Chereads / Kamu dan Aku / Chapter 55 - Jarak (2)

Chapter 55 - Jarak (2)

Acara live musik sudah mulai persiapan jadi suara sedikit bising di sana. Elin sebenarnya mulai malas tapi bagaimana pun dia yang ingin ikut Rizal ke sini. Demi meyakinkan foto yang dilihatnya di hp Rizal.

Sudah tanya Anas.

Ya, kak di dalam ramai sekali. Jadi agak lama maaf ya.

Tidak apa-apa, kamu sepertinya tidak nyaman di sini ya Lin? Apakah ini kali pertama kamu ke tempat seperti ini?

Ya, aku tidak pernah ke tempat keramaian seperti ini. Biasanya aku hanya minum kopi di Cafe atau nongkrong di tempat yang tidak terlalu ramai.

Oh pantas Rizal meminta Ferry menyiapkan VVIP Room malam ini, karena dia takut kamu tidak akan nyaman.

Rizal?

Iya, kami biasanya hanya main di luar tapi kali ini Rizal ingin di VVIP Room.

Padahal di luar pun, aku tidak masalah ujar Elin. Karena akan lebih mudah untuk mencari Aga.

Aga melihat Anas dan Elin berjalan dari arah belakang.

Elin gumamnya, dia melepaskan gitarnya.

Ga, mau kemana?

Toilet jawab Aga.

Belum sempat dia menghampiri Elin, dilihatnya Rizal menghampiri Elin dan membawa Elin masuk ke ruangan VVIP.

Rizal gumam Aga, dilihatnya Rizal berjalan di depan Elin sambil memegang tangan Elin. Dia sangat melindungi Elin agar tidak bersenggolan dengan orang-orang yang sedang bermain.

Langkah Aga tiba-tiba berhenti dan berbelok kembali naik ke atas panggung.

Nga jadi ke toilet?

Udah masuk lagi, nga perlu di buang.

Ih, menjijik kan teriak drummernya.

Elin yang berada di ruang VVIP masih asyik mengobrol bareng Anas. Rizal kembali menemani Bang Johan main. Musik di luar mulai bermain. Elin tidak tau bahwa Aga yang sedang memainkan melodi di luar.

Beberapa pacar teman Rizal mulai berdatangan membawa surprise kue Ultah untuk Ferry, Rizal mengajak Elin dan lainnya keluar. Dia sengaja mendorong Elin keluar dan menempatkan Elin membelakangi panggung. Band ikut memainkan lagu selamat ulang tahun untuk Ferry. Semua orang di ruangan bersorak, walau mereka sebagian besar tidak kenal dengan Ferry.

Rizal yang berdiri di belakang Elin, sengaja menghalangi padangan Elin untuk melihat ke atas panggung. Ferry berdiri di samping Elin, agar fokus semua orang bisa ke arah Elin dan Rizal. Ucapan terima kasih karena semua teman dekatnya bisa hadir di situ serta kebahagiaan bisa di hadiri oleh tamu istimewa wanita luar biasa yang dari dulu mereka tunggu bisa bergabung bersama mereka.

Elin hanya bisa terdiam bingung ketika Ferry menyebut nama dirinya. Sebegitu istimewa kah dia, entah apa yang di ceritakan Rizal hingga teman-temannya sangat senang bisa mengenalnya. Jika hanya masalah coklat, dia memang sering membawa coklat ketempat acara untuk meredakan bete nya. Kalau-kalau acaranya membosankan.

Lin, Rizal berbisik menyadarkan lamunan Elin. Ferry menyebut namamu dan memberimu Mic.

Oh, Elin tanpa sadar menerima Mic dari Ferry.

Aku bingung mau mengatakan apa, aku juga bingung kenapa diriku yang tidak ada apa2nya ini menjadi tamu istimewa hari ini. Yang pasti aku sangat senang bisa mengenal semua teman-teman yang ada di sini hari ini. Terima kasih karena kalian bisa menerima keberadaanku hari ini.

Semua bersorak-sorak sambil memberikan applause untuk Elin.

Elin menoleh ke arah Rizal tanda masih bingung.

Rizal menepuk kepala Elin menandakan bahwa Elin luar biasa hari ini. Sambil memberikan 2 jempolnya ke arah Elin dan segera membalik badan Elin agar tidak melihat Aga yang terus memperhatikan mereka.

Setelah memainkan 2 lagu, Aga meminta break dan meminta Fandi menggantikannya.

Ada apa Ga tanya Arles?

Aga menuangkan bir ke gelasnya

Kamu sudah lama tidak minum Ga, bukankah kamu sudah janji dengan Elin.

Aga meletakkan bir yang di pegangnya.

Kamu punya masalah dengannya?

Aku sudah 1 minggu tidak berhubungan dengannya.

Apa masalahnya?

Jihan menghubungiku 1 minggu yang lalu.

Jihan mantanmu dulu?

Hmmm... Dia minta maaf karena tidak sengaja memberikan informasi tentang diriku kepada mantan pacar adiknya.

Terus, masalahnya apa.

Ya, aku hanya merasa. Elin terlalu baik untukku Les. Dia sangat menjaga dirinya, wajar jika banyak mantannya yang tidak mau berpisah darinya.

Terus kamu memilih menjadi mantan yang mengejarnya dari pada menjadi orang yang menjaganya. Sudah jelas jika mereka mantan yang artinya mereka pasti bukan orang yang baik untuk Elin.

Aku pun bukan lelaki baik-baik Les.

Tapi setidaknya, semenjak bersama Elin kamu terus berusaha menjadi orang baik Ga.

Pantas saja minggu lalu kamu tiba-tiba menerima tawaran anak sebelah untuk ikut lomba. Apakah Elin sudah tau tentang masa lalu mu?

Aga hanya memutar gelas di tangannya. Sepertinya sudah.

Maksudmu.

Tolehlah kebelakangmu.

Arles menoleh ke belakang, dan Ferry melambaikan tangan padanya. .

Ferry ujarnya. Arles melambaikan tangan pada Ferry.

Kamu kenal yang ultah hari ini?

Dia teman Om ku, mereka satu angkatan dulunya.

Apa hubungannya dengan Ferry?

Coba kamu hampiri dia, basa basi sajalah mengucapkan ultah. Dan lihat ke dalam ruangan VVIP nya.

Arles berjalan menghampiri Ferry, setelah mengobrol menyampaikan ucapan ultah. Dia melihat Rizal keluar dari ruangan itu dan ada Elin di sana ditemani oleh seorang pria.

Itu Elin kan bang tanya Arles.

Iya, kamu kenal Elin?

kenapa dia bisa di sini?

Dia datang bersama Rizal, kebetulan Elin dan Rizal dulu pernah punya hubungan yang serius. Sempat berpisah sih tapi sekarang mereka ke sini bersama. Elin wanita yang baik wajar saja jika Rizal menggila ketika Elin memilih pisah darinya.

Rizal berpura-pura tidak melihat Arles. Dia masuk dan berjongkok di depan Elin memberikan segelas air.

Gabung aja di sini ujar Ferry.

Aku kebetulan bareng teman-teman bang, lain kali ya ucap Arles.

Oke... Oke... Have Fun Ya Les... Salam buat Om mu...

Siap... Siap... Lanjut Arles.

Aga meminum Lemon Tea di depannya. Sesekali dia menghisap rokoknya.

Ada Elin di sana.

Ya, aku sudah melihatnya. Karena itu permainanmu tadi tidak total.

Aga mematikan rokoknya, aku mau menemui Elin.

Arles menahan tangan Aga.

Jangan buat keributan di sini Ga, aku lihat ada bang Johan di dalam. Berarti acara itu juga acara bang Johan. Kamu yang memilih memutuskan kontak dari Elin jangan salahkan dia yang tidak memberi tahu mu.

Aga mengaktifkan hp nya. Banyak pesan yang diterimanya termasuk pesan Elin bahwa dia akan pergi ke Ultah.

Elin mengabariku ucap Aga lirih.

Jangan salahkan dia, dia sudah mengatakannya padamu hanya saja kamu yang memutus komunikasi dengannya.

1 minggu bukan waktu yang sebentar untuk memberi ruang orang lain mengisi posisimu. Pernahkah kamu terpikir jika ini adalah rencana yang sudah di buat Rizal.

Kenapa Jihan tiba2 menghubungimu?

Kenapa tiba2 kalian bisa bertemu di sini?

Kalau saja kamu tidak langsung menghindari Elin, mungkin hari ini kamu dan Elin sedang duduk bersama sambil bercanda menceritakan kegiatan kalian. Tapi karena kamu menghindarinya kamu memberi ruang untuk orang lain.

Rizal sudah tidak memiliki kesempatan dengan prinsip Elin tapi orang yang bisa mengenalnya sekarang pasti merasa bersyukur bisa mengenalnya.

Aku akan mengajaknya pulang.

Jangan buat masalah Ga, kamu sendiri yang membuat jarak di antara kalian. Jadi lebih baik kamu terima saja nasibmu sekarang, cari waktu lain untuk menyelesaikannya.

Rizal dan Elin keluar dari ruangan. Mereka berpamitan karena Rizal ingin mengajak Elin makan di luar dulu. Anas sama sekali tidak meninggalkan Elin selama di sana membuat Rizal sedikit gerah melihatnya. Dia terus-terusan menjadikan Rizal umpan untuk bermain dengan Bang Johan.

Aga yang tidak mengira Elin akan pulang secepat itu, pasrah melihat Elin dan Rizal keluar dari Lotusa. Dia sedang mengiringi musik di atas panggung. Tidak mungkin dia meninggalkan sekarang, bisa-bisa mereka kena Finalty nanti.

Arles mengejar Elin begitu melihat tatapan Aga dari atas panggung.

Lin, panggilnya sambil berlari menyusul langkah Elin dan Rizal.

Elin berbalik dan melihat Arles yang mengejarnya.

Kak Arles, ada apa?

Kamu mau pulang?

Ya, ucap Elin.

Kakak...

Aku dan teman-teman di sini. Tu Aga lagi ngiringin band.

Elin melihat ke atas panggung, matanya dan Aga bertatapan.

Aku duluan ya kak, sudah janji sama Mama nga pulang malem.

Rizal yang berjalan duluan kehilangan Elin dibelakangnya.

Rizal bergegas berlari ke arah Elin dan Arles. Shit, aku kecolongan padahal sengaja keluar pas Aga main di panggung. Malah temennya yang nyamperin.

Lin, panggil Rizal sambil ngos2an.

Aku mencarimu kemana-mana, ayo.

Rizal menarik tangan Elin.

Sebentar kak, ucap Elin. Kenalin dulu ini teman Kak Aga.

Oh, salam kenal. Rizal mengulurkan tangannya dan melepaskan tangannya dari Elin.

Kak Aga juga ada di sini!!

Aga, Rizal berpura-pura kaget. Dimana?

Elin melihat ke atas panggung.

Apakah tidak apa2 Lin?

Apa kita tunggu Aga saja, nanti Aga salah sangka ucap Rizal seperti menyesal.

Tidak usah, kita langsung pulang saja ujar Elin.

Maaf ya Les, titip salam buat Aga. Aku dan Elin hanya menghadiri pesta Ultah temanku. Tolong jangan salah sangka.

Arles hanya tersenyum ke arah Rizal.

Kami pamit dulu ya kak, titip salam buat Kak Aga.

Kamu bisa pegang lengan bajuku, aku takut kamu terpisah lagi.

Elin memegang baju Rizal dan berlalu keluar dari Lotusa.