"Huaaaaa" Teriakku.
Tiba tiba wanita paruh baya datang dengan wajah terkejut.
"Ada apa Zion? Kamu kenapa nak?" Tanya wanita itu yang tak lain adalah mamanya Zion.
"Tidak.... Tidak apa" Jawabku
"Kau perlu sesuatu nak? seperti...."
"TIDAK perlu ma" Jawab ku dengan sengaja menekankan Kata Tidaknya.
Wajah mama zion pun berubah seketika, Ia tidak mengerti kenapa anak nya bersikap seperti itu.
"Oh baiklah nak. Kalo perlu sesuatu mama ada di bawah" Ucap Mamanya.
Aku hanya diam dan tidak bergeming sedikitpun.
Aku berfikir Kenapa aku bisa hidup lagi? Bukankah aku sudah mati?
Aku mengecek seluruh tubuhku, tapi tidak ada bekas luka sikit pun yang aku lihat.
'Apakah Tuhan memberiku kesempatan untuk balas dendam?'
Aku berfikir dan terus berfikir. Dan satu cara mengetahui nya adalah dengan cara mengecek Tanggal HP ku saat ini.
18 April 2018. Tanggal itu telah berhasil membuat ku percaya bahwa Tuhan memberiku kesempatan untuk balas dendam. Terakhir kali aku Bunuh diri adalah di tanggal 1 September 2018.
'Trimakasih Tuhan atas kesempatannya'Batink
"Papa pulang..." Sapa Pria yang taklain adalah Papa Zion.
Aku tersigap dan langsung turun dan pergi ke meja makan kami. Biasanya tradisi kami di rumah adalah, ketika papa sudah pulang kami akan makan malam bersama.
"Zion Gimana? Bentar lagi kenaikan kelas. Kamu..." papa mulai angkat bicara.
"Aku mau Les" Jawab ku singat. papa pun langsung terkejut begitu juga dengan mama dan kakak ku.
"Kamu serius nak?" Tanya mama
"Ya" Jawab ku singat
"Apa yang membuat mu ingin les nak?" Tanya papa bersemangat.
"Aku ingin membasmi perselingkuhan antara suami istri, Aku ingin balas dendam kepada orang yang sibuk akan pekerjaannya dan tidak percaya kepada seseorang yang sangat mencintainya, Aku ingin orang tidak ingin menganggap remeh aku dan aku ingin MASALAH INI GAK USAH DI BAHAS LAGI" Ucapku panjang lebar dengan sengaja menekankan intonasiku di akhir kalimat ku.
Sontak Papa, mama dan kakak pun terkejut. Tapi aku melihat wajah kekhawatiran di wajah papa ku. Dengan sigap aku tersenyum dengannya dan dia pun melihat aku dengan ngeri.
"Sudah, aku sudah kenyang. Aku pamit duluan tidur. Selamat malam Pa.. Ma... Kak.." Pamitku dan langsung pergi.
Sontak di meja makan semua hanya bengong dan sunyi. Seolah olah tidak ada yang ingin mereka perbincangkan atau katakan.