Aku baru saja sampai di apartemen ku, ketika seorang kurir mengantarkan sebuah kotak kecil berwana merah.
Dia bilang kiriman hadiah dari Nona Vania.
"Masih saja sok perhatian" fikir ku dalam hati.
Tahun-tahun sebelumnya dia selalu mengirimi ku buket bunga,dan aku tau itu bukan dia yang melakukannya tapi Bu Risa sekertarisnya yang juga mantan sekertaris papa dulu.
Kenapa kali ini ngirim kotak?fikirku penasaran.
Ketika ku buka aku tersenyum melihat sebuah hiasan meja berbentuk dua orang pelari estafet berbaju merah,di bawahnya tertulis kata-kata "berjuang sampai finish"
Baru kali ini aku merasa senang dengan pilihannya. Sepertinya Vania ganti sekertaris..fikirku lagi.
Dan benar saja ku lihat tulisan tangan yang berbeda dari tulisan Bu Risa.
Ku letakan kembali hiasan meja itu,karena nanti akan ku taruh di meja kantor ku yang sudah lama sekali tidak aku tempati.
Ku sempatkan mengirim sebuah email kepada sekertaris baru Vania,sekedar memberi tahu aku menyukai hadiah kecilnya.
Sudah beberapa hari aku menunggu balasan emailnya tapi yang ada hanya laporan pekerjaan dan laporan meeting.
Aku penasaran seperti apa rupa sekertaris barunya kali ini.jadi aku meminta Vania untuk mengajaknya ikut meeting di medan nanti.
Gadis seperti apa yang setiap hari pulang jam 8 malam dan selalu rutin mengirimi ku email pekerjaan selama aku di jepang.
Sepertinya dia bisa jadi jomblo seumur hidup jika kerjanya rajin begitu..fikir ku tertawa sendiri.
***
Malam itu begitu aku sampai di hotel tempat kami menginap aku melihat seseorang yang mirip dengan Karina,dia berjalan-jalan sendirian di pinggir kolam.
Aku berjalan mendekat hendak menyapanya tapi sekelompok anak tidak sengaja mendorongnya hampir jatuh ke kolam seandainya saja aku terlambat memegang tangannya dan memeluknya pasti dia sudah tercebur.
Aku melihatnya dengan jelas
"Dia Karina" kata ku dalam hati
Baru saja aku ingin mendekatinya seperti biasa dia malah kabur.
Melihatnya pergi aku cuma bisa tersenyum...ternyata Karina masih sama seperti dulu.
Kulihat dia meninggalkan sebelah sandalnya di tepi kolam,tanpa sengaja dia menjatuhkannya tadi tapi kenapa dia belum kembali.. Fikir ku lucu
Aku memutuskan untuk menunggunya karena dia pasti akan datang mencari sandalnya kembali.
Cukup lama aku menunggunya datang sampai ku lihat seorang gadis berpiyama pink bergambar kelinci dan memakai masker datang mengendap-endap di sekitar kolam,maelihat tingkahnya seperti itu membuat ku semakin ingin menggodanya.Karina...karina..
Dan akhirnya kamu pun tetap tidak mengenali ku karina..
****
Esok harinya aku benar-benar terkejut melihat mu datang bersama Bu Risa dan Vania.
Bahkan Vania memperkenalkan mu sebagai sekertaris barunya,jadi ternyata kamu yang memilihkan hadiah ulang tahun untuk ku.
Aku yakin saat memilihnya hati mu pasti sedang memikirkan ku,sama seperti ketika aku melihatnya.dua anak laki-laki yang membawa tongkat estafet sampai ke finish.
Vania yang telah memisahkan cerita kita di masa lalu,dan sekarang Vania juga yang telah mengantarkan mu lagi kepada ku.
Aku tidak akan melepaskan mu lagi kali ini....
*****
Meja kerja ku pagi ini terlihat kosong,karena sebelum berangkat kemarin aku sudah menyelesaikan semua job dan memfile semua laporannya.
"Bagaimana perjalanan mu ke Medan kemarin Rin?" Dian yang hendak ke pantry sengaja mampir ke meja ku.
"Ngak mayungin Vania juga" jawabku meledek.
Melihat ku tertawa Dian malah nyengir.
"Yan,kok loe ngak bilang sih klo Mr.Dave itu nama aslinya David dan dia dulunya temen SMA Vania" tanya ku sambil berbisik pada Dian.
Dian buru-buru duduk di kursi sebelah meja ku,matanya mulai melirik kanan-kiri takut ada yang mendengar pembicaraan kami.
Dasar miss kepo gini nih gayanya klo lagi mau gosipin orang...haha
Gerutu ku dalam hati.
"Loe tau dari mana Big Bos kita dan Vania temen SMA?" kali ini malah Dian yang penasaran.
"Vania cerita selama loe di Medan?" tanya nya lagi semakin penasaran.
"Loh...emangnya loe ngak tau?"
Dian menggeleng dengan cepat
Aku tertawa sendiri,karena akupun tidak pernah menceritakan pada siapapun klo sebenernya Vania itu junior ku di SMA dulu.
Melihat Dian yang semakin penasaran akhirnya ku ceritakan "kisah David dan Vania...."tanpa ada kisah ku....
Mendengar itu Dian malah tertawa,dia bilang klo dunia itu sempit.
Dan aku setuju dengan pendapatnya barusan.
***
Pak Rahmat meminta ku mengantarkan dokumennya ke ruangan Vania,sambil membawa setumpuk dokumen aku segera masuk ke ruangan Vania.
Karena tangan ku penuh jadi aku tidak mengetuk pintu ruangan kaca milik vania dan langsung aja masuk.
Jeng...jeng...betapa kagetnya aku ketika melihat Vania yang sedang memeluk seorang Pria di ruangannya menghadap ke depan Kaca jendela yang terbuka.
Sepertinya dia sedang membujuk David yang terlihat sedang kesal.
Melihat ku masuk,mereka terkejut dan langsung membalikan badan.
"Kenapa masuk ngak ketok pintu?"bentak Vania kesal.
"Maaf,tangan ku penuh dengan Dokumen.ku fikir tidak ada tamu" jawab ku cepat.
"Astagaa sial banget aku...!!!"
Lagian Siapa suruh mesra-mesraan di kantor kataku dalam hati.
"Tidak apa-apa Karin,aku juga mau kembali ke ruangan ku,tolong buatkan aku MOM kemarin di medan"
"Aku sudah kirim lewat email Pak"
Kata ku tanpa memandang wajahnya.
Vania melirik Karina dan menyuruhnya segera meninggalkan ruangannya.
"Aku di jakarta sekarang,jadi tolong kirim laporannya langsung ke ruangan ku" jawab David lagi.
"Baik pak" jawabku sambil segera pergi meninggalkan mereka.
***
Bener-bener dua orang yang membuat ku pusing..fikirku dalam hati.
Begitu sampai di mejaku cepat-cepat aku mengerjakan laporan yang di minta oleh David dan menyusunnya di map.
Sebelum masuk ke ruangannya aku mengetuk pintu kaca besar di depan ku.
Aku tidak mau terjadi kesalahan seperti tadi pagi di ruangan Vania,melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan...hadeehh sial banget hari ini..fikirku kesal.
Aku meletakan dokumen yang David minta di meja kerjanya,mata ku tiba-tiba saja melihat sebuah pajangan kecil di depannya..aku terdiam sesaat ternyata David memperhatikan ku yang sejak tadi melihat pajangan meja itu.
"Terimakasih hadiahnya" katanya pada ku.
"Ah..apa?hadiah?" tanya ku bingung,karena aku ke ruangannya membawa map MOM buka kado,fikir ku
David menunjuk sebuah benda yang sejak tadi ku perhatikan.
"Ooh" jawab ku singkat.
Sepertinya dia sudah tau sejak awal klo aku yang memilihkan hadiah ulang tahunnya bukan Vania.
"sama-sama pak".
Aku baru saja akan melangkah pergi ketika tiba-tiba saja David menahan ku.
"Tolong bacakan laporan mu untuk ku Karina"pintanya lagi.
Sepertinya hari-hari ku di kantor yang damai akan berubah mulai hari ini,gerutu ku dalam hati..
****
Hari ini aku seperti menjadi sekertaris untuk dua bos yang rewel, sudah jam 7 malam pekerjaan ku masih saja belum selesai,Dian dan Bu Risa yang biasanya mengajak ku pulang bareng malah mereka meninggalkan ku.
Lampu utama sudah di matikan oleh pengelola gedung karena batas kerja di gedung ini cuma sampai jam 7 malam,jadi klo ada yang lembur terpaksa menyalakan lampu darurat di meja mereka masing-masing.
Di kantor hanya tersisa, Aku,David dan Dody salah seorang Office Boy di kantor kami,Karena karyawan yang lainnya sudah lebih dulu pulang.
"Mba Rin,mau di buatkan kopi atau teh?" tanya Dody pada ku,melihat mejaku masih menumpuk file-file yang harus di kerjakan.
"Apa aja deh mas,aku kaya'nya masih lama nih"
Mataku masih fokus pada layar laptop dan PC mengerjakan laporan yang di minta oleh David.
seharian ini bos ku itu rewel sekali, David berkali-kali memintaku untuk membuatkan laporan padahal dia punya sekertaris sendiri..hadeehhh...nyebeliin.
Jam tangan ku menunjukan pukul 9 malam ketika aku selesai mengerjakan semua laporan yang di minta,aku memejamkan mata ku sejenak berusaha menghilangkan lelah di pundak dan pinggang ku.
"sudah selesai?"
Sebuah suara yang menyapa ku membuat ku membuka mata,ku lihat David berdiri di depan meja ku sambil menyilangkan tangan dan menatap ku sambil tersenyum.
"Baru selesai pak"
Jawab ku singkat.
Entah kenapa jantung ku ini selalu saja berdegup dengan kencang setiap kali ada di dekat laki-laki ini.
Suasana kantor yang sepi membuat ku takut....takut kalau-kalau David bisa mendengar degup jantungku saat ini.
David tersenyum lagi,dia masih menatap ku membuat ku makin salah tingkah.
"Kamu masih sama seperti dulu,aku rasa kamu saat ini pun tidak punya pacar kan?"ledeknya pada ku.
"Iya karena aku punya bos seperti anda dan tunangan anda pak" jawab ku menggerutu.
Sial,bisa-bisanya dia meledek ku seperti itu,padahal jelas-jelas aku tidak punya waktu luang karena bos yang rewel ingin pekerjaan cepat selesai dan rapih,hal seperti ini yang bikin aku jadi jomblo...wkwkwk
Bahkan hari sabtu pun mereka jadi sering meminta ku bertemu customer.
David tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan ku,setelah sekian lama aku bisa melihat wajah nya kembali.
Meskipun situasinya sudah berbeda saat ini,dia bukan lagi junior ku tapi bos di kantor ku.
"Kamu pulang sama siapa
Rin?"
"Sopir"
Mendengar jawabanku David malah tertawa lagi.
"sopir angkot?"ledeknya lagi.
"sial" jawabku..
Dia masih inget aja gw suka naik angkot jaman sekolah.
"Aku antar saja"kali ini nada bicaranya serius,aku cuma tersenyum melihatnya.
"Karena jam segini sopir angkot pasti sudah tidur"ledeknya lagi diiringi suara tawanya yang makin keras.
Aku terdiam sejenak memandagi David yang sedang menertawakan ucapannya sendiri barusan.
Boleh kan klo aku bahagia hari ini saja...
"Oke pak bos" jawabku singkat.
Aku langsung merapihkan meja ku dan mengikutinya dari bekalang menuju basement.
****
Sepanjang perjalanan pulang kami tidak banyak bicara, David beberapa kali mengangkat telepon dari teman-temannya.
Sepertinya dia memang baru saja kembali ke jakarta setelah sekian lama di jepang.
Aku memandangi langit dari kaca jendela mobil di samping ku,beberapa kenangan masa lalu ku muncul saat itu.
Kenangan ku bersama David waktu SMA
Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam,aku dengan kenangan ku dan David sepertinya sedang fokus menyetir.
"Aku turun di sini saja" kata ku ketika sampai di sebuah rumah besar tempat kos ku di daerah jakarta selatan.
Yaa..sudah 3 bulan ini aku pindah ke sini,karena biar dekat dari kantor.
David memberhentikan laju mobilnya di depan gerbang,aku segera berpamitan lalu turun dari mobilnya.
"Terimakasih pak,hati-hati di jalan"kata ku pada David.
"Pak sopir maksudnya?" ledeknya pada ku yang ku balas dengan tertawa.
Aku segera masuk ke gerbang setelah ku lihat mobil David menghilang di belokan pertama.
****
David
Setelah mengantar Karina,David memacu laju mobilnya menuju Apartemen Erwin,di sana teman-temannya sudah menunggunya.
Ketika sampai di apartemen Erwin ternyata Rian dan Ifan sudah sampai duluan.
"Jadi cerita lu dan Karina bersambung nih Vid?kaya' episode di sinetron aja?" Rian bertanya sambil tertawa.
Sepertinya mereka sudah membicarakan ku sejak tadi,karena masalah Karina baru ku ceritakan kemarin saat aku bertemu dengan Erwin di apartemen ku.
"Gw mau kenal dia sebagai teman dulu Yan"
"Awas aja loe kelamaan gw gebet ntar" ledek Erwin
"loe udh mastiin dia masih single Vid?" tanya Rian lagi.
"Eiittss...udh gw pastiin dia masih single dan masih jomblo,bahkan gw bakal bikin dia jomblo lebih lama lagi" kata ku sambil tertawa.
"Dasar loe,nanti dia keburu di ambil orang loe"
Erwin tertawa mendengar ucapan ku.
"Dia ini sadis Yan,masa karyawannya di suruh pulang jam 9 malem,gimana Karina bisa nyari cowok klo punya bos macem gini"
Seketika itu juga mereka tertawa mendengar ucapan Erwin.
"Parah loe" celetuk Ifan kemudian.
"Gw cuma ngak mau kehilangan dia apalagi klo sampe dia berhasil punya pacar"
"Terus Vania gimana" kali ini pertanyaan Rian membuat ku terdiam.
"Gw ngak pernah suka sama Vania,kan loe juga tau"
"Tapi masalahnya loe udh tunangan sama dia dan bentar lagi dia akan maksa papanya buat nikahin loe sama dia"
"Kali ini gak akan berhasil,karena gw akan nikah sama Karina...apapun yang akan terjadi"
Ketiga temannya terdiam melihat David,mereka serasa kembali ke masa -masa SMA dimana hari-hari David hanya di isi dengan Karina.
David yang setiap hari selama berbulan-bulan memperhatikan Karina yang bahkan tidak pernah tau klo ada seorang Anak Laki-laki bernama David William yang selalu menunggunya di gerbang sekolah setiap kali mereka pulang.
Sampai pada saat Karina menyadari perhatian David untuknya,sayangnya Vania datang merusak segalanya untuk David.sampai-sampai David pergi ke Jepang tanpa pernah kembali selama 6 tahun.
Kali ini Takdir berkata lain,orang yang di tunggunya selama ini telah kembali ke hadapannya.mungkin butuh waktu menyembuhkan luka hati Karina,makanya David belum berani mendekatinya.
Apalagi statusnya yang sekarang tunangan Direkturnya di kantor. Tentu itu juga menjadi hal yang membuat David berhati-hati.
Malam itu mereka berempat menghabiskan waktu bersama,reuni empat sahabat.
***
Dikamarnya Karina tidak bisa tidur,keberadaan David di kantor mulai mengusik kembali hatinya.
Ada rasa penasaran besar pada dirinya "Apakah David masih orang yang sama yang diam-diam selalu memperhatikannya.atau sekarang David sudah menjadi orang yang berbeda"
"Dia tunangan Vania...Karin,please jangan pernah berfikir lebih dari ini"kata ku dalam hati.
Karina memandangi rintik hujan dari jendela kamarnya...melihat hujan mengingatkan tentang kenangannya...
Tentang empat sahabatnya,dan tentang David tentunya.