***
Ada hati yang bergetar, Ada rasa yang tertahan di dalam dada, Dan masih banyak Hal lain yang ingin aku sampaikan. tapi mengapa bibir ini kelu, terkunci begitu saja?
"Aku rindu kamu" satu kata terucap dari dia yang ku impikan.
"Apa kamu rasa apa yang ku rasakan?" jemari tangannya menyentuh punggung tangan ku. Aku tersentak, sekujur tubuh ini membeku.
"emmm..." aku tergelagap, pandangan mataku jatuh kebawah.
"tatap mataku" kini jemari nya yang panjang tadi telah merambat ke dagu ku. Pandangan mata kami bertemu, untuk sesaat aku merasakan Ada ketulusan disana.
"aku menyayangimu, Amanda." satu kata terucap dari bibirnya yang tipis, membuat wajah ku merona. Binar cinta di kedua matanya mengisyaratkan aku untuk melihat lebih dekat, seketika nuansa mobil yang terasa dingin karena AC justru menjadi panas ketika kami sama sama menatap tak berkedip. sedetik dua detik dan entah mengapa, wajah Al tak berjarak. Hingga hasrat yang datang tak di undang melingkupi aku yang sekarang memejamkan kedua mata. Kali ini, debaran jantung ku berdetak lebih cepat.
Drettt drettt drettt
Getaran ponsel di dasboard mengejutkan kami berdua, mengantarkan kembali kedunia nyata yang tak ingin kami inginkan. Namun, satu nama yang cukup jelas dibaca membuat Al seketika bergerak cepat mengangkat telpon.
"Hai, Oh begitu? emm,, bagaimana besok aja? gak bisa?! oh ok." telpon terputus dengan Al yang nampak kusut.
"Amanda, aku minta maaf tidak bisa mengajakmu pergi. Ada pekerjaan yang harus aku urus."
"tidak masalah"
"apa kamu marah?"
"untuk apa aku marah," karena aku bukan siapa siapa mu, Al. lanjutku dalam hati.
"aku akan mengantarmu pulang."