Chereads / I'm Vai - I just want to Live Peacefully / Chapter 21 - Chapter 21. Sejarah Dunia

Chapter 21 - Chapter 21. Sejarah Dunia

Chapter 21. Sejarah Dunia

Dahulu, dunia dijaga oleh seorang Dewa. Dewa tersebut bernama Badha. Selama berabad-abad, manusia hidup dalam perdamaian di bawah perlindungan-Nya. Hingga suatu hari, perpecahan antar para dewa terjadi. Dewa Badha pun menghilang.

Di saat bersamaan, kekacauan terjadi di muka bumi ini. Sebagian besar manusia mengalami suatu perubahan pada diri mereka. Perubahan tersebut ditandai dengan rasa sakit luar biasa di dada sebelah kanan.

Rasa sakit tersebut sebenarnya merupakan ujian dari langit pada manusia agar dunia kembali stabil. Manusia yang tidak dapat melewati ujian akan tewas secara mengenaskan. Sedangkan manusia yang berhasil mengatasi rasa sakit tersebut akan mengalami peningkatan kemampuan pada diri mereka.

Kejadian ini terjadi beberapa ratus tahun yang lalu. Manusia mulai mampu mengendalikan kekuatan-kekuatan yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Namun banyak juga manusia yang menyalahgunakan kekuatan tersebut untuk kepentingan pribadinya saat itu.

Untuk menjaga perdamaian dunia, dibentuklah lima fraksi pada masa itu. Setiap fraksi memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

Berbeda dengan para Dewa, Manusia memiliki ego lebih. Manusia merupakan mahluk yang tidak pernah puas. Keinginan manusia untuk berkuasa dan mengendalikan sesama manusia memicu terjadinya perang dunia pada masa itu.

Tidak diceritakan dalam legenda bagaimana perang berakhir, namun akibat dari perang tersebut, ingatan manusia mengenai legenda dan para dewa perlahan menghilang atau mungkin dihapuskan.

"Hanya sebagian kecil dari manusia yang memiliki memori tentang masa itu. Legenda itu pun dituliskan dan diceritakan secara turun temurun pada keluargaku." Ujar Howard. "…Keluarga Sarma juga merupakan bagian dari keluarga yang mengetahui tentang sejarah ini."

Howard menutup gulungan tua di hadapannya.

"Berarti ada hubungannya sakit di dada kanan dengan fenomena-fenomena kematian aneh itu, Guru?" Tanya Vai.

Vai kembali teringat momen dimana Pak KepSek tewas mengenaskan dan para penumpang yang terbakar tiba-tiba di atas kapal. Mereka semua memegang dada kanan mereka. Apa ini semua kebetulan semata? Tidak… Sepertinya cerita Howard cukup menjelaskan semuanya.

"…Tetapi…Kenapa baru sekarang, Guru?" tanya Dustin. "…Selama beratus-ratus tahun legenda ini diceritakan, kenapa baru sekarang fenomena aneh tersebut terjadi lagi?"

Howard meletakkan kembali gulungan tua di tangannya ke dalam lemari dan menatap Dustin dan Vai.

"…Fenomena tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Dan kita tidak tahu apakah kita juga akan termasuk manusia yang akan menjalani ujian dari langit tersebut atau tidak…" Ujar Howard. "Lagipula, Fenomena aneh yang terjadi belakangan ini mungkin hanya mirip seperti yang diceritakan dalam legenda."

"….."

"….."

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Vai dan Dustin tidak mampu berkata-kata.

"Ah! Kita tidak perlu memikirkan lebih jauh tentang akhir dari legenda itu! Kita sendirilah yang akan menentukan ke mana arah masa depan kita!" Ujar Dustin memecah keheningan.

Howard tersenyum menatap Dustin.

"Peningkatan kekuatan apapun itu…" Ujar Vai tiba-tiba. "…tidak sepantasnya orang yang mendapatkan kekuatan malah menggunakannya untuk menyakiti orang lain! Reaper telah menyalahgunakan kekuatannya untuk membunuh orang tidak bersalah! Aku tidak bisa memaafkannya!"

"Reaper memang seorang penjahat dari dulu!" Ujar Howard. "…Sepertinya ia membangkitkan kekuatannya baru-baru ini!"

"Hei! Aku cukup kagum padamu, Vai!" Ujar Dustin. "…kita memang sebaiknya menggunakan kekuatan kita untuk menolong orang lain! Bukan malah menyakiti bahkan membunuh orang lain!"

Vai mengangguk setuju.

"Sebaiknya kalian terus melatih kemampuan kalian satu sama lain!" Ujar Howard. "…semakin sering kalian berlatih, maka kalian akan semakin kuat. Dengan begitu, kalian akan mampu menolong orang lain dengan kekuatan kalian!"

"Kalau begitu, mulai hari ini kamu adalah rivalku, Dustin!" Ujar Vai pada Dustin. "Aku akan segera menjadi lebih kuat bahkan melebihimu!"

"Aku tidak akan kalah darimu, Vai!" Ujar Dustin sambil menyengir.

--

-

Hendry Morgan merupakan seorang raja yang dikenal sangat ramah. Tidak tampak oleh orang lain bahwa Raja Hendry adalah seorang yang sombong. Ia tidak segan-segan menyapa langsung warga kota bahkan tanpa penjagaan ketat sekalipun.

Howard Knut, sang penasehat kerajaan. Keluarga Knut telah mengabdikan hidup mereka pada keluarga Morgan. Sepertinya Raja Hendry telah menganggap Howard seperti keluarganya sendiri.

"…Apakah ada tanda-tanda kekuatan Dustin telah muncul, Howard?" tanya Raja Hendry.

"Sampai sekarang, Dustin belum pernah mengeluhkan rasa sakit di dada kanannya!" Ujar Howard.

"Bagaimana dengan bocah keturunan Sarma tersebut?" tanya Raja Hendry lagi. "…Sepertinya ia juga memiliki potensi…"

"…Keluhan sakit di dada kanan juga tidak terlihat pada Vai Sarma…"

Raja Hendry berjalan menghadap jendela kastil.

"Seandainya kekuatan mereka muncul, kuharap mereka dapat membantuku menjaga perdamaian di kota Kalt." Ujarnya. "…Dan semoga Reaper juga segera tertangkap…"

"Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan soal Reaper…" Ujar Howard. "…aku bisa melindungimu jika saja Reaper kembali menyerang kastil!"

"Terima kasih, Howard! Kamu sudah kuanggap seperti kakakku sendiri!" Ujar Raja Hendry sambil tersenyum menatap Howard. "…Kuharap kamu tidak mengecewakanku…"

Howard membalas ucapan Raja Hendry dengan senyum.

"…Tolong katakan pada Dustin untuk tidak terlalu memikirkan soal Reaper!" pinta Raja Hendry. "…Aku akan meminta Kahar Puth memperketat penjagaan di kota…"

--

-

"Hei, Dustin!" Ujar Vai. "…kastil ini begitu besar! Bagaimana bisa kamu menghapal setiap sudut ruangan kastil ini?"

Vai dan Dustin sedang berjalan melewati lorong kastil. Seperti janji Dustin tadi, ia mengajak Vai berkeliling kastil.

"…Sejujurnya aku sendiri juga sering tersesat di tempat ini!" Ujar Dustin sambil tertawa. "…terkadang banyaknya Lorong dan ruangan dalam kastil ini malah membuat tempat ini menjadi seperti sebuah labirin."

"…Labirin?" Vai tertawa. "…Seandainya tempat ini adalah sebuah labirin, itu berarti akan ada seekor Minotaur yang berjaga di ujung labirin ini kan?" Ujar Vai bercanda.

Minotaur adalah makhluk mistis dalam legenda dimana setengah tubuhnya ke bawah merupakan tubuh manusia dan setengah tubuhnya ke atas merupakan tubuh seekor banteng. Di dalam legenda, Minotaur selalu menjaga sebuah labirin dan membunuh siapapun yang memasuki labirin tersebut dengan sebuah kapak raksasa. Minotaur merupakan makhluk beringas yang tidak kenal ampun.

Dustin tertawa.

"Mana mungkin di kastil ini ada seekor Minotaur!" Ujarnya "…Oh iya, bagaimana kalau kita pergi menyelinap ke luar kota Kalt malam ini?" Usul Dustin.

"…menyelinap?" tanya Vai heran.

"Ya!" Ujar Dustin. "…aku akan mengenalkanmu pada teman-teman perompakku malam ini…"

"Tapi… bukankah di kota ini ada larangan untuk tidak berada di luar rumah di atas pukul sepuluh malam?"

"Kamu tidak perlu khawatir!" Ujar Dustin. "…Aku tahu setiap sudut kota ini! Kita bisa menyelinap keluar dari kota ini tanpa ketahuan…"

Vai menghela nafas panjang kemudian mengangguk setuju.

"Kalau begitu, kita akan berangkat malam ini!" Ujar Dustin semangat.

"MAU KEMANA KALIAN?"

Tiba-tiba terdengar suara berat dari balik Lorong kastil. Seorang pria besar berjalan keluar dari balik Lorong. Mungkin tinggi pria tersebut mencapai 2,5 meter. Tubuh yang besar lengkap dengan sebuah kapak raksasa yang digantung di punggungnya membuatnya terlihat sangar bagaikan seekor minotaur.

"…Mi…minotaur?" Ujar Vai kaget.

"Tenang, Vai!" Ujar Dustin. "…itu bukan Minotaur... dia itu manusia…"

To be continued…