***
Aku sudah bersekolah hari ini, mama sudah melarang ku untuk tidak bersekolah terlebih dulu karena takut dengan kondisi ku yang belum fit. Tapi aku berusaha meyakinkan nya bahwa aku sudah lebih baik dan tidak ingin ketinggalan mata pelajaran, saat ini waktu istirahat ku gunakan untuk berjalan-jalan ditanam sekolah. suasana taman sekolah yang cukup asri dengan pohon yang rindang menambah kesejukan yang kurasakan, tanpa sadar aku menghirup nafas dalam dan ku
hembuskan perlahan dari bibir ku. sungguh indah ciptaan yang maha kuasa atas apa yang kulihat saat ini, dalam hati ku mengucap syukur karena masih bisa menghirup udara segar dan masalah yang kemarin pun sudah kulupakan. Aku tidak ingin mengingatnya kembali, dan mata ini terus ku tutup seiring dengan nafasku yang teratur ku hirup dan ku hembuskan. setelah dirasa cukup oleh ku untuk menenangkan diri, aku mulai membuka mataku perlahan. dan kulihat di kejauhan sana, nampak sosok laki-laki yang menjadi pahlawan ku sedang duduk di bangku taman bersama teman-temannya. mereka tertawa bersama dan ku rasakan jantung ini berdetak cepat ketika melihat wajahnya yang dingin dan kejam sedang tersenyum simpul dengan percakapan yang dilakukan beberapa temannya, entah apa yang sedang dibicarakan membuat laki-laki itu tampak menggarukkan kepalanya dan senyum malu terukir di bibirnya. kembali, ia membuatku terpana akan pesonanya.
***
Bel sekolah kembali berbunyi, tanda bahwa waktu istirahat sudah berakhir, aku pun bergegas pergi dari taman menuju kelas ku dilantai 2 dan saat itu aku melihat ia dan teman-temannya juga sudah pergi dari taman. aku berada di koridor kelas sepuluh tampak suasana ditempat ini sepi, menandakan semua siswa sudah masuk ke kelas masing-masing, ku terus percepat langkah kaki menuju tangga disudut kelas sepuluh. Namun, tanpa sengaja aku menabrak tubuh seseorang. aku pun berhenti melangkah dan menatap wajah nya yang memang ia lebih tinggi dari ku. seketika, kedua mataku melebar dengan sempurna dan jantung ku berhenti berdetak tak kala ia menatap ku. "Bagaimana keadaan mu, Amanda?"