15 tahun lalu San Yuan ditinggal pergi oleh ibu kandungnya sendiri. Dia merasa mengetahui kepergian ibunya bukanlah tanpa sebab. Bahkan sebelum kepergian ibunya, ibunya sempat berpesan kepadanya agar tidak mencari-cari keberadaan ibunya. Entah mengapa ibunya berkata demikian, San Yuan yang masih berumur 6 tahun tentu hanya bisa menangis mendengar kata-kata itu. Sedangkan ayahnya hanya berdiri didepan pintu menahan kesedihannya, lalu tak lama kemudian ibunya pun berlari meninggalkan mereka berdua. Hari itu adalah hari terakhir San Yuan melihat ibunya dan hingga sampai saat ini ayahnya sama sekali tidak memberitahukan kepadanya mengapa ibunya meninggalkan mereka berdua.
Dibalik itu semua, rasa kehilangan yang pernah dirasakan oleh San Yuan kini mulai menghantuinya kembali. Dia begitu khawatir dan terus berdoa agar adik angkatnya kembali sadar, karena sudah hampir 2 hari Shen Zhu hanya terbaring diatas tempat tidur. Meski San Yuan hanyalah kakak angkat bagi Shen Zhu, namun dia begitu perhatian terhadap Shen Zhu.
"Shen Zhu, cepatlah pulih." Perkataan yang sering dikatakan dari mulut San Yuan. Dia benar-benar cemas, bahkan hari-hari ini dia tidur didalam kamar Shen Zhu karena rasa khawatirnya yang begitu dalam. Sedangkan ayahnya, sering kali datang dan kemudian pergi kembali. Mungkin karena ayahnya tahu jika San Yuan akan tetap berada disana sampai Shen Zhu kembali sadar.
Setelah tiga hari berlalu Shen Zhu sama sekali tidak menunjukkan kondisi yang membaik. Bahkan Xun Yong yang sebelumnya biasa-biasa saja mulai khawatir dan sering kali berjalan mondar-mandiri di atas jendela kamar Shen Zhu. Mereka berdua tidak mengetahui jika saat ini Shen Zhu sedang bermimpi tentang kematian kedua orang tuanya. Didalam mimpinya sama persis seperti kejadian yang pernah dialaminya, bahkan orang yang membunuh kedua orang tuanya pun berdiri tega dihadapannya dengan sebuah pedang berapi.
"Matilah kau, bocah!" Ucap sosok pria yang berada didalam mimpi Shen Zhu saat mengayunkan pedang berapinya kearah Shen Zhu.
Seketika itu juga Shen Zhu pun tersadar dan napasnya begitu terengah-engah. Matanya terbuka lebar-lebar dengan keringat diwajahnya. Dia terlihat sangat terkejut setelah berpikir dirinya akan mati oleh pria yang berada didalam mimpinya.
Dibalik sinar matahari yang menembus jendela kamar terlihat San Yuan terdiam tak percaya jika Shen Zhu telah kembali sadarkan diri. Ini adalah sebuah momen yang sangat ditunggu-tunggunya dan tentu itu membuatnya sangat senang.
"Shen Zhu!" San Yuan terkejut melihat Shen Zhu telah sadarkan diri, dia tidak bisa berkata banyak ketika melihat wajah pucat yang ditunjukan oleh Shen Zhu kala itu.
Shen Zhu menoleh dan berkata, "Kak San Yuan?, apa tadi itu hanya mimpi?" Tuturnya setelah menyadari jika selama ini yang dia lihat hanyalah sebuah mimpi. Sementara San Yuan sedikit kebingungan dengan perkataan adik angkatnya.
"Memangnya kamu bermimpi tentang apa Shen Zhu?" Ucap San Yuan penasara dengan mimpi yang telah membuat Shen Zhu sangat berkeringat.
"Aku melihat orang yang telah membunuh kedua orang tua mencoba untuk membunuhku juga." Shen Zhu dengan lugu menyampaikan semua mimpi yang telah dia lihat dan dia rasakan. Meski wajahnya pucat, namun semangatnya dalam berkata-kata membuat San Yuan merasa sedikit lebih lega karena Shen Zhu sudah kembali pulih.
Tak lama setelah Shen Zhu berkata-kata, San Yuan berdiri dan mengambil gelas kayu yang berada tidak jauh dari tempat tidur. Lalu disaat itu juga dia berkata dengan ramah;
"Untunglah itu hanya mimpi,"
"Kamu tidak usah terlalu memikirkannya."
"Sebaiknya minumlah ini, agar kondisimu semakin membaik."
Aroma harum keluar dari dalam gelas kayu, aroma yang sangat tak asing bagi pencinta teh hijau. Shen Zhu yang tidak bisa menolak pun langsung menerima gelas kayu yang ada ditangan San Yuan.
"T-terimakasih." Ucap Shen Zhu sedikit malu karena baru pertama kalinya melihat San Yuan tersenyum dengan penuh kasih sayang.
Setelah meminumnya, Shen Zhu mulai mengingat bahwa dirinya hampir saja mati karena meminum ramuan yang dibuat olehnya sendiri bersama dengan seekor kucing. Mengetahui akan hal tersebut, dia pun berkata dengan nada yang rendah;
"Kak San Yuan, apa kakak melihat cobek kayu yang ada dikamar ini sebelumnya?"
Mendengar perkataan yang sangat tak terduga membuat San Yuan pun menghela napasnya dalam-dalam. Dia sama sekali tidak berpikir jika Shen Zhu akan menanyakan cobek kayu terlebih dahulu dan bukan menanyakan sudah berapa hari dia tidak sadarkan diri.
San Yuan menutup matanya dan dengan ramah berkata, "Tentu aku melihatnya, aku sudah mencucinya dengan bersih. Memangnya untuk apa kamu menanyakannya?"
Mengetahui jika cobek kayu sudah dicuci bersih oleh San Yuan, Shen Zhu merasa lega dan berpikir tidak akan ada orang yang mengetahui betapa berkhasiat ramuan yang ada didalam cobek kayu tersebut.
"Aku hanya sedang memastikannya saja, apakah ada orang lain yang meminum isi dari cobek kayu itu." Ucap Shen Zhu dengan lugunya dan membuat Xun Yong sedikit terkejut karena mendengar Shen Zhu begitu mudah mengatakan hal yang seharusnya dia tidak katakan.
"Bocah bodoh!, kenapa dia mengungkit-ungkit kembali masalah cobek kayu!" Perkataan yang terlintas didalam pikiran Xun Yong. Dengan wujudnya seperti kucing dia hanya bisa duduk diatas jendela kamar melihat Shen Zhu dan San Yuan saling berbincang-bincang.
Tepat setelah mendengar perkataan Shen Zhu, San Yuan sedikit tertarik dengan minuman yang ada didalam cobek kayu. "Memangnya minuman apa yang berada didalam cobek kayu itu, Shen Zhu?"
Mendengar perkataan tersebut, Shen Zhu dan Xun Yong langsung menatap tajam kearah San Yuan. Xun Yong yang berada diatas jendela kamar berharap Shen Zhu tidak mengatakan tentang ramuan yang ada didalam cobek kayu tersebut. Sementara Shen Zhu masih bingung untuk menjawab perkataan kakak angkatnya, dia sama sekali tidak tahu harus berbicara apa dan sempat melihat kearah Xun Yong untuk mencari jawaban.
"Bocah!, jangan katakan apapun tentang ramuan itu kepadanya!" Tegas Xun Yong dengan nada yang cukup tinggi namun San Yuan sama sekali tidak mendengarnya, bahkan yang didengar San Yuan saat itu hanya seekor kucing yang sedang mengamuk.
"....."
Sempat terdiam sejenak. San Yuan kembali berkata, "Ada apa dengan kucing itu?" Saat ini San Yuan berpikir jika kucing yang berada diatas jendela kamar sedang memaki-makinya ataupun bermaksud memberitahukan sesuatu kepadanya. Tapi dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh kucing tersebut kepadanya.
"M-mungkin dia sedang lapar, kak San Yuan!" Ucap Shen Zhu dan bergegas menangkap Xun Yong yang masih berusaha untuk membuat Shen Zhu tidak memberitahukan tentang ramuan ciptaannya kepada orang lain.
"Oh aku kira dia sedang marah kepadaku, hahaha!" Tegas San Yuan dan melupakan pertanyaan sebelumnya belum dijawab oleh Shen Zhu.
Hari itu San Yuan menyuruh agar Shen Zhu beristirahat kembali. Dia masih mengkhawatirkan kondisi Shen Zhu yang selama ini hanya terbaring tak sadarkan diri diatas tempat tidur. Tentu ini juga demi kebaiknya Shen Zhu agar benar-benar kembali normal seperti sedia kala.
INFO PENTING!
Beri apresiasi kepada penulis supaya novel D.O.S.I tetap berlanjut. Caranya mudah kalian hanya perlu ketik di google -> karya karsa .com/azhiez (Hilangkan spasi) dan di sana ada dukungan di mulai dari 5 ribu. Dengan mengapresiasi penulis melalui dukungan, saya akan terus melanjutkan novel D.O.S.I yang saat ini sedang berjalan.
Kenapa saya memerlukan dukungan ini?, tentunya karena saya sebagai penulis novel D.O.S.I juga memerlukan asupan gizi 👊
Instagram -> @azhieznovelist
Support me On Karyakarsà -> @Azhiez
☢ Note : Mohon untuk tidak mengcopy-paste tulisan ini tanpa seizin penulis, terimakasih. ☢