Chapter 2. Terjadi Lagi
**
"Kamu itu cuma bonekanya!" Tamisra berteriak. Tamisra, Sosok makhluk hitam besar yang melayang di atas langit dan menunjuk ke arah Vai.
"Si..Siapa kamu?" Tanya Vai keheranan.
Ia melihat ke sekeliling. Terlihat dataran tandus dengan langit merah. Pemandangan ini cukup membuatnya bergidik.
Hal terakhir yang diingatnya adalah ia sedang berada di kamarnya.
Tiba-tiba sosok hitam besar tersebut sudah mendekat ke arahnya dengan cepat dan menusukkan tombak hitam ke dada Vai.
'STAB!!'
**
"AAAH!!!" Vai terbangun dari mimpi buruk. Ia memegang dada. "..mi..mimpi apa itu?? Kenapa terasa begitu nyata?"
--
Pagi berikutnya,
Vai merasakan sakit di kepala. Mungkin karena mimpi buruknya, ia tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Namun mau bagaimanapun juga, ia tetap harus pergi ke sekolah.
Dalam perjalanan ke sekolah, Vai melihat ada yang berbeda pagi ini, di depan gedung sekolah, terlihat kerumunan orang. Vai sudah menduga kalau pagi ini pasti akan ada kerumunan di depan sekolah. Orang-orang pasti akan penasaran dengan kejadian semalam. Wajar saja, kejadian semalam sudah menjadi viral. Apalagi kejadian tersebut terjadi tepat di depan sekolahnya.
Vai harus masuk ke dalam gedung sekolah. Ia tetap harus belajar. Ia memutuskan untuk menerobos kerumunan orang tersebut. Baru beberapa langkah ia melangkahkan kaki menuju ke gedung sekolah, salah seorang dari kerumunan berseru sembari menunjuknya.
"..Hei!! sepertinya dia murid dari sekolah ini!" sorak salah satu pria dari kerumunan.
Ternyata beberapa orang dari kerumunan tersebut membawa kamera dan video recorder. Sepertinya mereka adalah wartawan dan awak media.
".. Adek sekolah disini ya?"
".. Dek! bagaimana tanggapan kamu soal kejadian semalam?"
".. apa adek menyaksikan langsung kejadian semalam?"
Vai yang tidak suka kerumunan, tiba-tiba dibanjiri dengan pertanyaan yang tidak ia sukai terang saja membuatnya sedikit kesal. Dengan muka malas Vai menerobos kerumunan tersebut dan bergegas masuk ke sekolah tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan. Wartawan dan awak media tetap kekeh mengajukan pertanyaan-pertanyaan sambil mengejarnya.
Vai pun berlari meninggalkan mereka hingga menuju ke pintu masuk gedung. Sekuriti gedung dengan sigap membukakan pintu untuk Vai masuk dan segera menutup kembali pintunya.
'BRUK!!!'
Vai menabrak sesosok pria gendut di dalam sekolah dengan keras karena terburu-buru.
"VAI!! Teriak Reymundo. Reymundo, biasa dipanggil Pak KepSek , merupakan sosok orang yang paling ditakuti di sekolah ini. Badan yang gemuk besar dan kumisnya melengkung ditambah dengan tongkat jalan yang tidak pernah terlepas dari genggamannya tersebut membuat siapapun yang melihatnya akan merasa terintimidasi.
".. Iya Pak KepSek, kenapa harus teriak-teriak sih, Pak?" jawab Vai santai.
".. KURANG AJAR KAMU!! BERANI-BERANINYA KAMU BERBICARA SEPERTI ITU PADA SAYA!!" Teriak Pak KepSek lagi. "..KAMU…"
Belum sempat Pak KepSek meluapkan amarah, Helda sang primadona sekolah muncul entah dari mana. Lagi-lagi sebuah syal merah menyelimuti lehernya.
".. Pak Rey, awas darah tingginya kumat lagi.." Ujar Helda meredakan emosi Pak KepSek. Helda pun mengedipkan mata pada Vai seolah memberi tanda bahwa ia telah menyelamatkan Vai dari emosi Pak KepSek.
Pak KepSek tertegun melihat ke arah Helda. Emosinya mereda seketika dan senyum mesum pun langsung menghiasi wajahnya.
"..O iya Helda, gara-gara kejadian bunuh diri semalam, banyak orang berkumpul di depan sekolah kita." Ujar Pak KepSek sambil tersenyum mesum menatap Helda. Pak KepSek terlihat seperti seekor buaya lapar saat menatap Helda. "..saya jadi tidak dapat menemukan tempat parkir untuk mob…ukh…"
Tiba-tiba Pak KepSek memegang dada kanannya seolah kesakitan.
"..Pak?" Helda dan Vai terlihat heran.
"..Da..dadaku...AKH!!"
Tatapan Pak Kepsek kini pucat dan mata terbelalak.
BLUB!!
BLUB!! BLUB!!!
BLUBB!!!
SPLASH!!
Dari mata, hidung, telinga dan mulut Pak KepSek mengucur air yang begitu deras. Air tersebut terus mengucur dengan sangat deras bagai keran air yang dibuka sampai akhirnya tubuh Pak KepSek terjatuh ke lantai dan terbujur kaku.
"KYAAAAAAAA!!!" Helda berteriak histeris menyaksikan kejadian mengerikan tersebut di depan matanya.
Vai terdiam dan syok melihat kejadian aneh tersebut terjadi lagi dan kali ini tepat di depan matanya. Sekurity gedung sekolah yang mendengar teriakan tersebut langsung masuk ke dalam gedung sekolah.
"..Ada apa? Ada Apa?" ujar Sekuriti tersebut.
Di saat bersamaan dengan dibukanya pintu gerbang gedung sekolah tersebut, para wartawan dan awak media menerobos masuk ke dalam.
".. terjadi lagi.. terjadi lagi.. " sorak awak media heboh.
Akibat dari masuknya para kerumunan ini, Vai pun terdorong hingga ke dinding. Wajahnya masih terlihat sangat syok.
'Hosh..Hosh..' Nafas Vai mulai memburu.
Vai terjebak di antara dinding dan kerumunan wartawan dan awak media.
Ia mulai panik.
'Hosh..Hosh..'
//
"ATUR NAFASMU!!"
//
ingatan Vai saat dilatih oleh Kakeknya tiba-tiba muncul dalam benaknya. Ia pun memejamkan matanya.
'Fiuuhh..'
Seketika Vai dapat merasakan pikiran dan badannya tiba-tiba menjadi sangat ringan.
Saat Vai membuka matanya, ia sudah berada di luar gedung. Vai menoleh ke arah gedung sekolah. Para wartawan dan awak media masih sibuk meliput dan mengabadikan moment kejadian aneh tersebut. Tanpa pikir panjang, Vai langsung melangkah pulang. Ia tidak ingin terlibat lagi dengan kejadian aneh tersebut.
--
Sesampai di rumah, Vai langsung masuk ke dalam kamar dan membanting tubuhnya ke atas kasur. Ia merenungi kejadian yang baru saja terjadi. Kenapa kejadian seperti ini terjadi di depannya? Kenapa aku harus terlibat lagi? Pikirnya.
Lagi?
kejadian ini.. kenapa rasanya tidak asing??
Vai kembali memikirkan kejadian saat ia terbebas dari kerumunan tadi.
Sensasi itu sudah lama tidak ia rasakan. Tanpa sadar, Vai tersenyum menyeringai.
Tak lama kemudian, Vai pun terlelap.
**
"KAMU ITU CUMA BONEKANYA!!" Teriak makhluk dengan aura gelap tersebut.
'STAB!!'
tombak hitam besar menusuk ke dada Vai.
"AAAAHHHH!!!" Vai berteriak.
**
Vai kembali tersentak bangun dari tidurnya. Keringat sudah membanjiri kasur dan seragam sekolahnya. Mimpi itu lagi? pikirnya. Sebaiknya aku menanyakan hal ini pada kakek. Mungkin kakek tau sesuatu mengenai mimpi ini.
Vai pun bangkit berdiri dan pergi mencari kakeknya. Banyak sekali pertanyaan di benaknya.
--
".. Ada apa Vai? Kenapa tidak bersekolah hari ini?" ujar Wan sembari membersihkan tanamannya di halaman belakang rumah dengan gunting kecil.
Vai menceritakan kejadian yang ia alami di sekolah tadi pagi dan mimpi yang baru saja dialaminya.
"Jangan terlalu kamu pikirin, kejadian itu hanya kebetulan semata." Jawab Wan santai.
Jawaban yang diberikan oleh kakeknya dinilai kurang memuaskan oleh Vai.
"Iya,kek." Ujar Vai. "..sebenarnya aku juga tidak mau memikirkan kejadian-kejadian itu.. Hanya saja, semuanya terjadi begitu cepat.."
"..bahkan aku sampai memimpikan sesosok makhluk hitam besar dan mengerikan berusaha membunuhku.." Lanjut Vai.
Wan yang sedang sibuk membersihkan tanamannya tersentak kaget. Ia menatap Vai.
"..Makhluk hitam besar?" Tanya Wan dengan tatapan serius. "..Apakah wujud makhluk tersebut seperti manusia yang diselimuti aura kegelapan?"
"Bagaimana kakek bisa tahu?"
Wan hanya tersenyum pahit menatap Vai kemudian kembali melanjutkan aktifitasnya membersihkan tanaman tanpa menjawab sepatah katapun.
Vai yang melihat hal ini langsung dapat mengerti, pasti ada suatu rahasia yang belum mau diberikan kakeknya sekarang.
Ia pun masuk ke dalam rumah tanpa berkata-kata dan tidak lagi memikirkan kejadian pagi tadi.
--
"Makan malam !!" teriak Ibu dari Vai.
"Iya bu.." jawab Vai dari kamar yang berada di lantai 2.
Makan malam bersama sudah menjadi rutinitas di keluarga ini. Seperti biasa televisi di ruang makan mereka sedang menyiarkan berita. Berita yang disiarkan malam ini membuat Vai cukup kaget. Ternyata kejadian-kejadian aneh tersebut tidak hanya terjadi di sekitar lingkungan sekolahnya. Tetapi juga terjadi di seluruh dunia. Ada orang yang terbakar secara tiba-tiba, tewas karena tubuh terbelah menjadi beberapa bagian, bahkan orang yang tewas dan tubuhnya mengeras seperti batu. Kejadian tersebut terjadi di hari yang sama ketika Pak Kepsek meninggal secara tidak wajar.
'NYUT!'
"UKH!!" Vai kembali merasakan sakit di kepalanya.
"..Ayah..Ibu.." Ujar Vai "..sepertinya besok aku akan pergi ke dokter. Sepertinya kejadian-kejadian aneh ini membuatku sangat pusing."
" Baiklah, Vai! Pergi saja kalau itu bisa membuatmu lebih baik.." jawab Wong, "..Bagaimana dengan sekolahmu?"
"Tadi aku mendapatkan kabar dari teman sekelasku kalau sekolah kami ditutup sementara. Anggap saja sekarang aku lagi berlibur" jawab Vai pada keluarganya.
Makan malam dilanjutkan dengan tenang seperti biasanya.
Kenapa terjadi secepat ini? Apakah akan terjadi pada generasi Vai? Pikir Wan. Ia mulai terlihat gelisah.
Sepertinya Wan Sarma mengetahui suatu rahasia terkait hal-hal aneh yang terjadi di seluruh penjuru dunia belakangan ini. Rahasia apakah itu? Kenapa ia terlihat gelisah? Sebenarnya apa yang belum diceritakan Wan?
To be continued..