***
Kami sekarang duduk di sofa ruang tamu milik Daryl, setelah insiden yang baru saja terjadi. Kini aku mulai menurut padanya, ku pandangi wajah seriusnya yang sedang menulis rumus fisika dari samping. Entah mengapa, semakin lama ku pandangi rasa nya jantung ku berdebar? Apa jangan-jangan...
"Ini sudah aku tuliskan rumusnya, tinggal kamu masuki angka nya dan hitung, oh ya ja.." seketika mata nya yang tadi sedang fokus memperhatikan rumus yang ia tulis, langsung menoleh kearah ku. Aku terkesiap, ku benahi letak duduk ku menjadi tegap dan tak menyerong kearahnya, mata ku yang tadi tertangkap basah sedang melihat dirinya. Justru mata ini langsung beralih melihat kearah lain, tak ingin melihat kearahnya lagi.
"Ada apa, Amanda? Aku perhatikan, seperti nya kamu tadi tidak fokus mendengar penjelasan dari ku." Ha! Gawat, desis ku dalam hati sambil menggigit bibir bawahku. Kalau dia sampai tahu, tadi aku memperhatikan ketampanan nya bagaimana? "Amanda," Kini ia mulai merubah arah duduk nya menghadap ku, dan satu tangannya menyentuh bahu ku pelan. Membuat aliran dalam darah ku berdesir, dan irama jantung ku menjadi cepat tak terkendali. "Lihat aku," Tangannya yang baru saja menyentuh bahu ku, kini berpindah di dagu ku. Membuat wajah ku mau tak mau mengarah padanya, dapat ku lihat mata hitam pekat milik nya menatap ku khawatir. "Apa kamu belum paham dengan cara ku mengajari mu? Tolong jawab pertanyaan ku." Tanya nya dengan intonasi suara lembut dan ada rasa menuntut yang ia arah kan padaku dengan tatapannya.
Aku kembali menghindar dari matanya, namun dengan gerak cepat ia sudah mencondongkan wajah nya, membuat ku gugup dan terkejut. Apa yang ingin ia lakukan?
"Apa kamu tidak nyaman dengan ku?" Tanya nya kemudian membuat ku semakin di buat bingung saja. Jujur, aku belum pernah seintim ini dengan laki-laki manapun. Membuat ku tidak bisa berkutik dengan caranya yang menatap ku penuh damba, dan semakin lama jarak antara aku dan dia semakin menipis.
Ia mengusap pelan dagu ku, dan berkata dengan suara yang lirih. "Kalau kamu tidak mau menjawab, aku akan mencium mu!" Penuturannya barusan, seketika membuat wajah ku menjadi merah merona.