di pagi hari setidaknya sudah pukul 9 pagi ketika para dokter dan asisten dokter pergi menuju kamar gio. mereka merasa malu atas apa yang mereka lihat.
"ahhh, romantis sekali mereka" seru salah satu asisten dokter.
"cinta anak muda yang sedang membara memang beda dengan cinta orang tua seperti ku" sahut sang dokter
"dokter, lebih baik saya bangunkan mereka karena sekarang waktunya pemeriksaan" usul asisten dokter yang lain.
"seandainya aku boleh memotret pasangan ini, mereka tidur seperti sedang melakukan photoshot untuk majalah terkenal. laki-lakinya walaupun kepalanya ditutupi perban terlihat begitu tampan sedangkan perempuannya sungguh cantik alami yang sebenarnya. uhhhh gemas kenapa pula mereka beradegan dalam satu ranjang berpelukan begitu. ini masih pagi tapi sudah membuat orang lain yang melihat menjadi iri." batin asisten dokter
"kamu bangunkan pasangan itu sekarang" perintah sang dokter. asisten dokter kemudian langsung membangunkan mereka.
"nona permisi, mohon bangun. kami akan melakukan pemeriksaan tuan gio." kata asisten dokter
"hoam mm" Meilin dan gio bergeliat dan menguap bersama, mata mereka saling berpadu bersamaan.
"kamu sudah siuman? bagaimana kepalamu masih sakitkah? yang mana yang sakit? kamu masih ingat nggak siapa aku? kamu amnesia nggak? satu tambah satu berapa?" kata meilin khawatir.
gio masih belum tau apa yang terjadi sampai dia harus terbaring di rumah sakit, tapi rasanya kepalanya masih pusing.
"hmm yayaya aku merasa masih pusing. apa yang terjadi?"tanya gio
sebelum Meilin menjawab dokter sudah memotong adegan mereka.
"eheeemmmm ehemmmm.....salah kah jika diriku dan asisten ku berdiri disini dan kalian cuekin? " tanya dokter
para asisten yang mendengar teguran dokter menjadi tersenyum hampir tertawa, bagaimana dokter juga bisa iri terhadap pasangan.
Meilin dan gio sama-sama menoleh ke arah suara yang mereka dengar dan mereka terkejut ternyata banyak orang yang ada di dalam ruangan mereka. cepat-cepat Meilin bangun dari pelukan gio dan membenahi rambutnya yang berantakan.
"ahhh, dokter maaf saya tidak sadar jika anda disini" jawab Meilin
"iya tidak apa-apa, memang aku ini sudah hampir seperti kacang kehidupan yang terlupakan" jawab dokter
para asisten takut jika dokter bicara yang bukan-bukan terhadap pasien segeralah, asisten mengambil alih situasi dengan cepat.
"nona Meilin, mohon maaf mengganggu waktunya. kami disini akan melakukan pemeriksaan terhadap tuan gio" kata asisten dokter
"ah, baiklah silahkan." jawab Meilin sambil turun dari kasur. sebenarnya dia juga heran bagaimana bisa dia tidur diatas kasur bukannya kemarin dia ada di kursi.
setelah mempersilahkan dokter Meilin duduk menunggu di sofa, hampir 15 menit Meilin memperhatikan apa saja yang dilakukan dokter kepada gio dan setelah selesai dia menuliskan beberapa resep obat yang harus dibeli.
"semuanya sudah selesai, Meilin ini resep yang harus dibeli, jangan biarkan gio mengalami benturan lagi,untuk beberapa hari gio masih membutuhkan perawatan hingga perban dan jahitan dibuka. saya permisi terlebih dahulu" kata dokter sambil asistennya menyerahkan resep kepada Meilin.
akhirnya dokter dan asisten pergi meninggalkan ruangan dan tersisa hanya Meilin dan gio, selisih beberapa menit petugas mengantarkan makanan kepada mereka, menunya seperti rumah sakit pada umumnya bubur ayam.
"Ok kita harus makan baru nanti kamu minum obat" kata meilin
"langsung minum obat saja" jawab gio
"nggak bisa gitu dong, harus makan dulu" jawab Meilin
"iuhh, aku nggak suka makanan rumah sakit" kata gio
Meilin paham dengan gio, memang makanan rumah sakit tak ada yang menggugah selera.
"kalau begitu tunggu sebentar, aku akan membelikan makanan" jawab Meilin
di depan rumah sakit terdapat restoran yang lumayan terkenal, Meilin pun pergi kesana.
"selamat datang di restoran food-food, silahkan ini menunya" kata seorang pria paruh baya
"paman, bisakah aku meminjam dapur dan semua perlengkapan dan bahan makananmu? tenang saja aku akan membayar seperti membeli 100 porsi makananmu." kata meilin
pria tua itu terkejut ini baru pertama kali dalam hidupnya seseorang datang rela mengantri untuk membeli makanannya tapi gadis ini hanya ingin meminjam dapurnya.
"baiklah gadis manis, silahkan aku akan mengantarmu masuk" kata pria tua
Meilin sampai di dapur dan melihat sekeliling, dapur yang besar dan bersih, perlengkapan juga lengkap dan bahan makanan sangat fresh.
"terimakasih kasih kakek aku akan meminjam selama 15menit. permisi aku akan mulai memasak" kata meilin
Meilin begitu cekatan dan handal, dia seperti memiliki irama dalam memasak.
"sudah selesai" kata meilin
kakek melihat dan berkata," ini hanyalah bubur ayam?"
"iya Kakek, suamiku tidak ingin makanan rumah sakit jadi aku harus memaksa untuk makan makananku saja, ini uangnya. terimakasih kasih atas dapur dan semua bahan makanan kakek. oh iya, ini bubur untuk kakek, saya sengaja membuat tiga porsi makanan. untuk suami, saya dan kakek, semoga kakek suka" kata meilin lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit.
tok..tok .tok...
Meilin membuka pintu dan masuk menuju gio, " ini makanan untukmu, ayo cepat makan " kata meilin
gio mencium aroma makanan, sangat harum dia tidak sabar menyantapnya. Meilin menyiapkan semuanya didepan gio sehingga mempermudah gio untuk makan. gio mencoba makanannya.
"yum...yum...yum hmmmm enak" kata gio
"kamu suka?" tanya Meilin
"iya, kamu beli dimana?" jawab Gio
"oh aku membelikan di restoran depan yang begitu terkenal karena kelezatan makanannya" jawab Meilin
"bubur ini akan menjadi bubur kesukaan ku, aku akan sering membelinya" kata gio
sedangkan Meilin hanya tersenyum memikirkannya, karna gio tidak tau bubur kesukaannya terlahir dari tangannya.