Kringgg...
Bel surga anak SMA pun telah berbunyi. Dengan cepat aku membereskan alat tulisku dan langsung berlari ke lapangan. Di lapangan aku tidak sabar akan kehadiran sean.
Tiba tiba ada tangan yang memukul pundakku.
"Sean?" Tanya ku kegirangan. Namun senyum ku hilang begitu saja begitu tau bahwa itu bukan sean namun Rei.
"Ada apa?" Tanya ku sinis
"Zi, ada yang ingin aku katakan kepada mu" Ucap Rei dengan mimik serius.
"Iya, apa?" Tanya ku dengan malas.
"Maukah kau jadi pacarku?" Tanya Dei tanpa basa basi.
"Maaf... Ak..."
"Dia sudah ada yang punya" Ucap sean tiba tiba dari belakang ku sehingga akuoun terkejut.
"Lu siapa yang seenaknya saja..."
"Gue pacarnya" Jawab sean lantang sehingga dapat membuat aku dan Rei terkejut.
"Benar... benarkah itu zion? Bukannya kamu selama ini..."
"Yaps, perkenalkan dia pacar ku Sean" Ucapku dengan nada sombong.
"Sejak kapan?" Tanya Rei tidak percaya.
"Sejak barusan" Jawab sean Sambil menarikku pergi meninggalkan Rei.
Di jalan Sean terlihat malu. namun akhirnya dia angkat bicara.
"Kak"
"Iya sean? kenapa?" Tanya ku
"Aku serius"
"Serius ngapain?" Tanya ku heran.
"Aku serius ingin berpacaran dengan kakak" Ucap Sean dengan lantang.
Aku yang mendengar itu pun terkejut.
'Apa yang dia bilang? Ini gak masuk akal' Batinku
"Maaf dik pasti ini ada kesalah Pahaman an..."
" Ngak kak. aku serius. Kumohon kak... Berpacaranlah dengan ku." Ucap Sean dengan nada membujuk.
"Tapi aku jelek dik, aku bodoh, aku..."
"Tidak kak. Aku sudah lama memperhatikan kakak. Semenjak aku masuk ke sekolah ini, walaupun kakak dulu kena bully, aku tidak peduli kepada ocehan yang pernah dibuat oleh haters kakak." Ucap sean panjang lebar.
"Aku takut, fans mu.."
"Aku akan melindungi kakak" Jawab sean dengan jantan.
"Tapu aku belum..."
"Semua butuh proses kak" Jawab sean menyakinkan.
"Baiklah. Aku akan mencobanya" Jawabku.
'Trimakasih Tuhan kesempatannya' Batinku dengan rasa bersyukur. Akhirnya aku mendapatkan pria yang cocok buat diri ku.