Chereads / Adik Kelas / Chapter 14 - Part 14 Karina,David dan Vania

Chapter 14 - Part 14 Karina,David dan Vania

Karin mendapat pesan dari grup Facebook alumni SMA,bulan ini sekolah tersebut akan mengadakan reuni akbar 20 angkatan.

Sudah pasti acaranya akan ramai sekali karena dari masa ke masa murid sekolah itu semakin banyak.

Barusan Tuti,Dwi dan Endang sudah mengkonfirmasinya lewat whatsap grup klo mereka akan ikut serta di acara itu.katanya ingin ketemu dengan semua temannya setelah 6 tahun lulus SMA.

"Rin,makan siang yuk.."

Ku lihat jam tangan ku sudah menunjukan pukul 12 siang,aku biasa makan siang dengan Dian di kafe di lantai dasar.sebenernya di lantai 5 juga ada restoran buat para tenant gedung ini tapi biasanya penuh dan harganya lebih mahal.paling-paling yang makan di sana para manager dan Bos yang sekalian ketemu sama client nya.karena tempatnya sangat nyaman dan pemandangannya tamannya memang bagus.

Melihat kota Jakarta dari atas gedung tapi suasananya seperti di taman.

Kami segera turun dengan lift ke lantai dasar.

Sesampainya di cafe Dian segera memesan makanan sedangkan aku memilih untuk mencari tempat duduk.

Tidak lama kemudian Dian datang membawa nampan penuh berisi makanan kami.

Hari ini pengunjung cafenya tidak terlalu ramai makanya pesanan kami cepat selesai.

Aku bercerita tentang reuni sekolah ku pada Dian,dan seperti dugaan ku dia langsung memberondong ku dengan berbagai macam pertanyaan,termasuk soal David dan Vania.

Aku bercerita sedikit tentang cerita ku,Vania dan David...dan seperti dugaan ku Dian langsung tertawa terbahak-bahak sampai beberapa orang di cafe menatap kami keheranan.

"Huss...jangan berisik"bisik ku padanya

Seketika itu juga Dian langsung menahan tawanya,sambil memicingkan mata dia menatapku menyelidik.

"Hayoo...jangan bilang kalian CLBK"

Cepat-cepat aku melirik kanan kiri dan langsung melotot padanya.

"Heii..ngaco deh,klo ada staff lain yang mendengar nanti jadi gosip ngak baik"

Mendengar ucapan ku barusan Dian langsung terdiam tanda setuju.

"Sejak Mr.Dave alias David kembali ke jakarta baru kali ini aku liat Vania rajin dateng ke kantor dan gw perhatiin kenapa loe yang sering di panggil ke ruangan dia,padahal dia punya asisten dan Perusahaanya bukan cuma di kantor kita doang"

"Nah..itu dia"ujarku setuju dengan pemikiran Dian.

Karena dari cerita yang ku dengar Mitra Logistik itu cuma salah satu anak perusahaanya yang justru bukan perusahaan besar.

"Gw mungkin baru satu tahun di perusahaan ini tapi loe sm Bu Risa kan sudah 4 tahun di kantor ini"

"Selama gw kerja di sini gak ada tuh karyawan yang kenal sama Mr.Dave dan gw langsung curiga pas gw liat loe di kasih kerjaan banyak banget sama dia,ngalahin asisten dia aja tuh si Alisha"

"Loe fikir gw bahagia?"kata ku kesal.

Dian tertawa,tapi kali ini tidak sekeras sebelumnya.

"Gw malah ngira loe bakal di pecat sama dia gara-gara di kasih kerjaan terus"hahaha...

"Jangan doong...gw belom bisa beli rumah di jakarta lagi"

Mendengar ucapanku Dian cuma tersenyum.

Selesai makan aku dan Dian segera kembali ke kantor,di dalam lift tanpa sengaja kami bertemu dengan David.

Dia sedang bersama dengan seseorang yang sepertinya ku kenal...

Ooiyaaa itu Erwin sahabat David waktu SMA,sedang apa dia di sini fikir ku penasaran.

Erwin mengikuti David masuk ke ruangannya.ku perhatikan Erwin terlihat lebih keren dari terkhir ku lihat di waktu SMA.

"Rin,itu cowok keren siapa lagi?"

Kaget aku di tiba-tiba saja muka Dian sudah ada di depan ku...

Bukannya kembali kemejanya kenapa dia malah ikut aku ke meja ku...fikir ku merasa lucu dengan tingkah teman ku ini.

"Erwin..salah satu sahabat David sejak SMA"

"Loe sekolah dimana sih Rin?"

"Kenapa,kok loe nanya gituh?"

"Ngak...gw heran aja...cowok di sekolah loe dulu ganteng-ganteng tapi loe dari jaman sekolah sampe sekarang cuma nunggu di PHP ini cowok ganteng?"

Sial..bisa-bisanya Dian meledek ku,tau gitu ngak ku ceritain kisah SMA ku pada Dian.

Dian buru-buru kembali ke mejanya,aku melihat dia menertawakan ku di mejanya.

****

David

"Vid,itu tadi Karina?"

Erwin mengintip karina dari seberang pintu kaca ruangan David.

"Iya"

"Terus lu betah dong di kantor ngak pulang-pulang"ledeknya lagi.

"Haha..sialan"

"Dia sekertaris Vania ya?duduknya di depan ruangan Vania"

"Iya"

"Gile loe klo sampe beneran loe nekat deketin dia,awas Vania tau nanti dia di pecat"

"Klo Vania pecat dia,gw yang bakal ambil dia jadi sekertaris gw"

"Haha...seriusan lo masih suka sama Karina?"

Ujarnya sambil berkali-kali melirik karina yang sudah sibuk dengan laptopnya.

"Jangan di liatin terus nanti gw usir lo dari kantor gw"

Erwin terkekeh geli mendengar ucapanku barusan.

"Gw pindah kantor disini aja lah Vid..."godanya lagi

"Kantor yang di sudirman sepi ngak ada cewek cantiknya"

Gimana ada yang cantik,itu kan perusahaan lama dan rata-rata karyawannya jarang yang resign karena almarhum papanya David sangat baik dengan semua karyawannya,makanya mereka betah bekerja di sana..batin Erwin.

"Sialan loe"

Umpat ku kesal di iringi tawa erwin yang menyebalkan.

Erwin memang bekerja pada Ayahku sejak dia kuliah.

Ayahnya adalah salah satu manager keuangan di kantor Papa sejak dulu,makanya sejak aku di jepang Erwin sudah bekerja di kantor pusat kami di daerah sudirman.

Sejak kantor di pancoran ini berdiri baru kali ini aku dan erwin kemari.alasanku  tadinya cuma ingin melihat perkembangan Project PLTU dan jalan tol yang sedang di kerjakan anak perusahaan ku ini,tapi kebetulan saja aku bertemu Karina di sini.

"Jadi kapan gw bisa pindah ke sini?"

"Loe mau ngapain?"

"Mau cari jodoh Vid,masa loe doang yang boleh deketin Karina.....hahahaha...gw liat dia makin cantik sekarang"

"Berani deketin dia gw kirim loe ke Surabaya"

Erwin tertawa senang melihat ku kesal,tawanya baru berhenti ketika tiba-tiba saja Vania masuk keruangan ku tanpa mengetuk pintu.

"Eh,sory ada tamu ya?" ujar Vania sambil tersenyum pada Erwin.

"Hai Van,apa kabar?"sapa erwin basa basi.

"Baik,loe tumben banget dateng kesini ada audit atau apa?"

Balas Vania heran melihat Erwin yang biasanya tidak pernah datang selain untuk audit internal keuangan perusahaan,itu pun biasanya asistennya yang datang kemari.

"Gw kesini mau liat David,dia kesepian di sini klo tunangannya lagi sibuk pemotretan....makanya gw temenin"

Sial nih Erwin ngomongnya ngasal banget,kulihat Vania tersipu-sipu mendengar ucapan konyol Erwin.

"Ada meja kosong ngak Van?" tanyanya lagi pada Vania.

"Buat apa Win?"

Kali ini Vania yang keheranan mendengar pertanyaan Erwin.

"Buat gw,kali-kali aja gw bisa pindah kantor disini"

Seketika Vania dan Erwin tertawa,dan aku hanya meliriknya kesal.

"Seriusan?" tanya Vania lagi.

"Ada tuh di sebelahnya Karina"

Menunjuk sebuah meja kosong tempat Bu Risa yang dulu dia pakai sebelum pindah ke lantai 10.

"Jangan!!" Jawab ku cepat

Kedua orang itu melihat ku dengan ekspresinya masing-masing,Vania dengan wajah keheranannya sedangkan Erwin dengan cengiran sialannya.

"Klo Erwin di sini nanti gw ngak konsen kerja"

Jawab ku sekenanya.

Vania terdiam menatap ku,dan erwin masih cengengesan aja bikin makin kesel aja fikir ku.

"Loe ke sini mau ngapain Van?malah ngobrol ngak jelas sama Erwin"ujar ku mengalihkan pembicaraan.

"Oiya.. Tadi gw mau ajak loe ketemu papa nanti malem sambil Dinner"

"Ketemu mertua Vid?"

Erwin bener-bener memancing emosi ku sejak tadi,klo bukan temen dari kecil sudah ku lempar dari lantai 9 nih anak.

"Nanti gw kabarin,klo udah gak ada urusan lagi tolong keluar ya..gw banyak urusan sama si kampret ini"

Hahahhaa...seketika tawa erwin pun pecah,dan Vania segera pergi dengan wajah kesal.

"Rese lo Win"

Gerutu ku ketika Vania sudah keluar dari ruangan ku.

"Ya udah gw balik ya..mau beresin kerjaan di kantor,nanti klo loe udah ngijinin gw pindah ke sini gw balik lagi"hahaha...

Erwin pergi dari ruangan ku sambil tertawa.

Aku melihatnya menghampiri meja Karina sebelum dia pulang,tidak lama kemudian ku lihat Erwin dan Karina berjabat tangan dan mereka tersenyum,entah apa yang di bicarakan mereka berdua.aku hanya memandangi mereka dari pintu kaca ruangan ku.

***

Aku sedang sibuk membalas email masuk ketika seorang laki-laki berdiri di depan mejaku.

"Hai"sapa laki-laki itu ramah.

Aku segera menoleh dan tersenyum padanya.

"Iya ada yang bisa saya bantu pak?"ujar ku basa-basi.

"Karina kan?tebaknya pada ku

"Iya"

"Kenalin,gw Erwin..junior loe dulu di SMA loe inget kan?"ujarnya lagi sambil mengulurkan tangannya untuk ku jabat.

"Iya "

Aku tersenyum sambil menyambut uluran tangan Erwin.

"Jangan panggil pak,panggil gw Erwin aja ngak akrab klo manggil pak"erwin nyengir pada karina dan karina hanya tersenyum melihat tingkahnya yang tidak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.

"Dunia sempit ya"kata ku lagi.

"Gw yakin loe juga gak pernah lupa sama David kan?" ujarnya setengah berbisik sambil mencondongkan wajahnya mendekati ku.

Spontan aja aku langsung menoleh ke kanan dan kekiri,ku lihat Dian yang kepo sedang menperhatikan ku.

Aku cuma tersenyum menjawab pertanyaanya,setelah itu dia berpamitan dan pergi meninggalkan ku.

Baru saja Erwin menghilang di balik pintu tau-tau Dian sudah mengirim pesan whatsapp pada ku.

"Gosip apaan?" 🙄🤔

Tanyanya singkat,padat,jelas.

"Kepoo" 😝balasku sambil menjulurkan lidah ke arahnya yang saat ini sedang menatapku.

"Ceritain nanti pas pulang kantor" 😉🤗😙balasnya lagi di chat.

"klo inget yaa"😝😜

"Tenang nanti gw ingetin"💃💃

Suara dering telepon di mejaku menghentikan ku membalas chat dari Dian.

Vania memanggil ku ke ruangannya dan memintaku memberikan sebuah dokumen ke pada David.

Dengan terpaksa aku kembali harus bertemu dengan David.

Aku bergegas ke ruangan David,ku lihat Alisha sekertarisnya sedang asyik main handphone...magabut nih anak..fikir ku menggerutu.

"Berasa kerja sambil di kerjain nih gw" gerutu ku ketika melewati meja kerja Dian.

Dian yang melihat ku membawa setumpuk Binder file sambil mengoceh malah tertawa cengengesan.

Aku masuk tanpa mengetuk pintu karena kedua tangan ku penuh dengan file,lagian Vania juga ada di ruangannya kan?jd ngak mungkin aku menergoki sepasang kekasih yang lagi kangen-kangenan.

Kulihat David sedang serius membaca File kerjanya,dia meminta ku untuk duduk di salah satu sofa pojok ruangan kerjanya.

Tak lama kemudian dia menghampiriku dan duduk di depan ku.

" Tunggu di sini sampe selesai tanda tangan ya"

Ucapnya masih sambil melihat laporan yang di pegangnya.

Aku hanya terdiam,galau mau ngapain rasanya sesak mau nafas aja susah..."ngak tau apa ni orang gw deg-degan mulu tiap kali deket dia,masih aja di panggil-panggil kesini".kata ku dalam hati.

Sesekali ku perhatikan wajah David yang terkena sinar matahari,mata sipitnya berkali-kali berkedip karena cahaya matahari sore yang masuk lewat kaca jendelanya yang tidak tertutup tirai.

Hari ini David terlihat semakin tampan dengan setelan jas biru dongkernya.

Sebenernya sih memang udah tampan dari sononya...haha..

Aku senyum-senyum sendiri memikirkan diriku yang malah asik mengomentari Bosku yang sedang bekerja di depan ku.

David barusanya menyelesaikan tandatangannya pada dokumen kerjasama ketika aku masih menatapnya.

Mata kami sesaat beradu pandang dan itu membuat jantungku serasa mau melopat keluar dari dadaku karena kaget dan gugupnya aku.

Bukannya mengindar David malah memandangi ku sambil tersenyum

"Tau ngak kenapa aku menyuruh mu datang kesini" tanya nya masih sambil menatap ku.

"Anter dokumen kan?"

David menggeleng mendengar jawaban ku.

"Biar kamu bisa liatin aku lebih lama lagi"

Sial..!!! Batin ku dalam hati.ini sih namanya aku masuk dalam jebakannya.

David tertawa melihat ku yang malu karena ketahuan memperhatikannya sejak tadi.

Entah apa yang harus ku lakukan saat ini aku malah berdiri ingin kabur saat itu juga.

"Tunggu Karina"

Tiba-tiba saja David menarik tangan ku.

Aku terkejut dan langsung balas menatapnya.

"Jangan pernah terlihat akrab dengan laki-laki lain ketika aku ada di dekatmu"

Aku terkejut mendengar ucapannya barusan,dan teringat saat Erwin mendekatiku tadi siang di mejaku.

"Maaf" ucapku pelan.

Seketika itu juga aku memikirkan kata-kata ku kenapa aku harus minta maaf memangnya aku siapanya??

Bodoh Karinaaa..runtuk ku dalam hati.

David tersenyum sambil menaruh semua laporan yang sudah selesai di tandatanganinya di tangan ku.

Buru-buru aku mengambil file itu dan segera menyerahkannya kepada Vania.

Seharian ini sampai pulang kerja hati ku benar-benar tidak tenang,memikirkan sikap dan Perkataan David pada ku tadi siang membuat ku bingung.

Bahkan ketika sampai di rumah pun aku masih melamun di kamarku.

"Kenapa kamu masuk lagi di kehidupanku Vid,setelah sekian lama aku ingin melupakanmu"

Aku membuka jendela kamarku dan terdiam memandangi langit malam yang cerah penuh bintang.

Kenapa dia bersikap seolah-olah aku adalah kekasihnya...

Dan bodohnya kenapa aku harus minta maaf,sedangkan aku bukan siapa-siapanya.

"Dia tunangan Vania,Rin...please buang jauh-jauh mimipi mu"

Hufftt...