"Kak ini memang rumah kakak?" Tanya Sean tidak percaya.
Sebelumnya Sean memaksa aku supaya dia mengantarku kerumah ku, karna katanya sore ini tidak baik buat anak perempuan sepertiku pulang sendirian.
"Haha.. begitulah dik, ini rumah ku."
"Woww... Berarti kakak orang kaya berat yah" Ucap Sean kagum
"Yah.. tapi bukan berarti kekayaan menjadi simbol kejayaan kita dik. diluar sana masih banyak yang lebih kaya dari kita. lagian ini semua hanya sementara, bukan berarti selama lama nya yang kaya tetap menjadi kaya" Ucapku menjelaskan
"Aku kagum dengan kakak, kakak orang kaya namun berpakaian sederhana. Apa kakak ga ingin tampil cantik seperti yang lain kak?"Tanya sean penasaran
"Kecantikan bukan segalanya dik. Lagian aku ga ingin kaya. Aku ingin punya keluarga sed7erhana namun.... Bahagia" Ucapku tersenyum miris
"Emang keluarga kakak kenapa kak?" Tanya sean penasaran. Dan aku hanya menjawabnya dengan senyum miris.
"Udah hampir sore dik sebaiknya kamu pulang, nanti orangtua mu mencari mu. Oia dik makasih ya sudah menolong aku di tempo hari" Ucapku dengan Penuh rasa trimakasih.
"Hehehe... Itu sih biasa kak. gapapa. Yaudahdeh kak aku pamit dulu ya kak." Pamit Sean
"Iya dik. hati hati ya"
"Siap" Ucap Sean mengakhiri dan pergi.
Di kamar aku menangis tersedu sedu. Sekarang aku tidak punya teman. Satu satunya harapanku adalah kakak ku. Aku ingin menceritakan segalanya. Tapi dia Tidak pulang pulang dari tadi.
"Bibi, Dimana kakak?" Tanyaku kepada salah satu asisten rumah kami.
"Oh.. Tuan muda tadi siang menerima telepon dari Tuan dan Nyunya. Jadi tadi dia cepat cepat berangkat ke surabaya karna ada urusan bisnis Non" Jawab Asisten itu dengan terus terang.
"Oh makasih bibi"
"Sama sama non"
Aku kembali merebahkan tubuhku ke kasur ku. Aku berfikir mungkin dengan tidur semua beban berat yang kurasakan hari ini akan hilang, Walaupun hanya sebentar tapi aku ingin merasakan kedamaian untuk sesaat ini.