Chereads / I'm Vai - I just want to Live Peacefully / Chapter 22 - Chapter 22. Kahar Puth

Chapter 22 - Chapter 22. Kahar Puth

Chapter 22. Kahar Puth

Seorang pria bertubuh besar yang berdiri di hadapan Vai dan Dustin bukanlah makhluk mistis Minotaur. Ia seorang manusia.

"Kahar Puth! " ujar Dustin sambil tersenyum menatap pria tersebut.

Pria besar tersebut bernama Kahar Puth. Ia terlihat berusia sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh tahun. Pria ini merupakan kapten sekaligus kepala pertahanan dari para tentara kerajaan ini. Konon katanya kekuatan Kahar Puth ini sebanding dengan kekuatan seekor beruang dari hutan terlarang bahkan lebih. Kahar Puth juga ditugaskan untuk melatih para tentara penjaga di kota Kalt ini.

"Yang Mulia Dustin!" Ujar Kahar. "…Anda tidak akan melakukan sesuatu yang membuat Yang Mulia Raja Hendry terkena masalah bukan?"

"Saya tidak akan mungkin membuat pamanku terkena masalah, Kahar!" Ujar Dustin. "…lagipula, saya tidak selemah yang kamu pikirkan! Prajurit kacanganmu tidak akan bisa menangkap saya seandainya pun saya keluar di atas pukul sepuluh malam!"

Kahar tertawa mendengar ucapan Dustin.

"Sepertinya anda telah menjadi takabur semenjak Pak tua Knut melatih anda, Yang Mulia Dustin!" Ujar Kahar. "…terus terang, saya tidak yakin pak tua itu bisa mengajarimu ilmu bela diri dengan benar!"

"Pak tua?" Ujar Vai. "Hei, Kau jangan menghina guru!"

Dustin mengangkat tangan kanannya menghalangi Vai.

"Saya pikir hanya tubuhmu saja yang besar, ternyata omonganmu juga sama besarnya!" Ujar Dustin memprovokasi. "…tetapi saya yakin ilmu bela dirimu tidak akan sebesar tubuhmu!"

"Ho?" Kahar tersenyum menyeringai. "…Bagaimana kalau anda menunjukkan seberapa besar kemampuan bertarung anda dengan cara berduel dengan saya, Yang Mulia?" Tantang Kahar. "Kalau anda kalah, saya akan mengangkat anda sebagai murid! Pak tua Knut pasti sudah terlalu tua untuk mengajarimu Teknik bertarung yang benar!"

"Menghina guru berarti menghinaku juga!" Ujar Vai kesal. Ia menatap Kahar dengan tatapan marah.

"Sepertinya kamu juga punya nyali, anak muda!" Ujar Kahar. "Bagaimana kalau kalian berdua bekerja sama melawanku?"

"Kamu akan menyesal…" Ujar Vai.

"Tenang, Vai!" Ujar Dustin. "…Cukup aku sendiri yang akan bertarung dengannya! Aku akan segera membuatnya menatap langit dalam hitungan detik!"

Vai mengangguk menyetujui ucapan Dustin.

--

Vai, Dustin dan Kahar kini berada di halaman belakang kastil. Tempat ini merupakan tempat para tentara kota Kalt berlatih bela diri. Tentu saja Kahar yang mengajari para tentara tersebut. Berbeda dengan biasanya, tidak ada tentara yang berlatih di tempat ini hari ini. Hanya mereka bertiga yang berada di halaman ini. Dustin bersiap berduel dengan Kahar di tempat ini.

Dustin dan Kahar telah mengambil posisi masing-masing sebelum berduel. Jarak antara mereka kurang lebih sepuluh meter. Sedangkan Vai berdiri di pojokan memperhatikan mereka.

"Apakah anda sudah siap untuk dirawat, Yang Mulia Dustin?" Ujar Kahar memprovokasi.

"Mulut besarmu akan segera kusumpal dengan tanah dan debu, Kahar!" Ujar Dustin sambil menyeringai.

"Baiklah! Saya akan menyerang duluan!" ujar Kahar.

'Whush!!!'

Dalam waktu singkat, Kahar telah berada di hadapan Dustin. Ternyata tubuh yang besar tidak mencerminkan gerakan yang lambat. Gerakan Kahar sangat lincah dan cepat. Sebuah kepalan tinju besar dilancarkan Kahar ke arah Dustin.

'DHUAR!!'

Dengan sigap Dustin menghindar. Tinju Kahar mengenai tanah yang dipijak Dustin hingga debu dan pasir beterbangan.

'Fiuh!'

Tiba-tiba gerakan Dustin menjadi sangat cepat. Dalam sekejab ia telah berada di belakang Kahar.

'DUAK!!'

Dustin menendang punggung Kahar.

"Terlalu lemah!!" ujar Kahar. Kahar segera berbalik dan menangkap kaki Dustin.

'Brukk!!'

Pria besar itu langsung membanting tubuh Dustin dengan mudah ke atas tanah.

"Ukh!" Dustin meringis.

Tidak memberi kesempatan, Kahar langsung mengangkat tubuh Dustin lagi ke udara dan kembali membantingnya.

'Fushh!!'

Hanya sebuah sepatu boot yang tertinggal dalam genggaman Kahar. Dustin telah melepaskan diri dari genggaman Kahar dengan cara melepaskan sepatunya. Dustin melompat mundur dan kembali menerjang Kahar dengan cepat.

'DHUAK!!'

Sebuah pukulan bersih mendarat di wajah Kahar. Pukulan tersebut terdengar cukup berat.

"Ukh!" Kahar meringis.

Dustin kembali melancarkan tendangan lutut dan mengenai wajah Kahar.

'BUKKK!!'

Seolah tidak terjadi apa-apa, Kahar kembali menangkap kaki Dustin.

"Sepertinya anda semakin kuat, Yang Mulia!" Ujar Kahar sembari melempar tubuh Dustin sekuat tenaga.

'FHUUUSS!!!'

Tubuh Dustin terlempar ke arah Vai. Dengan sigap Vai menangkap tubuh Dustin.

'BRUK!'

"Ukhh!!"

Dustin kembali bangkit berdiri.

"Hei, Dustin! Bagaimana kalau kita bertarung melawannya bersama-sama?" usul Vai sambil tersenyum menyeringai. "Seharusnya tidak akan sulit! Ia terlihat seperti beruang di hutan terlarang!"

Dustin mengangguk pelan. Vai dan Dustin pun segera mengambil posisi bertarung.

"CUKUP!!"

Tiba-tiba Howard datang menghampiri mereka menghentikan duel.

"Guru!" Ujar Dustin dan Vai, Mereka baru menyadari kehadiran Howard di halaman Kastil.

"Yang Mulia Howard!" Sapa Kahar. Berbeda dengan sikapnya sebelumnya. Di hadapan Howard, ia tidak lagi menunjukkan sikap sombong. Dan lagi, kata Pak Tua pun tidak dilontarkan dari mulutnya.

"Kapten Kahar!" Sapa Howard.

"…Sepertinya kemampuan bertarung Yang Mulia Dustin telah berkembang dengan pesat …" Ujar Kahar. "…Saya cukup takjub mengetahui anda telah berhasil melatih beliau dengan baik, Yang Mulia Howard!"

"Kemampuan Dustin masih jauh dari cukup untuk bisa menandingi kemampuanmu, Kapten Kahar!" Ujar Howard. "…Saya sangat berterima kasih sekali karena anda telah menahan diri dan tidak melukai Dustin saat berduel tadi."

"Tidak-tidak!" Ujar Kahar. "…Saya sama sekali tidak menahan diri. Kemampuan bertarung Yang Mulia Dustin benar-benar sangat hebat!"

"Terima kasih, Kahar!" Ujar Dustin. "…Saya berharap bisa berduel lebih lama lagi denganmu!"

"Kalau begitu, saya permisi dulu, Yang Mulia!" Ujar Kahar sambil tersenyum. "Saya harus kembali berpatroli!"

"Terima kasih, Kapten Kahar!" Ujar Howard.

"…Semoga beruntung malam ini!" bisik Kahar pada Dustin sebelum benar-benar pergi meninggalkan mereka. "…anda telah menjadi lebih kuat. Tetapi jangan melakukan tindakan yang gegabah nanti malam!" Ujar Kahar mengingatkan.

Dustin tersenyum dan mengangguk pelan. Vai menghela napas kecewa. Ia tidak mendapat kesempatan untuk ikut berduel dengan Kahar. Entah sejak kapan jiwa bertarung bangkit dalam diri Vai. Vai ingin sekali mencoba untuk ikut bertarung melawan Kahar tadi.

"Kapten Kahar merupakan orang yang sangat kuat!" Ujar Howard. "…kalian beruntung tidak ada yang patah dari tubuh kalian!"

"Benar, Guru!" Ujar Vai. "…aku dapat merasakan bahwa Kapten Kahar memiliki kekuatan yang sangat kuat! Sayang sekali aku tidak bisa ikut bertarung melawannya tadi!"

"Semenjak kejadian terbunuhnya Raja Morgan terdahulu, Kapten Kahar merasa gagal sebagai seorang kepala pertahanan." Jelas Howard. "…ia pun melatih tubuhnya dengan sangat keras sejak saat itu. Dan sekarang, ia menjadi seorang yang haus akan kekuatan."

"Pantas saja ia begitu kuat!" Ujar Vai.

--

-

Dustin dan Vai duduk di balkon kastil. Vai duduk di atas tembok balkon sambil memegang sebuah taring pedang macan di tangannya.

"Hei, Dustin!" Ujar Vai.

"Hm?"

"Apakah taring pedang ini bisa menjadi sebuah senjata?" Tanya Vai sambil menerawang taring tersebut ke arah langit.

Vai tidak memiliki senjata apapun saat ini. Belati tentara miliknya telah patah saat bertarung melawan beruang hutan.

Dustin bangkit berdiri dan tersenyum menyeringai menatap Vai.

"Vai!!" Panggilnya tiba-tiba. "Aku akan membawamu ke tempat penempaan di kastil ini!"

"Penempaan?" Tanya Vai. "…tempat apa itu?"

"Tempat pembuatan senjata!" Ujar Dustin. "…Kita lihat apa yang bisa dilakukan mereka terhadap taring pedang itu!"

To be continued…