***
Jason jatuh tersungkur darah menetes keluar dari sudut bibirnya yang robek akibat hantaman dari Alex, aku hanya menatapnya nanar dan menutup mulutku dengan kedua tangan. Ku coba menahan tangis yang akan keluar dari bibir ku. Jason terbatuk-batuk tangan kanannya menekan perut yang tadi sempat di tendang oleh Alex, dengan kekuatan yang masih ada Jason bangkit dan berusaha memukul Alex yang tersenyum sinis.
Brakkkkk...
Alex mundur beberapa langkah ketika datangnya pukulan Jason yang tepat mengenai rahangnya. Jason secepat kilat menarik kerah seragam putih Alex dan berdesis marah. Kedua matanya memancar aura yang mematikan namun sang rival hanya tersenyum semakin lebar.
"Ini masalah kita, jangan pernah libatkan orang lain!" suara kaku dan datar milik Jason samar samar ku dengar. Alex berdecih memalingkan wajah kesamping. "Itu dulu, sekarang beda."
"Maksudnya?" Jason menatap penuh tanya pada sorot mata hitam pekat milik Alex.
"Akan ku rebut perempuan ini dari mu, sama seperti kamu merebut Tania dari ku." Jason tercengang dengan ucapan Alex barusan, tanpa sadar ia melepaskan cekalan tangannya di kerah seragam Alex. Sorot mata biru langit nya yang sempat ku lihat berapi-api, kini berganti dengan sorot penuh luka dan derita. Aku tak mengerti dengan arah pembicaraan mereka ini, bagiku ini asing dan sangat asing. Aku berusaha menahan air mata ku, tak ingin aku menangisi apa yang ku lihat dari Jason. Rasa bersalah, benci, marah, dan kecewa yang bisa ku rasakan diantara matanya yang indah itu.
"Cukup drama nya, aku ingin membawa perempuan ini kembali ke basecamp ku!" suara lantang dan keras Alex kini tepat di belakang ku. Seketika, Alex merengkuh ku dan menodongkan pisau lipat di leher ku. Nafasku tertahan dan kini ku lihat Jason menghampiri ku, namun Alex mengancam, "Satu langkah maju, pisau ini akan menyayat leher tawanan ku."
kedua tanganku tak tinggal diam, aku mencengkram tangan Alex yang berada di sekitar bahu dan leher ku. Rasa sesak saat aku akan menghirup nafas terasa sulit, Alex begitu kuat merengkuh ku. Dan satu hal yang membuat ku merasakan nyeri yang luar biasa ketika leher ku tergores oleh pisau lipat milik Alex, betapa tajamnya pisau itu. Air mata keluar dari kedua mataku, aku tak bisa menahan siksaan ini lebih lama lagi. Jason berusaha menjaga jarak dari ku. Ia takut Alex akan bertindak lebih jauh lagi. Aku berusaha mencakar tangan kokoh milik Alex, namun tak membuahkan hasil apapun. Justru Alex kini berjalan mundur dan aku mengikuti nya.
"Lihat apa yang akan aku lakukan ini." kembali Alex tersenyum sinis dan ku rasakan hembusan nafasnya yang memburu menahan amarah di belakang ku.
Sreettttt...
"Akhhh.." Aku menjerit sakit ketika pisau lipat itu menggores leher ku lebih dalam lagi, membuat darah segar berwarna merah kental keluar dari luka yang ia timbulkan. Aku hanya bisa memejamkan kedua mataku menahan nyeri yang berdenyut akibat ulah Alex.
"B*ngs*t!!!" Jason berseru nyaring dan segera berlari menuju kearah ku dan Alex. Tanpa bisa dicegah lagi, amarah yang menggelora datang diantara diri Jason membuat ia menghantam Alex dengan bengisnya, membuat tubuhku terlepas dari jeratan Alex. Aku terbatuk-batuk, menghirup udara sebanyak-banyak nya dan menekan dadaku kuat.
Baku hantam tak terelakkan lagi, mereka saling pukul dan terjatuh di tanah yang keras ini. Tak ada satu pun dari mereka yang akan berhenti, pergerakan mereka yang cepat dan tak terduga, menimbulkan luka yang cukup parah di tubuh masing-masing.
Jason mencoba mengambil pisau lipat yang masih digenggam Alex, dan ia menekan kedua tangan Alex diatas kepala. Kini ia pun berhasil merebut nya, dan tak ku sangka detik demi detik berlalu, Jason menancap kan pisau lipat itu tepat di ulu hati Alex. Kedua mataku melebar dan perlahan tubuhku merosot jatuh ke tanah. Melihat tragedi yang mengerikan ini harus berakhir dengan tragisnya.