***
Aku masih tak percaya dengan pemikiran ku barusan. Tapi ini sungguh nyata! Dan faktanya ada di depan mataku. Aku masih tak bisa mempercayainya, ini tidak mungkin!
"Hello Amanda.." aku tersadar dari lamunanku ketika suara lembut itu menyapa di gendang telingaku, sambil melambaikan satu tangannya tepat di wajah ku.
Dengan cepat aku mengontrol ekspresi, tak ingin membuat nya merasa jengah dengan kekonyolan ku. "Jadi.... Kamu Alvaro Bautista?" seketika pergerakan tangannya yang melambai kearah ku terhenti, raut wajahnya nampak tersenyum sumringah dengan pertanyaan ku barusan.
"Kamu benar." jawabnya di iringi anggukan kepala. Tanpa sadar aku menutup mulut ku dengan kedua telapak tangan ku. Terdengar norak dan mungkin berlebihan, tapi kamu pasti tahu kan jika kita bertemu dengan idola kita yang sering muncul di TV dan sekarang justru ada di depan kita dengan utuh dan nyata adanya, adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidupku. Tak pernah bermimpi akan bertemu sosok yang saat ini sedang di elukkan oleh kaum hawa yang menjadi fans fanatiknya sejak ia menjadi cover boy di majalah remaja. Untunglah aku tak pernah ketinggalan untuk membeli edisi majalah itu tiap minggunya, karena yang membuat ku selalu membelinya adalah laki-laki yang diam berdiri tersenyum simpul ke arahku.
"Ekhem!" dehaman yang berasal dari Daryl yang menginterupsi pandangan kami mulai menganggu. Apa ia tidak tahu, bahwa aku sangat terusik dengan tingkahnya itu.
"Kamu boleh pergi, Amanda." usir Daryl secara langsung, aku menatapnya gusar. Hanya bisa menghela nafas jengkel. Apa-apaan itu? seenaknya saja menyuruhku untuk pergi.
"Sebentar, Daryl." Alvaro kini bersuara, tatapan Daryl seolah mengatakan ada apa?
"Tunggu aku di ruang tamu, ada hal penting yang harus ku bicarakan pada Daryl." perintahnya padaku dengan intonasi lembut, aku hanya menganggukkan kepala tanda setuju. Namun, sebelum aku bergegas pergi dari tempat ini, aku melirik Daryl sebentar sambil menjulurkan lidah kearahnya. Daryl hanya menatap kesal dan langsung melengos kan wajahnya kesamping. Aku begitu puas melihat Daryl yang menahan amarahnya.
***
"Apa maksudmu menyuruh dia menunggu?" tanya Daryl penuh selidik pada sosok teman sekelasnya di jurusan teknik itu.
Alvaro mengangkat bahunya acuh dan duduk kembali ketempat semula.
Namun, Daryl sebagai seorang sepupu yang sangat melindungi Amanda Nicole dari hal-hal yang tak diinginkan menimpa sepupunya yang innocent itu. Tatapan tajam Daryl seakan mengintimidasi sosok laki-laki yang duduk di seberangnya. Alvaro hanya menatap datar saja, seakan tak peduli dengan atensi dari Daryl.
"Aku menyukainya!" seru Alvaro dengan suara tenangnya. Daryl menyipitkan kedua matanya, bingung dengan ucapan Alvaro sang superstar itu. Manik mata gelap yang mendominasi di kedua bola matanya, kini menatap lurus tepat di kedua bola mata hitam milik Daryl.
"Aku menyukai sepupu mu itu!" tandas Alvaro meyakinkan Daryl yang seolah tak percaya dengan ucapannya.