Paginya, aku bangun. Sebenarnya aku tidak ingin sekolah lagi. aku muak menghadapi teman teman dan Rey di sekolah. Tapi sekarang aku kelas 12, jadi harus berusaha.
Kring Kring
Kulihat HP ku.
'Ayah? Tumben ia meneleponku' Bantinku
"Halo Ayah?" Ucapku kegirangan
"Ya, mulai sekarang kami udah pindah ke semarang dengan Ibumu dan Kei. Ibumu tidak mau mengabari mu dan Kei takut kamu bakal sakit hati, jadi sebagai gantinya aku yang menelepon kamu" Bahas ayah panjang lebar.
Aku terkejut dengan ucapan mereka. Kenapa mereka setega ini kepada ku? mereka meninggalkan putri satu satunya di sini sendirian? Apakah aku membuat kesalahan?
"Ayah kenapa begitu? Apa aku...."
"Tuutt... Tuttt" Tanda bahwa teleponnya telah di matikan.
Aku menangis dan terus menangis. Apakah kesalah ku yang lalu membuat mereka sangat amat membenci diri ku?
'Kalau begitu kenapa aku dilahirkan? Kenapa?' Batinku sambil menangis tidak karuan.
Setelah menangis, aku sadar, bahwa aku harus ceoat berangkat sekolah. Kalau aku telat pasti bakal diolok olok lagi.
Di sekolah aku terkejut melihat Rey dan Rina bersamaan. Mereka terlihat begitu bahagia. Rina menggandeng Rey, mereka telah berhasil membuat ku muak akan semua ini. Mereka berjalan ke arah ku dan tiba tiba Rina menyenggolku.
"Awwww" Desis ku
"Eh, Cewe jelek. Mengganggu orang pacaran aja" Tawa Rina dengan sinis.
"App.. Apa? Kalian berpacaran?" Tanya ku tidak oercaya sambil melihat Rey dengan tatapan tak percaya.
"Iyaaa.. Semalam Kei menembak aku secara langsung. So sweet banget, ya kan sweetie?"
"Hahaha ia" Jawab Rey sambil mengalihkan pandangannya dari aku.
Rasanya ingin aku menangis, ingin aku pergi dari tempat ini, ingin meninggalkan dunia ini.
"Oh ya, selamat. Permisi aku mau masuk kelas" Pamit ku.
"Iya, jangan PELAKOR lagi yaa" Ucap rina dengan sengaja menekankan nadanya di kata Pelakor.
Aku terhenti sejenak dan melihat Rei dengan tatapan benci. Dan langsung pergi. Aku benci kepadanya, dia tidak mendengarkan penjelasan ku, Aku benci kepadanya Dia dengan mudahnya mendapatkan pengganti aku di sisinya, Aku benci kepadanya kalau... kalau dia tidak percaya kepada ku.
"Di kelas meja dan kursiku di coret coret dan banyak sampah di meja ku dan di kursiku banyak tempelan permen karet. Dan di meja ku terdapat tulisan Enyah lah, Pergi saja dari sekolah ini, Orang kaya modal uang Kotor, dan sebagainya.
'Cukup... Aku muak atas semua ini'Batinku.
Aku langsung keluar dari kelas dan menaiki tangga sampai ke Balokon sekolah. saat aku mau menaiki tangga Aku tersenggol dengan seorang pria. Dengan sigap aku cepat menaiki Tangga nya.
"Kak? Mau kemana? Kenapa terburu buru?" Tanya laki laki itu.
'Sean? Ngapain dia di kelas IPA?' Bantinku. Tanpa berfikir panjang aku langsung lari cepat dan meninggalkan sean.
Di balkon aku melihat lihat sambil berfikir
'sudah saat nya aku meninggalkan dunia keji ini.' Batinku.
Saat aku ingin melompat, tiba tiba...
"Kakakkk! Jangan!" Teriak sean.
"Selamat tinggal dik. Aku sudah tidak pantas hidup di dunia ini lagi."
"Jangan kak! Kan masih ada aku" Jawab sean dengan lantang.
"Kau tidak tau apa apa dik. Kau hanya tau..."
"Aku tau semua kak. Terutama masalah keluarga kakak"
"Kok bisa adik tau? Padahal..."
"Zion!!! Kumohon jangan" Teriak pria yang tak lain adalah Rey.
"Ngapain kamu disini" Tanya ku dengan sinis.
"Zion, kumohon jangan begini. Maafkan aku. Aku sudah tidak percaya kepada mu. Aku sudah melihat rekaman vidio yang dikirim sean kepada ku. Sekali lagi kumohon.. "
"CUKUP!!!!" Teriak ku. "semua sudah terlambat. aku sudah tidak punya siapa siapa lagi. Berbahagialah dengan Rina, Rey" Ucapku sambil tersenyum.
Dan saat itulah aku melompat dari balkon sekolah dan Brakkkkk.
Terakhir kali yang ku dengar adalah Suara Rey dan Sean yang meneriaki nama ku.
"Selamat tinggal cinta pertama ku dan dunia keji" Ucapku dengan tidak berdaya sambil menutup mata ku dengan perlahan.