"hey, sakit tau" kata meilin
"kalau kamu mencoba kabur malam ini, aku akan mengigit ditempat lainnya" jawab gio
"jadi kamu mengancam ku? laki-laki macam apa kamu!!! berani main fisik" umpat Meilin dengan jelas tanpa filter.
mengetahui jika Meilin tak bisa dijinakkan dengan kekerasan, karna semakin keras semakin dia kukuh dengan egonya, jangan sampai usahanya akan menjadi sia-sia. akhirnya gio melepaskan meilin dengan berat hati, wajah tertunduk lesu seperti kehilangan semangatnya. gio melangkahkan kakinya keluar menuju balkon kamarnya.
Meilin yang melihat perubahan gio yang begitu cepat merasa sedikit tidak senang, dia bimbang dengan dirinya sendiri. jika ia membiarkan gio berbuat sesuka hati kepadanya artinya dia menerima gio masuk ke hatinya tapi kalau tidak artinya menolak.
"arghhhh kenapa jadi aku yang merasa bersalah begini. aduh jadi bimbang, minta maaf atau tidak ya, enaknya gimana" gumam meilin
takut-takut Meilin mendekati balkon tempat gio sedang termenung, wajah gio begitu dingin memandang lurus jauh ke depan, kakinya ingin menjauh dari gio tapi hatinya semakin ingin dekat.
sudahlah sebaiknya dia mundur, Meilin membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan balkon. tiba-tiba benda jatuh yang sangat keras.
pranggg...nggggg....nggggg
"astaga gio!!!" gumam meilin sambil berlari kearah gio, dia takut kalau terjadi apa-apa dengan gio. tadi itu suara apa? apakah gio melaksanakan percobaan bunuh diri? semua kemungkinan-kemungkinan satu per satu bermunculan dipikiran Meilin.
"Ya ampun, gio apa yang terjadi denganmu!!!!!" teriak Meilin sambil memegang kepala gio yang bersimbah darah.
"Tolong... tolong....tolong, siapapun aku mohon tolonglah gio" ucap Meilin sambil meneteskan air mata.
beberapa saat kemungkinan pengawal mulai berdatangan, mereka terkejut mendengar keributan yang terjadi di balkon tuan gio.
melihat situasi yang terjadi mereka langsung membawa gio ke rumah sakit. setibanya di rumah sakit dokter yang mengambil alih gio.
hampir satu jam lebih Meilin menunggu diluar ruang operasi gio, dia berharap gio tak menderita karena cidera kepala yang ia alami. akhirnya dokter keluar dari ruang operasi.
"anda keluarga saudara gio? " tanya dokter
"iya, saya istrinya" jawab Meilin
"apa, kalian sepasang suami istri? " tanya dokter itu lagi.
"iya dokter, bagaimana keadaan suami saya?" tanya Meilin tidak sabar.
"kamu sekarang boleh tenang, suamimu dalam keadaan yang baik, operasi yang ia jalani lancar. biarkan ia beristirahat dulu karena tadi dia banyak kehilangan darah" jelas dokter
" terimakasih dokter" kata meilin sambil membungkuk.
10 menit kemudian gio dipindahkan keruangan pasien, Meilin masuk kedalam kamar gio dan melihat gio terlelap.
"membuatku cemas
membuatku gila
membuatku rindu
membuatku jatuh
membuatku cinta
itulah kamu gio" gumam meilin
Meilin memegang tangan gio yang terlilit oleh infus, ia kecup punggung tangan gio dan berusaha tidur disampingnya.