"Kamu ga papa zi??" Tanya Rey
"Gapapa kok. Aku memang terkejut tapi aku dah biasa di kucilkan Rey"
"Apasih dah biasa!? Zi, ingat! Kau punya hidupmu sendiri, kau bebas menentukan hidupmu"
"Iya Rey iya. Aku tau."
"Gimana nih? Perlu izin ke BK gak Istirahat bentar?"
"Gapapa Rey bentar lagi kan UNBK. Aku harus masuk. nanti aku ketinggalan"
Tring... Tringgg
Bel berbunyi bertanda istirahat telah selesai.
"Yakin nih Zi?" Tanya rey gak percaya diri
"Iya gapapa. Yuk dah bel." ucapku meyakinkan Rey.
"Yodah deh, nanti aku jemput ke kelas ya, kita bareng pulang"
"Iya iyaa.. Yukk"
Di kelas aku ga fokus belajar, karena aku teringat dengan perbuatan Dyan. Aku jadi takut ingin berbicara bahkan bergerak sedikit pun dari tempat duduk ku. Dan aku terus memikirkan perkataan mereka.
Tringg.. Tringggg
Bel pun berbunyi bertanda waktunya sudah pulang.
Sesuai dengan janjinya, Rey sudah berada di depan kelas ku. Namun pada saat kami jalan ke parkiran tempat motor Rey berada, Tiba tiba suara Speaker sekolah berbunyi
"Bagi seluruh anggota OSIS harap segera berkumpul di Kelas XII MIA¹. Sekali lagi Bagi seluruh anggota OSIS harap segera berkumpul di Kelas XII MIA¹. Terimakasih"
Mendengar itu ada rasa kekecewaan Rey yang tidak dapat pulang bareng dengan aku, jangan kan begitu, waktu mengantar aja gak sempat.
"Yah gimana nih Zi? Mau nungguin gak?
"Ya gapapa deh. aku tunggu di lapangan ya?"
"oke oke jangan kemana mana ya. aku akan segera kembali"
Di lapangan aku duduk di dekat lapangan Footsal. aku menatap beberapa anak footsal bermain bola. Tiba tiba bola yang mereka pakai keluar lapangan dan mengarah ke kaki ku. Aku mengambil bolanya dan berniat mengembalikannya namun salah satu Anak laki laki itu pun berlari ke arah ku.
"Trimakasih kak, Kakak mengambil bolanya" Ucap anak itu dengan cengar cengirnya .
"Haha ga ada yang istimewa kok dik, lagian tadi karna bola nya dekat kaki ku kok" ucapku dengan senyum malu.
"hehehee.. oia kak perkenalkan nama aku Sean. Aku kelas XI - MIA³" Ucap anak yg bernama sean itu
"Nama aku Zion kelas XII - MIA²"
"Senang berkenalan dengan kakak"
"Senanv berkenalan juga dengan adik"
"Oi cepat dong! Masa ambil bola aja lama kali" Teriak kawan sean dari lapangan Footsal
"Iya Iya" Teriak Sean "Udah dulu ya kak" Pamit Sean
"iya dik semangat yaa"
Tiba tiba Rina dan Dyan pun datang menghampiri aku
"Zi, ada hal yang ingin kami bicarakan, tapi bisa gak kita ke tempat yang sepi soalnya aku sangat malu berbicara di sini" Ucap Dyan dengan lembut.
"bisa kok" Ucapku tanpa Ragu
Rina dan Dian pun membawa aku ke tempat yang sepi di gang kecil sekolah kami seperti yang mereka minta .tiba-tiba datang seorang pria mendekati Kami bertiga.
"memang lu ya terlalu mudah percaya kepada orang dasar nggak tau diri" Ucap Rina tersenyum sinis.
"apa-apaan ini" Ucapku ketakutan.
"Hei Jion silakan mulai"Ucap Dyan.
"jangan-jangan PERGI!" Teriakku ketakutan
"udah diam aja" Ucap pria yang bernama Jion itu
" hey pergi sana dasar anak gila" Tiba tiba muncul pria dari Belakang kami.
Serontak Rina, Dyan dan Jion pun ketakutan dan akhirnya pergi karna takut ketahuan.
"Kak? kakak gapapa?" Tanya pria tadi
"Gapapa dik" Ucapku sambil gemetar
"Kakak ga sempat di celakai sama pria Gila tadi kan kak?"
"Ngak dik makasih udah nolongin aku ya Dik Sean" ucapku kepada laki laki yg bernama sean tadi.
"Ayo kak ku bantu berdiri keluar" Tawar Sean tadi
"Oh ia, tadi janji nungguin aku di taman, eh malah berduaan sama laki laki ini. Bagus ya zion. Kamu sudah berubah" Ucap Rey yang tiba tiba berada di gang itu.
" eh Rey ini bukan seperti yang kamu pikirkan bukan seperti itu Aku mohon Percayalah padaku" Ucapku Dengan nada memohon.
" tuh benar kan Rey dia pasti selingkuh" Ucap Rina dengan bangga.
" nggak nyangka ya Zion kamu nekat selingkuh di belakangku"
" bukan Rey kumohon Dengarkan Aku"
" diam semua berakhir sampai sini aja"
" Kak tolong dengar penjelasan Kak Zion. tadi wanita yang disamping kakak itu..." Sean yang diam dari tadi pun mulai angkat bicara
" diam kamu pelakor kamu nggak ada hubungannya antar kami berdua" Ucap rey dengan nada emosi
"Dan kamu Zion, hubungan kita sampai disini aja" Akhir kata Rey dan pergi meninggalkan kami.
"Oh Tuhan kenapa jalan hidupku selalu begini" Isakku dengan kuat.