Chereads / Adik Kelas / Chapter 15 - Part 15 Reunian

Chapter 15 - Part 15 Reunian

Reunian ke 15 sekolah kami temanya unik,jadi semua yang datang di minta untuk memakai baju seragam sekolah mereka.

Di grup ramai teman-temanku bilang bajunya sudah kekecilan,wajar sih klo perempuan kan setelah menikah,punya anak jadi lebih berisi di bading jaman SMA

Catat yaa Berisi bukan gemuk karena perempuan paling horor denger kata-kata itu.

Aku dan ketiga sahabatku pun tidak kalah heboh dan antusiasnya untuk ikutan hunting seragam baru buat kami pakai nanti.

Tujuan dari dresscode ini biar saling menggingatkan,namanya juga udah sama-sama dewasa pasti wajahnya banyak berubah terlebih lagi biar ngak ada kesenjangan sosial diantara para alumni,karena beberapa orang pasti akan males datang ke reuni karena merasa karirnya tidak sesukses teman-temannya yang lain atau karena penampilannya tidak sekeren teman-temannya yang lain.

****

Tibalah kami di hari yang di nanti-nanti.

Reunian di adakan di sebuah hotel daerah jakarta pusat,tepat jam 7 malam acara sudah di mulai dan semua orang berkumpul di sana.

Seperti yang lain kami berempat langsung menyapa semua teman-teman seangkatan kami masing-masing.

Berfoto sambil ngobrol kesana kemari mengenang masa-masa Remaja yang tidak dapat terulang kembali tapi masih sangat indah dikenang.

Bisa bertemu dengan guru-guru dan teman-teman yang masih hidup adalah sebuah kebahagiaan,karena beberapa dari kami mungkin sudah meningggal dunia.jadi yang tersisa ini lah yang masih bisa bersilaturahmi.

Abi dan Tony menghampiri meja kami,dulunya mereka adalah ketua kelas dan wakil.ternyata mereka berdua masih akrab seperti dulu.

Kulihat di sudut kiri ruangan David dan teman-temannya sedang berkumpul,mereka asik tertawa dengan segerombolan wanita yang sepertinya terlihat sangat akrab.

Melihat David dengan baju SMA nya membuat ku senyum-senyum sendiri.

"Dia masih terlihat sama,cuma kelihatan lebih tinggi dan lebih keren aja ya?" ujar Dwi sambil tertawa.

"Udah gw bilang kan?" jawabku ikutan tertawa.

Sebelum datang ke acara reuni aku sudah memberi tau ketiga sahabatku tentang aku yang ternyata bekerja di perusahaan milik David.

Dan apa jawaban mereka "Loe jodoh di PHP in melulu sama dia"

Sial...fikir ku dalam hati.

Ku lihat Erwin melambai kepada ku,dan aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Erwin makin keren tuh Rin?"

Celetuk Dwi lagi.

"Iyaa udah gebet gih wi,kan loe demen yang muda-muda" kali ini giliran dwi yang gantian di ledek oleh tuti.

Aku dan yang lainnya malah tertawa melihatnya.

Kulihat David yang masih di kerubuti para gadis di sana,mereka sibuk berfoto dan tertawa.

Ketika aku akan mengambil minuman di meja,tiba-tiba saja salah seorang laki-laki menyapa ku.

"Karin ya?" aku menatapnya mencoba mengingat-ingat wajahnya

"Adrian" ujarnya sambil mengulurkan tangannya untuk ku jabat.

Aku menyambut uluran tangannya sambil tertawa

"Hei,Adrian apa kabar?" tanya ku begitu ingat klo Adrian ini pernah sekelas dengan ku waktu kelas 1 SMA

"Baik,kamu dimana sekarang?"

" Aku di jakarta" jawab ku singkat

Aku ingat Adrian ini pernah mendekatiku waktu kelas 1 SMA tapi kami tidak pernah jadian karena pas kelas 2 kami tidak sekelas dan Adrian pun tidak pernah mendekati ku lagi saat itu.

Mungkin karena aku yang terlalu cuek sama cowok sampai-sampai dia bosen sendiri mengejarku.

"Aku kira kamu masih di bandung"

"sudah hampir 2 tahun aku balik ke jakarta"

"Boleh ngak kapan-kapan kita janjian di luar siapa tau kamu ngak ada temen malem mingguan"

"Haha..Moduss" kata ku sambil tertawa.

Adrian memang orangnya lucu,dulu dia selalu membantu ku menyampul buku,karena meskipun aku perempuan aku ngak suka menyampul atau membuat kerajianan tangan saat itu.

Adrian lah yang selalu membantu ku.

Kami tertawa mengenang masa-masa SMA sampai pada saat adrian berkata

"Klo aku tau kamu akan secantik ini sekarang sudah dari dulu aja aku pacaran sama kamu"

Aku tertawa mendegar kata-kata gombalnya yang ngak pernah berubah.

Tawaku terhenti ketika ada sebuah suara yang mengagetkan ku.

"Siapa bilang loe bisa pacarin dia?"

David datang mengejutkan ku.

Adrian terdiam lalu tersenyum sambil berkata pelan pada kami.

"Loe bukannya bentar lagi nikah sama model terkenal ya...yang namanya Vania leticia"

Aku merasakan suasana yang tidak nyaman. Jadi aku putuskan untuk membawa David menjauh dari Adrian sebelum semuanya berubah jadi kacau.

"Yan,gw pergi duluan yaa sama David..."ujarku pamit

"Aku akan menelpon nanti Rin" jawab adrian sambil melambai pada ku

David menarik ku ke luar dari aula hotel,dia membawa ku ke dalam lift dan menuju lantai atas,entah kemana dia mau membawa ku saat ini.

Aku melihat sorot matanya yang tajam berubah jadi mengerikan,sepertinya dia marah tapi apa yang Adrian katakan tidak ada yang salah jadi kenapa David terlihat sangat kesal?

Sampai di lantai paling atas gedung hotel ini David menarik ku keluar lift.

"Kamu kenapa?"kuberanikan diriku menanyakan langsung kepadanya.

"Kamu sudah lupa ucapan ku tempo hari"

Aku terdiam,aku ingat tapi aku tidak bisa berkata apa-apa saat ini.

David marah,aku bisa merasakan klo dia marah saat ini.

"Aku memintamu untuk tidak akrab dengan laki-laki manapun saat aku ada di dekatmu"

"Apa arti aku buat kamu Vid?"

Air mata ku tiba-tiba saja menetes,bukannya menjawab pertanyaan ku david malah menarik tubuhku dan mencium bibir ku.aku terdiam otak ku ingin menolaknya tapi hati dan tubuhku malah meresponya berbeda.... Aku memejamkan mata dan mebalas ciumannya,entah berapa lama ciuman ini semakin dalam seolah-olah aku telah lama memilikinya dan hati kecilku merindukannya...amat sangat merindukannya.

Cukup lama kami berciuman sampai-sampai ketika aku melepaskan pelukannya aku terlalu malu untuk menatapnya.

David menyentuh wajah ku dengan kedua tangannya..dia menatap ku dengan kedua matanya.membuat ku tidak bisa menghindar dari tatapannya.

"Apa aku perlu menjelaskan padamu apa arti dirimu untuk ku?sedangkan tubuhmu dan hati mu saja sudah meresponnku dengan sangat baik"

Sial...aku malu mendengar ucapannya kali ini.

****

Aku kembali ke aula acara reuni sekolah dengan perasaan campur aduk dan bingung antara bahagia atau malah merasa bersalah...

Aku merasa bersalah pada Vania..yaa aku mencium tunangan Bos Ku

Sebelum kembali ke Aula tadi David sempat meminta ponsel ku,dia menghapus nomer Adrian dari kontak telepon ku dan memasukan nomer Hp nya di sana.

Entah apa yang akan terjadi kepadaku nantinya jika Vania tau aku berciuman dengan tunangannya bahkan tunangannya menyimpan nomer Hpnya di poselku dengan nama "Pacar Karina"

Sungguh konyol fikirku dalam hati...tapi aku malah tidak menggantinya.

Biarlah untuk saat ini,lagian ngak ada juga yang akan melihat ponselku.fikirku dalam hati

Acara reuni itu selesai dengan damai dan lancar,aku tidak memberitahu ketiga sahabatku tentang kejadian di atas hotel tadi.

Entah apa yang akan mereka katakan jika mereka tau aku berciuman dengan tunangan orang.