***
Meninggalkan sejuta rasa dan pergi menjauh dalam sebuah jarak yang membentang,
Satu tahun! Aku bagaikan orang bodoh yang selalu memikirkan Will, dan lihatlah sekarang..
Aku tak bisa menghubungi nya karena nomor yang ku tuju sudah tidak aktif, mengapa sulit bagi ku untuk menanyakan kabar mu?
Dan saat ini, aku tak sanggup lagi untuk bertahan, aku lelah menunggu kepastian dan kedatangan mu yang tak pernah kamu buktikan.
Ku pandangi layar komputer dengan wajah menekuk, tak tahu sudah berapa lama aku berada di perpustakaan ini. Banyak siswa siswi duduk tenang di kursinya masing-masing untuk membaca, tapi ada juga yang sedang asyik online menonton video tutorial materi pelajaran.
Pandangan mata ku yang sudah cukup sayu, seakan terbuka lebar karena jeritan suara beberapa siswi yang berteriak histeris, entah apa yang terjadi sekarang ketika ku lihat pintu perpustakaan di padati semua makhluk yang ada di sini.
"Ya Ampuuuuun lihat siapa yang datang!" seru teman ku perempuan yang rambutnya di kepang dua. "Ohhhh My GOD.... itu Farrel yang jago karate itu kan?!" dan entah siapa itu yang berbicara dengan lantangnya membuat semua mata yang duduk tidak jauh dari ku ikut menoleh menghadap pintu dan seketika berdiri dari tempat duduknya.
Ku abaikan jerit histeris suka cita tersebut dengan menyumpal telinga ku dengan headphone, ku tambahi volume suaranya, ku matikan komputer nya, dan fokus membaca buku novel kesayangan ku, Jingga dan Senja.
Beberapa menit berlalu, suara-suara ribut itu lenyap seketika, hilang tak berbekas. Menyebabkan sunyi yang mencekam! Tak ada satu pun yang tahu apa yang terjadi, tetapi siswi-siswi yang sempat mengerubungi pintu perpustakaan segera pergi ketika sang penjaga perpustakaan mengetahui teriakan nyaring yang nyaris memecahkan gendang telinga.
"Kalian semua, yang membuat keributan segera pergi dari sini." Ibu Jacylen yang terkenal killer itu mulai menunjukkan wibawa nya dan satu persatu siswi-siswi pembuat onar segera angkat kaki dari tempat nya berdiri sambil menggerutu tentunya.
"Kamu ingin baca atau apa?" tanya ibu Jacylen sewot dan menatap tajam kearah siswa tersebut, namun sebelum lebih jauh lagi takut terkena ganasnya murka ibu Jacylen, siswa tersebut duduk di sebelah Amanda.
Ia yang masih tidak tahu-menahu tentang keributan kecil itu telah berakhir, dengan sikap santainya menyayikan lagu Ai no Uta dari Greeeeen dengan suara pelannya membuat sepasang manik mata hitam pekat menatap nya lekat tanpa sadar, jawaban soal kimia yang ingin ia tulis, menjadi buyar.