Kejadian tadi itu benar-benar membuat ku malu dan jadi bahan tontonan semua orang yang ada di sana, berusaha untuk berdiri dengan menggenggam tangannya.
Ku tepuk celana kulot ku yang sedikit kotor terkena tanah, setelah ku lepaskan tangan si laki-laki tersebut.
"Maaf sekali lagi, aku tidak sengaja. Apa ada yang sakit? Mungkin kita bisa pergi ke..."
"Tidak perlu," kata ku memotong pembicaraan nya yang terdengar cemas. Aku berusaha untuk menatap matanya, meyakinkan nya bahwa aku baik-baik saja.
"Tenang saja, aku tidak apa-apa. Sebaiknya kamu kembali bermain," sambil menengok ke lapangan basket yang masih terdapat teman-temannya sedang menunggu nya untuk kembali. Tanpa ku duga, ia menarik tangan ku dan membawa ku pergi dari tempat itu secepatnya. Aku yang tidak tahu apa pun hanya melongo dan tanpa kusangka, aku dibawa pergi ke sebuah area parkir dan naik keatas motornya.
"Tunggu dulu," selaku sebelum ia menyalakan mesin motornya.
"Ada apa lagi?" tanya nya mulai gusar. Aku bergegas turun dari boncengannya.
"Kamu ingin membawa ku kemana?" tanya ku sambil mengerutkan kening.
"CK!" ia berdecak menahan marah.
"Aku ingin membawa mu ke rumah sakit"
Sekarang aku yang menjadi gusar, "Tidak perlu, aku hanya ingin pulang ke rumah ku." kata ku ketus padanya. Ia mulai turun dari jok motornya dan menghampiri ku.
"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang ke rumah mu. kamu tunjukkan saja jalannya, ok." Ujarnya dan langsung menarik ku kembali untuk naik di boncengannya.
"Oh ya, aku lupa!" dia mematikan mesin motornya, dan meraih sebuah helm yang ada di atas tangki motornya.
"Utamakan keselamatan, ini pakailah helmnya." ia menyerahkan helm itu pada ku, di belakang punggung nya, aku hanya tersenyum tipis. Segera ku pakai helm pemberiannya, dan dia pun juga memakai helm full face nya. kemudian menyalakan mesin, dan motor pun melaju kearah rumah ku sebagai tujuannya.
***
Setelah kejadian itu, aku begitu dekat dengannya, ia merupakan anak seorang tentara angkatan darat, ayahnya di tugaskan di Kalimantan dan ia disini tinggal bersama ibu dan kakak nya. Hmmmm,, aku pun sudah mengetahui namanya, Ethan Carlos Santana ia merupakan adik kelas ku di SMP dan baru pindah kemarin. sejujurnya aku begitu tidak percaya bahwa aku bisa menyukai seorang yang lebih muda dari ku, usia kami terpaut satu tahun. Tapi setelah aku mengenalnya, ku rasa ia bukan anak kecil lagi. Dia begitu dewasa dalam menyikapi suatu hal, dan aku pun menyukainya.
Aku sedang menyisir rambut coklat ku di depan cermin, tersenyum membayangkan tadi di boncengannya, ku rasa aku benar- benar menyukainya. sikapnya yang ramah dan humoris membuat ku nyaman bersamanya.
Tok
Tok
Tok
Pintu kamar ku diketuk pelan, dan seketika Mamah membuka pintu dan mendekati ku.
"Amanda, ada Clara datang ke rumah. Ia ingin bertemu kamu, apa kamu sudah selesai menyisir rambutmu?" tanya Mamah sambil menepuk bahu ku, aku pun berdiri dari kursi rias ku dan tersenyum lembut kearah Mamah.
"Aku ke ruang tamu dulu ya, mah." Mamah hanya menganggukkan kepala.
Clara tertunduk di sofa ruang tamu tanpa mengetahui kehadiran orang yang ia tunggu, seketika ia tersentak kaget ketika seseorang menepuk pundaknya.
"Clara, ada apa?" tanya ku sambil duduk di sebelahnya, Clara seketika menatap ku sendu, dan langsung memeluk ku erat. Ia menangis sesenggukan dan aku tahu, dan entah mengapa firasat ku mengatakan sudah terjadi sesuatu..!