apa yang kalian anggap benar,seorang ibu akan selalu mendukung anak-anaknya"ujarnya sambil memegang tangan ku dan Erwin.

"Kamu pulang besok saja win,nginep disini...besok pagi mami buatin kamu sarapan...sudah lama kan kamu tidak sarapan masakan mami?"pintanya pada Erwin.

"Ngak perlu di minta mi,aku juga mau nginep abis capek pulang ke apartemen lagi"

Jawabnya sambil tertawa.

"Gw pinjem baju loe ya Vid"

Aku tertawa melihat tingkahnya...sahabat yang sudah seperti saudara buat ku.