Sabtu pagi ku habiskan dengan bermalas-malasan di kamar kosan ku.
Rasanya sudah lama sekali aku tidak bangun siang dan jalan-jalan di taman komplek.
Aku mengganti baju tidurku dengan kaos pendek dan celana training.memakai sendal jepit aku berjalan-jalan di trotoar menuju taman.
Disana ramai tukang jualan dan anak-anak yang sedang bermain.juga ada beberapa remaja yang asik makan bakso di pinggir jalan.
Aku menghampiri tukang soto langganan ku.ku lihat ada sebuah mobil putih terparkir di seberangnya begitu ku hampiri ternyata si pemilik mobil itu adalah Erwin yang sedang asik makan soto sendirian.
"Hai"sapaku padanya
"Karina loe dari mana mau kemana?"
"Dari rumah mau kesini" jawab ku sambil nyengir.
"Yaelaaahh..."
Jawab Erwin sambil menggeser duduknya dan menyuruh ku duduk di sampingnya.
"Bang soto satu yaa nasinya setengah"
Kata ku pada pak Yanto tukang soto langganan ku.
"Loe tinggal deket sini Rin?" tanya nya lagi pada ku
"Iya gw ngekost disekitar komplek sini,loe sendiri pagi-pagi udah di sini emang loe tinggal di mana?"
"Depan tuh apartmen"Erwin menunjuk bangunan tinggi cukup jauh dari taman ini.
Pantesa aja dia bawa mobil.fikir ku
"Kemarin loe sama David ngilang kemana? Gw liat lu sama Adrian terus David nyamperin lu terus lu bedua ngilang di tengah-tengah acara sampe si Vania nyariin David kemana-mana"
"Terus lu bilang David pergi sama gw?"
Tanya ku menyelidik.
Mendengar pertanyaan ku Erwin malah nyegir aja,dia lalu medekatkan wajahnya padaku sambil berbisik "Hayoo loe abis ngapain?"
Sialan...dua laki-laki ini emang bener-bener nyebelin.gw selalu terjebak di permaianan mereka.
Hahaha...tawa Erwin terdengar sangat keras sampai-sampai pak Yanto tukang soto pun jadi kepo melihat kami.
Hadeeehh..
"Karina..pantes aja David sampe sekarang masih ngejar loe,dari jaman SMA sampe sekarang loe masih aja polos"
"Sialan" maki ku pada Erwin yang di balasnya dengan tertawa.
"Gw yakin pasti terjadi sesuatu sama loe dan David,muka loe aja sampe merah begitu karena malu"
Cepat-cepat ku ambil handphone ku lalu melihat kameranya sebagai cermin.
Erwin malah tertawa terpingkal-pingkal karena aku benar-benar percaya ucapan nya.
"Klo bukan David yang jadi saingannya,gw pasti udah nembak loe duluan Rin"
Ujar Erwin sambil menatap ku.
Hampir aja aku keselek kuah soto gara-gara mendengar ucapan konyolnya kali ini.
Selesai makan soto Erwin mengajak ku berjalan-jalan di taman.
Katanya udah lama ngak jalan-jalan kayak ABG
Dasar bocah...ada-ada saja kelakuannya.
"Sebenernya banyak yang mau gw tanyain sama loe Rin"
"Tanya aja"
"Mumpung masih gratisss...hehe.." ledek ku.
"Seriusan Rin"
"Iya gw dengerin"
Aku memilih duduk di bangku taman dekat ayunan.
Erwin duduk di sampingku sambil bercerita banyak hal tentang kami di masa lalu.
Aku terdiam,mendengar ceritanya membuat ku mengenang kembali kisah ku dan David.
Aku baru tau semua hal tentang David yang bahkan aku tidak pernah tau,mulai dari pertemuan pertama kami yang bahkan tidak pernah ku sadari sampai surat perpisahan ku untuk David.
Tentang ciuman nya dengan Vania di ruang kelas waktu itu dan tentang pertunangannya.
Semua itu seperti berputar di kepala ku.
Pantas saja David marah ketika aku bertanya apa artinya diriku untuknya saat itu.
Handphone ku tiba-tiba saja berbunyi,karena aku menaruhnya di kursi tempat ku duduk,Erwin jadi bisa membaca nama pemanggil yang mucul di layar ponsel ku.
"Pacar Karina"
Katanya ketika membaca nama yang tertera di layar ponsel ku.
"ooohhww...sial" Erwin tertawa terpingkal-pingkal sepertinya dia tau siapa yang menelpon ku.
Baru saja akan ku matikan,Erwin merebutnya dari tangan ku dan segera mengangkatnya.
"Rin"terdengar suara di seberang sana
Erwin menyalakan loud speaker ponsel ku.
"Karina sibuk pacaran" godanya pada David.
"Halo..ini siapa?" Tanya David lagi.terdengar nada kesal dalam suaranya.
"Pacar Karina"
"Hei Erwin sialan,kok loe bisa sama karina?loe lagi dimana?"
David mengenali suara Erwin,cepat-cepat erwin mematikan ponsel ku dan mengembalikannya pada ku.
Dia tertawa terbahak-bahak merasa lucu mendengar David marah-marah.
"Gw tau pasti David yang masukin nomernya di Hp loe kan Rin?"ujarnya masih sambil tertawa.
"Iya" jawabku ikutan tertawa.
"Gw tau karena dia tipe overprotective klo sama sesuatu yang dia sayang"
Bentar lagi juga Hp gw yg bunyi..
Dan benar saja David langsung menelpon Erwin.
"Dimana loe?kok bisa sama Karina?"
Tanyanya tanpa basa-basi.
"Nyari makan gw,eeh beruntung ketemu cewek cantik jadi gw ajakin jalan-jalan bentar"godanya pada David.
"Kok bisa sama karina?"
"Justru gw yang harusnya nanya sama loe,kenapa loe ngak cerita klo Karina ngekost di sini" ujar Erwin ngak mau kalah.
"Lupa gw lagian loe juga ngak nanya"
"Bukan lupa loe cuma ngak mau karina gw gebet"
Hahahaha.....
Erwin tertawa lagi,setelah mematikan ponselnya Erwin pamit pulang katanya David dan teman-teman lainnya akan berkumpul di Night club milik Rian malam ini jadi dia mau pulang untuk melanjutkan tidurnya..
Erwin mengantarkan ku sampai depan gerbang kosan.
Begitu dia menghilang di ujung jalan aku segera masuk untuk mandi.
Baru aja sampe kamar tiba-tiba ponselku berbunyi menerima whatsapp dari David.
"Jangan bertemu dengan Erwin tanpa izin dari ku"
Aku tersenyum membaca pesannya.
"Ya" balasku singkat.
Tapi menurut ku itu cukup di mengerti oleh David.
Aku mengingat kembali kata-kata Erwin pada ku,bagaimana mungkin aku tidak menyadari perhatian sebesar itu pada ku dulu.bahkan aku tidak membiarkannya menjelaskan pada ku masalah Vania.malah aku meninggalkan David dengan sebuah surat perpisahan.
Jujur saat itu akupun sedih tapi tidak ku kira kesedihanmu lebih besar daripada ku,karena kamu yang lebih banyak berkorban untuk ku.
****
David
Malamnya di Night Klub milik Rian seperti biasa semua teman ku sudah berkumpul bersama beberapa wanita di sana.
Kulihat Erwin yang sejak tadi cengar-cengir melihat ku.
"Rese lo Win" kata ku begitu aku duduk di sofa dekatnya.
"Gw ngak nyangka Karina sedeket itu selama ini sama gw"balasnya masih sambil tertawa.
"Karina mana nih?"tanya Ifan penasaran.
"Tanya tuh sama Pacaranya Karina" ledek Erwin di ikuti tawa semua teman-teman ku.
Karena Erwin terus-terusan menggoda ku akhirnya terpaksa ku ceritakan kejadian di acara Reuni kemarin kepada ketiga sahabatku itu.
Dan seperti dugaan ku mereka semua menertawakan ku.
"Akhirnya kesampean juga loe nyium Karina Vid?" celetuk Rian sambil tertawa.
"Gw bilang sama karina tadi siang.Klo bukan David saingan gw dia pasti udh gw pacarin"Tambah Erwin lagi.
"Gw ngak akan biarin loe deketin dia lagi,klo ngak mau gw lempar dari lantai 9 kantor gw win" kata ku membalasnya.
"Mulai sekarang loe pacarnya Karina dong?"Ifan yang sejak tadi diam jadi ikutan kepo
"Apaan mereka aja belom jelas pacarannya"celetuk Erwin
"Gw mesti selesaiin urusan gw sama Vania sebelom gw deketin Karina lagi.gw ngak mau Karina malah pergi karena merasa jadi orang ketiga...padahal Vania yang jadi penghalang buat gw sama karin selama ini"
"Kita pasti akan selalu dukung loe vid"kata Rian sambil menuangkan minuman di gelas ku yang sudah kosong.
Malam ini aku tidak terlalu banyak minum,aku takut salah satu wanita di klub itu mendekatiku setelah aku bertemu dengan Karina,aku ngak mau ada wanita lain yang menyentuhku.
***
Jarum jam menunjukan pukul 4 pagi ketika David menelpon ku dan meminta ku untuk datang ke taman dekat komplek.
Cepat-cepat aku bangun dan mencuci muka serta sikat gigi.
Aku mengganti baju ku dengan celana panjang dan kaos tangan panjang.udara pagi masih sangat dingin apalagi semalam baru saja hujan.
Aku terkejut ketika melihat mobil mercy hitam milik David terparkir di pinggir taman.kudekati kaca jendelanya tiba-tiba saja David membuka pintu.
Aku mencium bau alkohol.sepertinya David habis minum sedikit karena ku lihat dia tidak sedang mabuk.
David keluar dari dalam mobil,aku mengajaknya duduk di salah satu kursi taman,jam segini taman masih sepi udaranya pun masih dingin.
David menarik ku duduk mendekat lalu dia menyandarkan kepalanya di pangkuanku.
Aku terkejut sampai tidak bisa bergerak,jantungku berdetak sangat kencang seperti mau melompat dari dadaku...yaa..setiap kali David ada di dekatku aku merasa seperti ini.
"Biar kan aku disini sebentar saja"katanya sambil memejamkan mata.
Aku mengamati wajahnya...setiap inci wajahnya membuat ku terpesona.David memang tampan....dan ku yakin semua wanita akan berkata seperti itu jika melihatnya,dia jago beladiri,jago olahraga,bahkan nilai sekolahnya pun selalu urutan 3 besar.apalagi dia seorang pengusaha muda yang sukses..
Kurasa tidak ada wanita yang tidak menyukainya..mungkin aku salah satunya.
David memegang tanganku seolah-olah takut aku akan pergi meninggalkannya..
Entah apa yang ada di fikirannya dia tidak pernah berbagi dengan ku...
"Kamu ngak pernah punya pacar kan Rin?"
"Hah?" tanya ku heran mendengar pertanyaan anehnya yang tiba-tiba.
"Aku ngak sempet cari pacar" jawabku pelan.
David terkekeh mendengarnya..
"Karena kamu tuh ngak peka" ledeknya lagi.
"Mungkin" jawabku sedih teringat ucapan Erwin kemarin.yang bercerita klo David memperhatikan ku lebih lama dari yang aku tau.
Tanpa ku sadari air mata ku jatuh mengenai pipi David,dia kaget lalu terbangun dan langsung manatap ku.
"Kok ada ujan nih?"
Katanya lagi..masih sambil menggoda ku
Aku memalingkan wajah sambil menyeka air mataku yang tidak sengaja terjatuh tadi.
"Jangan bilang gara-gara aku ngak ngasih hari libur sampai-sampai kamu sedih ngak punya pacar"
Aku tersenyum sambil menatapnya,bisa-bisanya dia berpura-pura bahagia selama ini.
"Bos ku rewel....aku tersenyum menggodanya...Buktinya hari minggu jam 4 subuh pun aku masih di suruh bekerja jadi asistennya..gimana aku bisa punya pacar"
"Pacari saja bos mu klo begitu"
Katanya lagi sambil tertawa
Dan akupun tertawa mendengar ucapannya.
"Ayo ku antar pulang nanti klo kelamaan di luar masuk angin.udaranya masih dingin" ujarnya sambil berdiri.
"Palingan klo aku masuk angin terus sakit aku ngak masuk kerja"ancam ku padanya.
"Jangan...nanti aku akan meminta jatahku lebih banyak lagi"
Kaget aku mendengar ucapannya.
"Jatah apa maksudnya?"
"Kamu ngak ingat jatah pertama ku sudah ku ambil waktu acara reuni,sekarang yang kedua kalinya...besok-besok klo kamu berani deket-deket sama cowok lain selain aku bisa ku pastikan kamu akan ku seret ke kamarku" ancamnya padaku.
"Sial" gerutuku kesal
"Aku suka melihat mu seperti itu,semakin aku menggoda mu kamu semakin tidak bisa menyembunyikan perasaanmu"
"Sudahlah David,kamu semakin memojokanku seperti ini nanti aku akan semakin berharap sesuatu yang tidak pasti"
David terdiam mendengar kata-kata ku barusan.
Sepertinya dia menyadari posisi kami saat ini.
Aku mengikutinya masuk ke dalam mobil,bukannya mengantar ku pulang dia malah menculik ku ke apartemennya.
***
"Kenapa kamu membawa ku kesini Vid?" aku masih tak bergeming ketika David mengajak ku turun di parkiran apartemenya.
Aku takut akan ancamannya di taman tadi yang katanya akan meminta jatahnya tiap kali aku dekat dengan laki-laki lain bahkan dengan sahabatnya sekalipun.
"Ayolah Rin,kamu kan minta aku tidak cuma memberikan harapan" katanya lagi.
Kali ini tidak ku lihat nada bicara bercandanya seperti biasa.
Dengan terpaksa ku ikuti David ke apartemennya.
Jam sudah menunjukan pukul 6 ketika aku sampai di sana.
Dia mengajak ku masuk ke dapurnya...di sana aku bertemu dengan seorang wanita yang sepertinya adalah ibunya.
Mau apa David,pikirku saat itu.
"Mi" panggilnya pada wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usia senjanya.
"Kamu baru pulang" kata-katanya terhenti begitu dia melihatku ada di ruangan ini.
Aku tersenyum pada wanita itu dan dia balas tersenyum padaku.
"Karina" kataku sambil mengulurkan tangan mencium tangannya karena aku menghormatinya sebagai orang yang lebih tua dari ku.
"Jadi ini Karina yang sejak dulu kamu sering ceritakan sama mami?" tanya nya pada David.
"Iya mi" kata David sambil memegang tangan ku.
Aku terdiam menatap David dan ibunya bergantian...sejak kapan dia menceritakan ku pada ibunya,sedangkan dia sudah bertunangan dengan Vania sejak lama.
"Kamu pasti di paksa David kemari dan belum sarapan,ayo sarapan sama-sama dengan David mami sudah selesai sarapan tadi dan sekarang mau ke atas dulu"
Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi.
Ibu David meninggalkan kami berdua di meja makan yang penuh dengan masakannya.sepertinya ibunya wanita yang ramah dan baik.
"Apa kamu masih mau bilang aku tidak memberi kejelasan pada hubungan kita"
"Aku benar-benar tidak habis fikir dengan semua kejadian ini.ku harap kamu mau menjelaskan pada ku"
Selesai sarapan David membawa ku ke balkon teras ruang tamu,di mulai menceritakan semua hal yang terjadi setelah kelulusanku.
Ketika mereka naik kelas dua,orang tua Vania berniat menjodohkan vania dan David dengan alasan agar persahabatan kedua keluarga itu tida akan pernah putus.
Sejak saat itu David pindah sekolah ke Jepang karena dia menolak di jodohkan dengan Vania yang jelas-jelas sangat egois dan manja. Klo buka karena Erwin yang membujuknya untuk menurut kepada orang tuanya saat itu mungkin David sudah lama pergi meninggalkan papa dan maminya.
Seminggu sebelum papa David meninggal,Pak Steven yang juga papanya erwin yang saat itu menjabat sebagai Manager keuangan perusahaan menemukan satu kejanggalan di salah satu data keuangan perusahaan yang di kelolah oleh keluarga Vania.
Saat itu karena memandang hubungan pertemanan mereka Pak Danu yang juga papanya David hanya terdiam,dia akhirnya tidak jadi mengakuisisi beberapa perusahaan lain milik ayah vania,saat itulah Erwin masuk ke perusaahaan Vania sebagai Auditor internal.
Pak steven mengajarkan segalahal tentang keuangan kepada Erwin,dan berpesan untuk selalu menjaga David dan perusahaannya.
Mendengar cerita itu aku cuma manggut-manggut tanda mengerti.
Pantas saja David tidak pernah kembali dan sepertinya Vania pun tidak dapat berbuat apa-apa saat David di menolak didekati olehnya.
"Ketika aku bertemu dengan mu beberapa waktu lalu,mami ternyata memperhatikan perubahan sikapku yang tiba-tiba saja mau datang dan bekerja di kantor Vania" ucap David sambil tersenyum.
Aku hanya terdiam mendengarnya melanjutkan cerita.
"karena kepo mami akhirnya bertanya kepada Erwin,lalu si brengsek itupun datang ke kantor ku tempo hari dan dia sempat-sempatnya menghampiri mu di meja kerja mu kan?"
Astagaa..David ternyata melihatnya juga saat itu..aku tertawa dalam hati,ternyata dia benar-benar memata-mataiku seperti kata Erwin kemarin.
David tertawa melihat ku baru menyadari kekesalannya pada Erwin saat itu.
"Pulang dari kantor mami langsung menginterogasi ku seperti polisi..."David tertawa geli
"Mami bilang,dia tidak akan memaksakan kehendaknya lagi...cukup dulu ketika aku mengancamnya akan pergi tanpa kembali lagi"
David menatap Karina dalam-dalam.kedua tangannya menyentuh pipi karina yang duduk di sampingnya lalu dia mencium bibir karina..kali ini bukan ciuman panas seperti sebelumnya.
Karina memejamkan mata ketika bibir David menyentuh lembut bibirnya.bahkan jika david mendengar suara detak jantungnya yang keras saat ini diapun sudah tidak perduli lagi.
David menyandarakan kepalanya di bahu Karina.saat itu mereka hanya terdiam dengan lamunan mereka masing-masing.
Tanpa sengaja Bu Tania maminya David melihat mereka yang sedang duduk di balkon teras depan ruang tamu sambil tersenyum.
Entah sudah berapa lama dia tidak melihat senyum bahagia di wajah David sejak papanya meninggal.dan David sibuk dengan pekerjaan dan studinya di luar negeri.
"Mungkin sudah saatnya aku membiarkannya menjalani hidup sesuai dengan pilihannya"gumam Tania dalam hati.