Tring Tring
Bunyi lonceng pun terngiang Di kupingku. Rasa Senang dan Capek pun datang bersamaan. pertama aku senang akan berjumpa dengan Rey. Kedua aku capek menghadapi teman teman ku yang amat tetamat membenci ku.
"Huh... Hari ini akan jadi hari yang berat lagi" Gunggam ku.
Di lapangan aku melihat banyak sekali paraa cewe mengkelilingi seorang pria. pria itu Rey. Ya, memang Rey sangat populer di kalangan para gadis, namun dia menganggap hal itu sangat ribet karna mereka sangat berisik ketika Rey dimana pun dia berada di sekolah.
Rey terkenal di sekoalh karena Kepintaran, Ketampanan, dan Dia jago main basket. Ya dia memang idaman semua wanita termasuk aku juga. Sejak kecil Rey dan aku sangat akrab. Rumah kami dekat, bahkan sangat dekat, bisa dikatakan kami adalah tetangga? Hahaha Ya kami tetangga. Keluarga kami sangat dekat. Orang tua Rey adalah orangtua yang sangat ramah dan penuh kasih sayang. Berbeda dengan Keluargaku. Ayah dan Ibuku terlalu berpegang teguh kepada prinsip mereka, yaitu prinsip membuat perusahaan mereka menjadi perusahaan yang Go internasional. Ya mencapai nya memang tidak mudah, hingga mereka rela mengabaikan Aku dan Kakak yang berada di rumah. Yaa hidup kami memang sangat sulit.
"Zion" Panggil pria berbaju putih abu abu itu dengan gagah menyadarkan lamunan ku dari tadi.
"Hei Rey... Enak ya dikelilingi banyak wanita. Pasti mereka sangat membenciku karena aku merebutmu dari mereka" Ucapku dengan senyum miris.
"Lagi lagi gitu lagi lagi gitu... Eh Zion, tau gak, mereka tidak tau apa apa tentang aku, yang mereka tau itu mereka ingin punya pacar yang dimata mereka adalah tipe idealnya. Mereka gak pernah berfikir cara berusaha atau memilih pria yang baik dengan mereka. Jadi berhentilah berfikir merasa bersalah seperti itu. Kamu tau kelebihan dan kekuranganku secara keseluruhan. Dan kamu tetap menerima orang sepertiku yang sudah pernah meninggalkan mu selama beberapa tahun ketika kamu terpuruk". Ucap Rey dengan nada rasa bersalah.
Dulu Rey pernah pergi jauh, bahkan sangat jauh. Dia meninggalkanku dimana orang tuaku telah mengganggap aku adalah anak sial bagi mereka.
Saat itu, aku tidak sengaja menyenggol anak dari Direktur South Make Up yang bermain di tangga sehingga dia jatuh. Direktur itu pun sangat marah dan membatalkan niatnya yang ingin berinvenstasi ke Perusahaan Papa dan Mama. Saat itu juga mereka memukuli aku bahkan mengurung aku 1 hari tidak makan di kamar. Aku tidak tau kenapa mereka jadi sebenci ini kepada ku tanpa mendengarkan penjelasanku lebih dahulu. Dan mulai saat itulah Sentuhan hangat dari orang Tuaku tidak pernah lagi aku rasakan sampai sekarang.