Chereads / magic of wedding / Chapter 18 - Mengenang

Chapter 18 - Mengenang

"Hasssshhhh, iuh bau banget kamu makan bangk*i ya?" kata gio sambil tangannya mencubit pipi Meilin.

"enak aja, aku habis makan kepiting saus pedas tau." jawab Meilin.

"uhhhh, pelayan kemari" kata gio dengan tajam

"iya tuan, ada yang bisa saya bantu" tanya pelayan.

"Bereskan ini semua, saya dan istri saya mau mandi bersama dulu. siapakah perlengkapan dan baju ganti. mengerti?" jawab gio

Meilin melotot mendengar ucapan gio ada kata-kata yang membuat meilin tidak nyaman "mandi bersama?", meilin melihat dengan seksama bagaimana cepatnya para pelayan melaksanakan tugasnya hanya dalam 5 menit.

"Tuan, nyonya silahkan semua sudah siap. kami akan menunggu di luar. kami permisi." kata pelayan.

gio melepas bajunya dan berjalan menuju kamar mandi sambil berkata, "ayo cepat kita mandi. kita akan segera mendarat. kamu nggak ingin kan orang-orang terganggu karena baumu."

Meilin mengikutinya dan masuk ke kamar mandi.

" kamu sedang apa disini? "tanya gio

"mau mandilah" jawab Meilin

"jadi kamu mau mandi bersama denganku? ahahhahaha bodoh. cepat keluar, kamar mandimu ada disamping. sudah jangan buang waktu lagi. pergi!!" kata gio sambil mendorong Meilin pergi dan mengunci pintu kamar mandinya.

"arghhhh, malunya kupikir dia serius. huh kenapa pelayan tadi tidak menunjukkan kamar mandi buatku, kenapa pelayan tadi tidak bilang jika diruang ini ada dua kamar mandi. arggggghhh arghhhh sangat menyebalkan sekaligus memalukan. " batin Meilin.

akhirnya Meilin dan gio mandi dan mereka keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah dibalut Hoodie cream, mereka memakai Hoodie couple.

"kenapa kamu pakai Hoodie yang sama denganku? " tanya Meilin

"coba tanya sama pelayan saja. mereka yang menyiapkan" jawab gio acuh tak acuh.

mulut meilin mulai terkunci dan cemberut, dia duduk disamping gio tanpa suara, "ini pakai kacamata dan topi, aku nggak ingin wartawan mengetahui kedatangan kita, mereka sangat berisik. " kata gio

Meilin menuruti perintah gio, lalu sekitar 5 menit kemudian pesawat mendarat, gio menggandeng tangan Meilin keluar dari bandara menuju hotel. ya mereka harus selalu berakting karena banyak kamera paparazi yang berada disekitar mereka.

sesampainya di hotel, gio segera berganti pakaian dengan setelan kemeja yang rapi. " Meilin aku akan pergi sebentar, ada beberapa klien yang harus aku temui, aku harap kamu tidak membuat masalah. mengerti?" kata gio sambil menatap Meilin dengan dalam.

"iya iya bosku, siap laksanakan!!!!" jawab Meilin.

setelah gio pergi, meilin beranjak menuju kasur dan segera tidur, rasanya perutnya masih agak tidak enak jadi dia memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu gio.

Meilin bangun dari tidurnya dengan segar, dia melihat disekelilingnya tapi tak menemukan seorangpun. "ternyata hidup bisa menjadi damai ketika tidak ada gio dan semua pengawalnya. tenang" gumam meilin sambil melihat website tempat-tempat wisata yang berada disekitar hotelnya. setelah Meilin menentukan tempat mana saja yang dia ingin kunjungi segeralah dia berganti pakaian.

"ini sudah pukul 4 sore dan gio belum juga kembali, lebih baik aku berkeliling sebentar. sangat bosan menunggu dia." gumam meilin.

namun ketika meilin membuka kopernya dia terkejut melihat baju-baju yang ada didalamnya. "ini baju siapa ini? arghhhh. sial aku di kerjain lagi. ulah siapa ini????? apa ini ulah ibu mertuanya? hmmm" gumam meilin.

meilin ngacak-acak koper berharap dia menemukan pakaian yang sedikit tertutup. akhirnya dia keluar dari hotel menggunakan celana jeans pendek dan kaos gratis yang ada di lemari hotel, kaosnya berlogo hotel dan bertuliskan "we love Thailand".

setelah keluar dari hotel Meilin berjalan dan melihat disekelilingnya, tepat didepan hotel terdapat mall besar, Meilin menuju mall tersebut dan berbelanja pakaian yang ia akan gunakan.

Meilin keluar dari mall dengan penampilan casual seperti pelancong pada umumnya, menggunakan kemeja kuning bermotif bunga, tas ransel, topi dan sneakers yang baru saja ia beli. menghentikan sebuah taxi, Meilin masuk kedalam taxi dan menunjukan gambar yang ada didalam ponselnya kepada sopir taxi Dan ia mengangguk lantas menancapkan gas menuju tempat yang diinginkan Meilin. sepuluh menit berselang akhirnya Meilin sampai. Meilin memberikan uang berapa puluh baht untuk sopir taxi dan keluar dari taxi.

hari ini Meilin tidak memilih mengunjungi Grand Palace & Wat Phra Kaew ataupun Wat Arun yang sangat populer dikalangan turis. tempat yang ia kunjungi adalah Klong, Klong dalam bahasa Thailand berarti kanal, Bangkok memiliki banyaknya jalur sungai-sungai kecil yang mengelilingi, sehingga Bangkok mendapat julukan sebagai "Venice of the East", artinya Venesia-nya Asia. selain menjadi transportasi kanal-kanal yang berada di Thailand ada yang beberapa menjadi pusat perekonomian seperti pasar terapung. untuk mengelilingi Klong tour, Meilin cukup menyewa longtail boat yang bisa dimuati untuk 4 orang dengan biaya sekitar 1.000-1.500 baht, dengan waktu sekitar 2 jam.

Meilin memutuskan menaiki longtail boat, di perahu Meilin melihat suasana disekitar dan pikiran terbang mengingat kenangan yang sudah lama ia kubur.

dia mengingat dulu ibunya pernah mengajaknya pergi memancing di sungai dengan menggunakan perahu, membakar ikan hasil pancingannya.

sebenarnya hubungan Meilin dan keluarga sangat dekat, bahkan dengan paman Yang Liu Lian. Meilin sudah menganggapnya ayah keduanya. paman Yang Liu Lian sangat baik kepada Meilin, bahkan pamannya mengutus beberapa orang untuk menjaga Meilin, walaupun Meilin telah pergi dari rumah.

sebenarnya Meilin juga baru dari cerita kakek tua pemilik gedung apartemen jika paman Yang Liu Lian selama ini menjaganya. kakek tua itu ternyata sahabat lama dari paman Yang. seorang pesuruh telah mendatangi kakek tua dimalam Meilin mencari apartemen, pesuruh itu mengatakan, "jika ada seorang gadis kecil bernama Meilin Lian ingin menyewa apartemen dengan uang tabungan yang ada dalam tasnya. maka izinkanlah ia tinggal. itulah perintah paman Yang"

"sekarang barulah masuk akal, sangat tidak mudah menemukan seorang orang tua mau menerima anak kecil yang ingin menyewa apartemen, kebanyakan bukan menerima tapi malah membawa anak-anak ke kantor polisi karena di kira anak tersesat. tapi sekarang dia tau kenapa kakek tua mau menerimanya. semua ini berkat paman Yang."

"Terima kasih paman Yang " gumam meilin

sementara gio pulang menuju hotel dan menemukan Meilin tidak berada disana, dia melihat bagaimana kondisi koper yang berantakan, membuat ia sedikit takut jika terjadi sesuatu dengan Meilin.

"pengawal, dimana Meilin?" tanya gio kepada seorang pengawal wanita yang diberi tanggung jawab untuk menjaga Meilin.

Dengan marah gio menatap wanita itu seperti ingin membunuhnya. Gio tidak kuasa melayangkan tinju ke muka wanita itu dan membuat darah segar keluar dari hidungnya. tanpa menatap respon dari wanita itu, gio bergegas meninggalkan hotel.