"serius tidak, kalau pasangan Meilin dan gio benar-benar ada disini? " tanya wartawan.
" aku berkata yang sebenarnya, tadi aku tidak sengaja melihat mereka ketika aku dan teman-temanku berbelanja disini. tapi kamu tau tidak? mereka benar-benar sangat serasi. tuan muda Gio sangat tampan dan istrinya sangat cantik walaupun hanya menggunakan pakaian sederhana." kata wartawan lain.
para wartawan itu berdiskusi tepat dihadapan Meilin dan Gio. bermandikan siluet lampu penerangan. gio dan meilin masih terjebak dalam adegan berbahaya mereka.
"Lihatlah pasangan kasmaran itu, tidak malu mereka berciuman di depan umum. memang jika cinta sudah hadir semuanya menjadi gila, akal sehatpun entah dibuang dimana, yasudah mari kita cari mereka lagi." kata wartawan.
akhirnya wartawan itu mulai meninggalkan Meilin dan gio. gio yang sedari tadi sadar dan melihat apa yang dilakukan meilin, tidak ingin melepaskan meilin, Meilin harus bertanggung jawab atas dirinya. di pegangnya kepala meilin dan gio mencium Meilin lebih dalam. untungnya gio menggunakan kacamata hitam, jadi Meilin tidak bisa melihat mata gio.
3menit kemudian gio melepaskan meilin dan gio jatuh ke pelukan meilin, gio tidur seolah beberapa saat itu hanyalah bunga tidur. sedangkan Meilin terlihat memerah diwajahnya, dadanya bergemuruh. tapi ketika melihat gio yang tertidur, Meilin berpikir mungkin gio hanya menganggap ciuman mereka ada didalam mimpi.
"topeng-topeng.... topeng-topeng. . topeng dansa, topeng kulit, segala jenis topeng ada" seru kakek tua penjual topeng yang sedang menjajakan barang dagangannya dengan di panggul sambil berjalan.
"kakek, saya mau beli topeng" kata meilin
kakek tua penjual topeng itu mendekat ke bangku mereka. " nak, pilihlah sesuai keinginanmu, apakah laki-laki ini tertidur?" tanya kakek tua.
"ambilkan yang itu dan yang itu kakek" Meilin hanya menunjuk karna badannya tidak bisa dia gerakkan, gio memeluk begitu erat.
"kakek, ini suami saya kecapekan habis jalan-jalan. jadi total semuanya berapa kek?" tanya Meilin.
"wah, kamu istri yang baik nak, ini topengnya cukup 70baht saja." kata kakek, Meilin menyerahkan uang 100baht dan kembalian uang untuk diserahkan ke kakek.
"terimakasih nak, kakek pergi dulu." kata kakek.
"gio... gio...gio, ayo bangun ini sudah malam, ayo pulang" Meilin berusaha membangunkan gio yang tengah berakting tertidur.
"Hoam mmmm, sepertinya ini sudah terlalu malam, mari kita pulang." kata gio. "itu kamu pegang topeng untuk apa?" tanya gio.
"ahhh, ini aku tadi membeli dari kakek tua ketika kamu tidur. ayo kamu pakai topeng ini, supaya wartawan-wartawan tadi tidak bisa menemukan kita" kata meilin
"wartawan? " tanya gio
"iya, tadi hampir saja kita tertangkap wartawan tau, untungnya aku pintar jadi tadi aku bisa menyembunyikan kamu, jadi kita bisa lolos deh, ayo pakai topengmu" kata meilin.
Meilin dan gio memakai topeng mereka dan pergi dari area wisata yang semakin malam semakin sesak. Meilin dan gio berjalan menuju mobil, mereka hendak masuk kedalam mobil. tapi para pengawal mereka malah menghadang.
"permisi nona dan tuan topeng. anda tidak bisa memasuki mobil tuan saya" kata salah satu pengawal.
"dasar bodoh, aku hanya menggunakan topeng tomas dan istriku menggunakan topeng Jerry dan kalian tidak bisa mengenali kami?" kata gio sambil membuka topeng.
"ohh, maafkan saya tuan. saya sungguh tidak tau jika tuanlah dibalik topeng itu" kata pengawal
"sudahlah, ayo kita masuk dan pulang aku sudah lelah" kata meilin sambil merengek ke gio.
awalnya gio yang ingin marah terpaksa menunda marahnya. gio memang memiliki tempramen yang sangat emosional, kasar kepada orang, displin, dan perfeksionis. tidak ada yang baik darinya kecuali otak dan wajahnya.
Meilin dan gio kembali ke hotel, seluruh ruangan telah rapi, baju-baju yang berantakan sudah tertata rapi di koper.
"mandilah dulu, sepertinya kamu lelah" kata gio
"baiklah " jawab Meilin dan meilin langsung bergegas menuju kamar mandi.
hampir 45 menit berlalu dan meilin belum-belum keluar dari kamar mandi, gio yang sedari tadi menunggu sedikit agak ganjil. akhirnya gio menuju kamar mandi dan mengetuk pintunya.
"Meilin, kamu masih belum selesai??" tanya Gio
" hmmm, sudah kok sudah" kata meilin.
"lantas apa yang membuatmu begitu lama?" tanya gio lagi
"sebenarnya aku tidak suka dengan baju yang aku pakai, aku tidak ingin kamu melihat ku memakai pakaian ini" kata Meilin
"keluarlah, aku tidak akan melihat mu sungguh" bujuk gio, " aku akan ke meja kerjaku dan menyelesaikan pekerjaan, Nanti kamu tidurlah terlebih dahulu" kata gio.
"ok" seru Meilin.
Meilin takut-takut keluar dan dia berjalan menuju kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
tengah malam gio kembali ke kasur dan melihat Meilin sudah terlelap, gio bisa melihat baju yang Meilin kenakan. karna seluruh selimut sudah tidak berada tempatnya.
Meilin yang menggunakan baju transparan menampakkan apa yang dia tutupi, sekarang gio bisa melihat pakaian dalam yang Meilin kenakan berwarna biru laut dengan corak bunga sakura. kulit Meilin yang putih bersih seperti patung manekin yang tidur.
"hmmm sangat menggoda " gumam gio sambil mengecup pipi Meilin dan menyelimutinya kembali. lantas iya berbaring disamping Meilin dan tertidur.