Siang ini, aku berada di rumah sepupu ku yang bernama Daryl Hall. Tampaknya dia sedang mengobrol dengan seseorang, aku pun penasaran siapa kah seseorang tersebut.
"Oh ya? aku hampir lupa waktu itu kamu pernah sakit kepala sampai tidak bisa ikut pertandingan antar SD dulu, kasihan sekali dirimu itu." ucap Daryl dengan lantangnya sambil tertawa terbahak-bahak.
"keputusan pelatih saat itu membuatku sedih, tapi aku bisa apa? toh itu sudah lewat, dan bagaimana dirimu yang absen terus ketika latihan? sampai ibu mu mencari mu di lapangan, apa masih ingat?" tanya si laki-laki itu yang membelakangi ku, aku tidak pernah tau sebelum nya bahwa Daryl pernah ikut ekskul sepakbola. Itu sulit di percaya, karena dirinya lebih menyukai taekwondo sejak kelas 3 SD.
Tanpa ku duga, tatapan Daryl menubruk ku, dia tampak terkejut ketika aku berdiri diam di belakang sofa si laki-laki itu. Dan seketika Daryl mulai tersenyum dan matanya fokus pada ku.
"Amanda, kamu ada perlu apa datang ke rumah ku?" Aku hanya menunduk diam karena aku begitu malu sudah lancang mengusik obrolan mereka.
"Oh iya, aku sampai lupa." Daryl berdiri dari duduknya dan seketika itu matanya menuju ke sosok laki-laki yang duduk membelakangi ku.
"Amanda, kenal kan laki-laki ini adalah temanku sewaktu aku SD." katanya sambil berjalan ke arah ku dan menepuk bahu laki- laki itu.
seketika pandangan ku yang tadi menunduk terus, langsung bergegas kearah laki- laki yang membelakangi ku, tatapan ku langsung melebar melihat dia yang berdiri di hadapan ku. Aku tercekat, tidak percaya, bahwa Ivan Smith, laki-laki yang ku puja, adalah teman kecil dari Daryl sepupu ku!
tanganku mulai berkeringat dan tatapan ku tidak fokus kearah nya, dia hanya melihat ku sejenak dan meminta penjelasan dari Daryl siapa aku sebenarnya. Daryl dengan senang hati mengenalkan ku kepadanya, seketika ia menganggukkan kepalanya dan kembali menatap ku.
"Hai, salam kenal. Aku Ivan Smith." ucapnya sambil mengarahkan tangan kanannya untuk berjabat tangan kepada ku.
Aku mulai deg-degan dan takut bunyi jantung ku terdengar oleh nya, aku hanya tersenyum malu dan berjabat tangan dengannya.
"Aku Amanda Nicole, sepupunya Daryl."
jabat tangan itu terlepas ketika aku sudah menyudahi kalimat ku, ku rasakan kaki ku lemas dan ingin sekali aku pergi dari tempat ini.
Ivan kembali menatap Daryl, Daryl yang tersadar langsung menyuruh Ivan untuk duduk kembali, Daryl menghampiri ku, dan memegang kedua bahu ku, seketika tatapannya tertuju padaku.
"Ada perlu apa kamu, sampai datang kemari?" Daryl kembali bertanya.
"Aku kesini, sebenarnya ingin meminjam buku mu, kamu tahu kan? aku begitu bodoh dalam hal fisika." jawabku menatap kedua matanya yang selalu menghangat.
"Seperti biasa, kamu bisa mengambilnya sendiri kan? di meja belajar ku." ia mulai melepas pegangannya di bahu ku.
"Maaf, aku sedang kedatangan tamu." ia kembali duduk di sofanya dan tersenyum tipis kearah ku.
Aku tahu, Daryl begitu menyayangi ku sama seperti dia menyayangi adik perempuannya. aku hanya mengangguk maklum, dan segera pergi dari tempat ini.
ku hembuskan nafas ku yang tertahan tadi, dan ku pejamkan kedua mataku. ada desir hebat yang sejak tadi menghantui ku, aku kembali mengingat permintaan Clara waktu itu, ia meminta bantuan kepada ku untuk mendekatkan dia dengan Ivan.
dan betapa berat hati ku, ketika aku menyanggupi permintaan nya. karena bagi ku, pertemanan lebih penting dari sebuah konflik cinta segitiga.
Aku menangis lirih ketika sudah berada di kamar Daryl, tak lupa aku membekap bibir ku untuk tidak bersuara.