Chereads / magic of wedding / Chapter 19 - Jalan-jalan

Chapter 19 - Jalan-jalan

gio masuk kedalam mobilnya dan mengeluarkan handphone, dia mengecek dimana posisi meilin berada sekarang. sebenarnya beberapa hari yang lalu gio memberikan ponsel baru untuk Meilin yang di sudah dikoneksikan dengan ponselnya.

" segera menuju Klong " perintah gio kepada sopirnya. mobil gio dan para pengawalnya segera menuju lokasi Meilin.

tidak terasa sudah dua jam berlalu, Meilin sangat menikmati senja di Klong Thailand.

" K̄hxbkhuṇ, thank you for visiting see you later" kata pemandu kapal

" thanks you" Jawab Meilin sambil melangkah keluar dari perahu. ternyata perahu berlabuh dekat tempat yang sangat ramai dikunjungi oleh orang-orang. Meilin melangkahkan kakinya menuju tempat tersebut.

"KHAO SAN ROAD" kata Meilin.

"uwoo, lihat semua makanan ini, seperti aku memasuki surganya makanan. makanan apa ini terlihat sangat lezat? apakah ini kuda laut? lucunya." kata lagi Meilin.

sementara disisi lain, gio yang sedari tadi mengikuti Meilin hanya menatapnya. dia ingin tau apa yang sebenarnya dilakukan Meilin.

"kalian semua tunggu disini, aku sendiri yang akan menemui Meilin" kata gio kepada pengawal

"tuan, disini sangat ramai. kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. bagaimana jika terjadi sesuatu?" kata pengawal

Gio hanya menatap pengawal dengan tatapan mematikan. menandakan ketidaksukaan nya terhadap perkataan pengawalnya. Gio tidak memperdulikan apa yang akan terjadi, dia melangkah menjauh dari pengawal dan mendatangi Meilin. sedangkan pengawal hanya bisa berdiri tenggang dan tak berani beranjak dari tempatnya.

"bibi aku mau ini, tolong ambilkan." Meilin memilih cumi bakar tusuk yang dibalut saus dan mayo. setelah Meilin memberikan beberapa baht, Meilin memasukkan cumi tusuk ke mulutnya. tapi tiba-tiba dari belakang ada tangan yang mencuri cuminya.

"Gio????!?" Meilin terkejut melihat gio berdiri dibelakangnya

"Kenapa, mukamu begitu? tutup mulutmu. ini makan? " jawab gio lantas memasukan cumi tusuk ke mulut Meilin.

Meilin dan gio mengunyah dan menikmati cumi tusuk mereka. "aku haus, ayo cari minum" kata gio sambil memegang tangan Meilin dan berjalan menelusuri Khao san road.

Khao San Road Bangkok Night Market adalah sebuah kawasan yang berlokasi di Banglamphu. Suasana disana sangat ramai dan banyak pedagang yang menjajakan dagangannya seperti kerajinan tangan, pakaian, lukisan, tatto, buku, CD, sampai jasa pijat ada disini.

Bagi yang suka makan seperti Meilin, di Khao San Road Bangkok Street Food Anda juga bisa berwisata kuliner. Ada banyak sekali penjual yang menjajakan makanannya seperti makanan dan juga camilan khas Bangkok.

mereka mengunjungi banyak stand makanan dan membeli beberapa makanan dan minuman yang mereka sukai. hampir satu jam mereka bersenang-senang seperti seorang kawan bukan seperti pasangan yang terpaksa menikah.

Meilin dan gio duduk di bangku panjang yang disediakan di Khao san road, " kamu kenapa keluar sendiri dari hotel?" tanya Gio.

"uhmmm, tadi aku bangun dan bosan menunggu. toh aku cuma jalan-jalan di dekat hotel kok. " takut-takut Meilin menjawab

" kamu membuatku khawatir" kata gio sambil menatap Meilin

"khawatir, apakah kupingnya salah dengar. seorang gio khawatir denganku? apakah ini mimpi? sh*t kenapa dia menatapku seperti itu seperti ingin menciumku. demi apa? dia ingin menciumku? ditempat seramai ini? bagaimana jika orang-orang melihat." batin Meilin

"maaf deh, nggak akan keluar sendirian lagi. janji." kata meilin.

gio masih menatap Meilin, badannya dicondongkan ke arah Meilin.

"God, kamu kapan akan dewasa? lihat masih ada sisa makanan di bibirmu" kata gio sambil mengambil sisa makanan yang ada dibibir Meilin.

"oohhh, masih ada lagi nggak? "tanya Meilin sambil meraba bibirnya.

langit Thailand yang gelap menjadi atap bagi mereka, dan lalu lalang orang-orang menjadi background mereka berdua. gio dan meilin duduk bersisian untuk beberapa saat, lalu tiba-tiba pundak Meilin terasa berat, Meilin menengok kesamping dan melihat gio tidur di pundaknya. gio terlihat sangat nyenyak, meilin tidak tega membangunkannya.

Meilin memperhatikan bagaimana wajah menyebalkan itu tidur, bulu matanya panjang dan lentik, struktur wajah yang tegas. Meilin tidak bisa berbohong jika wajah gio memang sangat mempesona.

sekarang gio tidak hanya tidur dipundaknya tapi tangannya mulai meraih pinggang Meilin, menjadikan Meilin seperti bantalnya.

Tiba-tiba ada banyak langkah kaki yang mendadak mendekati mereka, Meilin menoleh. " sial, wartawan itu berbondong-bondong menuju mereka" kata meilin. Meilin segera mengenakan kacamata untuk gio, sedangkan dia tutupi rambutnya dengan jaket. dengan sigap Meilin mencium gio yang masih tertidur. dia tidak ingin wartawan itu menemukan mereka.

"hey, dimana pasangan nyonya Meilin dan gio? Katamu tadi kamu melihat mereka." tanya wartawan satu kepada kawan wartawan yang lain.

"serius tadi aku melihat mereka disekitar sini, dimana mereka sekarang? apa mereka sudah kabur karena melihat kita? " jawab wartawan yang lain.

Meilin bisa mendengar percakapan para wartawan yang saling berselisih dihadapannya. tiba-tiba gio membuka matanya, mata mereka saling berpandangan sedang sempurna.