Chereads / magic of wedding / Chapter 23 - Seperti pacaran

Chapter 23 - Seperti pacaran

"auhhhhh" kata gio

"kamu ihhhhh" kata meilin sambil mencubit kembali

"aw....aw...aw sakit tau" jawab gio

"kamu ini udah salah bukannya minta maaf malah merasa nggak ada apa-apa" jawab Meilin

"emang apa salahku?" tanya gio

"kesopanan kamu itu, siapa yang menyuruhmu mencium? kita kan cuma disuruh berjalan bersama apa-apaan tadi pakai cium-cium segala!! sangat tidak sopan, lihat semua orang tadi memperhatikan, lihat juga betapa malunya aku didepan kakek!!" jawab Meilin

"nggak apa-apa jangan permasalahkan orang mau melihat seperti apa. lagi pula coba lihat kita berhasil mendapatkan pulau private. ahahahah" jawab gio

Meilin sedikit marah mendengar gio yang bicara mengenai bisnis-bisnis dan bisnis. tak ada yang benar-benar khusus untuknya pasti akan ada bisnis diantara mereka.

Dan kali ini gio memiliki bisnis dengan kakek kembar lima, kakek kembar lima adalah orang yang paling berpengaruh di Thailand. Beliau merupakan orang pemilik semua aset-aset di Thailand mulai dari properti hingga tambang bahkan dia juga raja dunia gelapnya Thailand. maka dari ini semua orang Thailand tunduk kepadanya, untuk ukuran pulau Phuket bagi kakek kembar lima adalah masalah kecil. pulau itu adalah hadiah pernikahan untuk gio dan meilin.

Karena gio sudah dianggap sebagai cucu sendiri bagi kakek kembar lima semua itu berawal ketika gio sering mengerjakan tugas-tugas sekolah di kediaman kakek kembar lima karna gio selalu mendapatkan kelompok tugas dengan cucunya akhirnya gio dan si kembar lima bersahabat bagaikan saudara.

"apa urusan kita sudah selesai?" tanya Meilin

"sudah, mari kita lanjutkan jalan-jalan kita yang tertunda." kata gio

Meilin dan gio tiba di bandara Don Mueang, "apakah kita akan langsung pulang ke China? tanya Meilin

"lihat saja nanti" jawab gio sambil memperhatikan muka Meilin yang cemberut karna dia fikir liburan telah usai.

Meilin duduk di bangku dan pesawat mulai mengudara hampir 1jam lebih dan akhirnya Meilin bisa melihat pulau yang begitu cantik, pantainya luar biasa memukau.

"Gio gio gio, bukankah itu Phuket?" kata meilin sambil telunjuknya menunjuk-nunjuk di jendela.

"yups, apakah kamu senang sekarang?" jawab gio

"Horeeeeeee....yes yes yes!!!! akhirnya beneran liburan" seru Meilin tak tertahan.

"Anak kecil!!" kata gio

"Biarin wekkk" jawab Meilin sambil menjulurkan lidahnya.

sesampainya di bandara mood Meilin benar-benar berbeda dari yang awalnya bad mood jadi good mood.

"gio, ayo kita langsung ke pantai yayayayay" bujuk Meilin

"hussss, kita ke hotel dulu aku lapar" jawab gio

"ihhhh perut karet, bukankah tadi kita sebelum meninggalkan Bangkok sudah makan lobster?" tanya Meilin

"iya, pokoknya ayo ke hotel" jawab gio sambil mengambil baju belakang Meilin dan menyeretnya seperti anak kucing.

"Lepaskan aku bukan anak kucing tau" kata meilin.

akhirnya mereka berdua masuk kedalam mobil, cuacanya cerah tapi tapi mendung dihati meilin. "dasar gio pelit urusan perut aja nomor satu" batin Meilin sambil memejamkan matanya dan tertidur.

lantas beberapa saat kemudian.

"hey anak kecil bangun, kita sudah sampai" ujar gio sambil memencet hidung Meilin.

Meilin terbangun dan mengusap-usap wajahnya dan mukanya berubah begitu cepat, matanya terbelalak dan langsung lari ke arah pantai pasir putih yang indah. sejujurnya gio tak akan bisa berkata tidak untuk Meilin.

"Begitu ya, aku langsung ditinggalkan" gumam gio sambil keluar dari mobil, Meilin berlari-lari seperti burung yang sedang menari.

"anak kecil kamu jangan terlalu ketengah. aku nggak mau kamu tenggelam!!!" kata gio

"Siap ayahhhhhh!!!!!" jawab Meilin sambil meledek.

gio yang mendengar ledekan Meilin merasa tertantang untuk menangkap Meilin. "anak itu awas kamu"gumam gio sambil berlari mengejar Meilin.

"sama-sama seperti anak kecil" gumam asisten gio

gio berhasil menangkap Meilin dan menjatuhkan ke ombak yang menerjang, jadilah Meilin basah kuyup.

setelah cukup puas mereka beristirahat ditemanin sosis bakar, ikan bakar dan es air kelapa.

"ahhh, menyenangkan sekali" kata meilin, sedangan gio hanya diam dan menerawang birunya lautan.

hari ini begitu menyenangkan mereka bisa berlarian, main air dan menikmati makan yang enak, bukankah ini seperti pacaran.

Meilin tiba-tiba mendekat ke arah gio dan mengecup pipinya.

"apa???? itu itu tadi cuma tanda terimakasih" kata meilin sambil malu-malu.